Bab 13

24.1K 370 41
                                    

Beberapa hari kemudian.

Setelah jam kuliah selesai, siang itu Sarah dan Elin pergi ke kantin. Sarah cuma dekat sama Elin dan Ryeo sejak menjadi maba. Kalo dari usia sebenarnya Elin tiga tahun lebih tua dari Sarah dan Ryeo karena setelah lulus SMA Elin langsung masuk kerja dan karena beberapa alasan dia mendaftar kuliah resign dari tempat kerjanya.

Elin bilang kalo dia kerja tidak ada yang menghabiskan uang ayahnya. Walaupun cuma ayah tiri tapi royal dan baik pada Elin. Elin sudah piatu, ibunya meninggal lima tahun yang lalu karena kecelakaan dalam pelarian bersama selingkuhan nya.

"Sar, lo gak mau kenalan sama anak di kampus gitu?" Tanya Elin random.

"Kan udah kenal semua anak di kelas." Alisnya tertaut.

"Cuma temen kelas! Di kampus kita masih banyak cogan cogan Sar!"

"Nggak ah. Aku gak PD, aku kam cuma cewek kampung."

"Lo itu cuma di kalah outfit doang. Walaupun cocok cocok aja sih di badan lu yang bagus, tapi terlalu sederhana dan murah."

Elin mengakui kalau teman nya itu memang cantik apa adanya. Di zaman sekarang dia jarang menemui perempuan seusianya tidak bermake up.

Tapi Sarah tampil apa adanya, Sarah memiliki warna kulit kuning langsat dan bersih, wajahnya tidak ada jerawat atau pun flek hitam. Sarah cuma pendek tapi kalo diperhatikan lagi Sarah ini termasuk seksi karena gak kurus kurus banget.

"Btw, BB TB lo berapa?"

"Eeemm berapa ya? Terakhir cek, TB aku 153 BB 50."

"TB lo gak bakal naik naik, tapi BB segitu udah pas."

"Waktu di sekolah aku dikatain pendek." Sarah mengadu.

"Pendek tapi menarik? Oke oke aja lah."

"Menarik Darimana nya? Kamu tuh yang menarik. Udah tinggi, cantik badan nya bagus lagi."

Elin mengerling centil. "Ya memang penting investasi di badan. Tapi beneran deh badan lo juga bagus! Kayak yang tadi gue bilang outfit lu yang terlalu sederhana dan gak trend terkini tapi tetep oke lo pake."

"Itu si kembar juga lumayan gede, lo punya aset yang bagus btw." Elin menaik turunkan alis.

Sarah mencebik. Menutupi dadanya dengan tangan. "Jangan liat liat! Kamu udah punya tuh."

"Of course! Punya gue lebih montok." Elin dengan canda menggesekkan dadanya ke bahu Sarah.

"Iiih Elin!"

"Hahaha..."

"Sarah! Kenalan sama anak teknik aja mau gak? Kan ada tuh yang berangkat ke kampus dijemput anak teknik."

"Nggak mau. Aku gak mau pacaran dulu."

"Elaaaah! Emangnya kenapa?!" Elin mengernyit heran.

"Gak boleh sama Om Vano. Selesaikan kuliah ku dulu."

"Kamu juga gak keliatan punya pacar, jomblo kan? Kenapa gak kamu aja yang kenalan sama anak kampus?"

Elin menyengir. "Gue juga dilarang keras sama bokap gue."

"Sama kan? Aku harus nurut Lin sama om tante ku. Di Jakarta kehidupan ku dibiayai mereka. Gak pantes kalo aku banyak gaya dan gak nurut."

"Om sama tante lo baik banget ya. Udah kayak orang tua elu sendiri."

Sarah mengangguk dan tersenyum cerah. "Baiiiik banget! Dari awal kami gak saling kenal, aku aja agak agak lupa sama wajah Tante ku. Gak tau kalo dia udah nikah dan belum pernah ketemu suami nya."

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang