10. Pilihan Yang Sulit

199 12 0
                                    

Greta terpaku, tidak tahu harus berbuat apa. Wajahnya pucat seakan darahnya mengalir keluar dari tubuhnya. Kael dan Duke Orion juga tampak terkejut, tetapi Draven tetap tenang, seolah semua sudah direncanakan dengan matang.

“Draven, apa yang kau lakukan?” tanya Kael, suaranya dingin.

Draven menatap adiknya dengan senyum tipis. “Aku hanya menyelamatkan seorang wanita yang tidak ingin terjebak dalam pertunangan yang tidak dia kehendaki.” Matanya lalu beralih pada Greta yang tampak pucat. “Bukankah begitu, Lady Greta?”

Greta hanya bisa menatap Draven, tidak tahu bagaimana harus merespons. Di satu sisi, dia memang ingin lari dari pertunangan ini, tetapi di sisi lain, menjadi Duchess of Morven? Itu bukan sesuatu yang pernah dia bayangkan, apalagi jika harus berurusan dengan pria seperti Draven yang terkenal kejam dan licik.

Kael mengepalkan tangannya, napasnya memburu. “Dia bukan milikmu, Draven. Dia sudah setuju untuk bertunangan denganku.”

Draven tertawa pelan, sebuah tawa dingin yang membuat orang-orang di sekitar merasa tidak nyaman. “Benarkah? Jika dia ingin bertunangan denganmu lantas kenapa dia diam saja dalam pelukanku.”

"Hah? Sial! Kenapa dia memanfaatkan diriku seperti ini! Aku jadi seperti gadis murahan!" batin Greta. Segera gadis itu tersadar dan menjauhkan diri dari Draven.

"Enak saja, aku hanya kaget barusan maka dari itu aku diam di tempat, bukan karena aku nyaman dalam pelukanmu!" bantah Greta, kesal.

Kael tersenyum, menatap Greta lembut. "Lihat semua, Lady Greta itu hanya mencintaiku, kami saling mencintai. Benar bukan Lady?"

Greta bergidik ngeri, dia begitu pandai memainkan perannya sebagai seorang anak duke. Padahal Greta tahu yang diinginkan Kael itu hanya wilayah Ravenswood, dia tidak akan tertipu. Hahaha, tidak sia-sia Grasia membaca bukunya sampai habis, dia jadi tahu alasan Duke Orion bersahabat dengan Alexander.

Persahabatan itu hanya topeng belaka untuk Duke Orion, dia melakukan semua ini hanya untuk kekuatan dan kekuasaan. Dalam novel, Greta di asingkan dan setelah di asingkan Alexander mengangkat Steffi menjadi putrinya dan menikahkannya dengan Kael. Sungguh miris, bisa-bisanya Alexander mengganti putrinya.

Greta menghela napasnya. Mungkinkah jika dia menolak bertunangan dengan Kael, wilayah Ravenswood akan aman? Atau malah akan menjadi musuh Orion dan membuat wilayahnya menjadi tidak tentram?

Ayoklah, Greta hanya ingin hidup damai di sini, sudah cukup di dunia lamanya dia menderita, tidak bisakah dia bahagia?

"Greta, kau mencintai Lord Kael?"

Pertanyaan Draven membuatnya tersadar. "H-hah? Tidak, aku tidak mencintainya," jawab Greta refleks.

Gadis itu segera menutup mulutnya, baru sadar dengan apa yang dikatakannya.

"Dengar? Apa kau mendengarnya? Greta tidak mencintaimu sama sekali lalu untuk apa pertunangan ini terjadi?" Draven berujar bangga seakan dia telah memenangkan peperangan.

"T-tidak! Bukan seperti itu," sergah Greta.

Jelas, sekarang mereka memusatkan pandangan padanya. Ah, sekarang apa yang harus Greta lakukan? Tidak mungkin dia berkata bahwa dia mencintai Kael, itu terlalu menjijikkan.

"Lalu, siapa yang akan kau pilih Lady?" Pertanyaan yang keluar dari bibir Kael terdengar seperti sebuah ancaman. Jelas, terlihat sorot matanya tajam ketika menatapnya.

Greta meneguk ludahnya kasar. Tentu saja, antara Draven dan Kael dua-duanya sama sekali tidak ada untungnya, itu malah akan membuat hidupnya menderita. Seandainya dia menemukan laki-laki yang ada di taman waktu itu, sudah pasti Greta akan memilihnya, demi menjaga wilayahnya.

"Aku sudah putuskan!" ujar Greta membuat semua orang kembali fokus pada mereka. "Aku akan menjadi duchess di wilayah Morven!"

Semua orang terkejut, termasuk Greta sendiri. Benar! Greta tidak berkata apapun, kalian tahu sendiri dia sedang berkecamuk dengan pikirannya, lalu siapa yang berkata seperti itu? Apa itu Greta yang asli?

Draven terlihat tersenyum penuh kemenangan. Greta jadi ingin meninju wajahnya itu, tapi sayangnya ketampanan Draven tidak bisa dia abaikan. Seandainya dalam buku Draven tidak membunuh Greta, pastinya dia akan senang hati menjadi pasangan hidupnya, Draven itu tampan seperti Dewa Yunani.

"Kalian dengar?" tanya Draven dengan bangga. "Jadi, mulai sekarang Lady Greta adalah tunanganku, dan kami akan segera melangsungkan pernikahan," sambungnya.

Draven tersenyum menang, dia mendekatkan wajahnya pada Kael. "Tentu saja, adikku yang kusayang akan ku undang dengan secara istimewa," bisiknya tepat di telinga Kael.

Kael merasa direndahkan, dia mengepal tangannya kuat. Lagi dan lagi Draven ada satu langkah di depannya, dia muak dan ingin sekali menghancurkan kakak laki-lakinya itu. Menyebalkan!

"Ada apa ini? Bagaimana bisa putriku di paksa menikahi orang yang tidak dia cintai!" Alexander akhirnya bersuara setelah lama terdiam menyimak pertengkaran mereka.

"Ah, Ayah mertua." Draven meletakkan tangannya di dada kemudian membungkuk hormat pada penguasa Ravenswood. "Maaf jika aku lancang, tapi aku tidak bisa membiarkan adikku menikahi gadis yang tidak mencintainya dan tidak dia cintai," ujar Draven.

"Tidak mungkin, Lord Kael begitu mencintai putriku, dia bahkan selalu memperhatikan Greta sejak kecil," balas Alexander tak terima.

Greta melirik Kael, laki-laki itu mengamati Greta dari kecil? Wah, ternyata Kael memang sudah mengetahui bahwa Greta itu adalah barang berharga yang harus di jaga, ya. Kekuatan Ravenswood tidak boleh ada di tangan musuh, begitu kan?

"Ayah, maaf jika aku lancang." Greta angkat suara, kali ini benar-benar Greta as Grasia yang berkata. Setelah dipikir-pikir, Draven juga tidak terlalu buruk daripada menikah dengan Kael yang jelas cintanya untuk seorang pelayan.

"Aku sudah memutuskan untuk menjadi seorang duchess bersama Tuan Draven," kata Greta dengan penuh kesungguhan di matanya. "Mungkin ini terlalu mendadak, tapi aku rasa ini pilihan terbaik," sambungnya.

Alexander menatapnya kecewa. "Kau bukan hanya mempermalukan dirimu sendiri Greta, tapi kau juga mempermalukanku!"

Tampak jelas raut wajahnya berurat dan merah, dia menahan amarahnya agar tidak menampar putrinya sendiri. Eliza hanya bisa diam sambil mengelus bahu suaminya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, baginya kebahagiaan Greta nomor satu, dia tahu bagaimana perasaan cinta putrinya untuk Kael, namun laki-laki itu telah menumbuhkan kekecewaan terhadap Greta. Menikah dengan Draven juga bukan hal buruk baginya, mereka sama saja dan masih memiliki hubungan darah.

"Aku akan mengangkat Steffi sebagai putriku mulai detik ini!"

Greta dan semua orang di sana terkejut dengan penuturan Alexander. Sedangkan Steffi yang berada di sudut ruangan kini menjadi pusat perhatian, bahkan dia sampai tersedak ludahnya sendiri.

"Aku, Marquess Ravenswood menyatakan bahwa sekarang adalah ayah dari Steffi Quilyta of Ravenswood, dan aku akan menikahkan putriku dengan Lord Kael of Orion hari ini juga!"

'Pria tua itu benar-benar di luar kendali. Lihat, kini cerita mulai berjalan sesuai alurnya.'

Choose Your Own Storyline [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang