Bab 14

24K 328 18
                                    

Sarah terlihat damai tidurnya. Tidak terusik sama sekali walau badannya sudah dipindahkan oleh Vano ke tempat yang nyaman dan itu dijadikan kesempatan untuk Vano berlaku mesum padanya.

Vano menarik tangan nya dari baju Sarah, sudah cukup tangan nya di manjakan oleh squisy lembut itu. Vano mengecup kening Sarah, matanya terlihat sayu berhasrat.

Seperti nya dia jelas tertarik pada Sarah dan ingin memiliki gadis itu, dia ingin memakainya, mereguk kenikmatan di atas ranjang bersama gadis mungil ini.

"Kamu harus sama saya."

"Kamu harus jadi milik saya."

"Saya tersiksa tidak bisa menyentuh kamu selain ketika kamu tertidur pulas Sarah."

"Setiap saat saya memikirkan kamu untuk mendapatkan klimaks yang saya mau."

"Karena kamu, Rania tak lagi saya lihat seperti Rania. Dia terlihat seperti kamu tiap kali saya menyetubuhinya."

"Setiap saat saya inginnya bertemu kamu. Ingin lihat kamu dan memperhatikan betapa seksi dan cantiknya kamu Sarah."

"Saya suka ketika melihat kamu di dapur, memasak untuk saya. Terima kasih sudah hadir di rumah ini."

Vano berbicara dalam suara kecil dan membelai rambut Sarah. Tatapan nya begitu serius tapi ada kehangatan di bola matanya.

Ponsel Sarah berdenting tanda pesan masuk. Vano mengambilnya, dia keheranan melihat ponsel keluaran lama masih ada di muka bumi ini.

"Hp Sarah? Jadul banget."

Hp android entah seri apa tapi hp itu sudah lama tidak diproduksikan lagi terganti dengan seri yang baru.

Hp milik Sarah sudah retak layarnya bahkan bagian sisian nya terlepas sedikit.

"Sesulit apa kehidupan kamu di kampung Sarah?" Vano iba.

Begitu jauh berbeda kehidupan Rania dan ponakan nya ini.

Sekali lagi dia kecup kening Sarah sebelum keluar dari kamar itu dan menutup pintunya.

Vano masuk ke dalam kamar. Masuk ke dalam selimut Rania. Dia memeluknya dari belakang seraya menjamah dada kecil Rania. Mengecup leher sang istri sambil membayangkan jika itu adalah Sarah.

"Sarah..."

Tangan Vano sedikit menekan payudara Rania dalam remasan nya membuat wanita yang tertidur itu jadi terganggu.

"M Mas, ck. Aku ngantuk Ish!" Rania menggeser tubuhnya agar terlepas dari jamahan Vano.

"Sebentar aja Rania.." Vano lebih intens menciumi leher dan bahu Rania. Ia mendorong bahu Rania agar terlentang dan naik mengurungnya di atas.

"Besok kerja Mas... nanti kita kesiangan.. ssshh.."

Vano tetaplah Vano. "Saya cuma minta hak saya! Ingat perjanjian kita Rania."

Rania mendengus. Dia kalah.

Wanita itu membiarkan Vano berlaku semaunya, menciumnya begitu beringas tapi memabukkan sekeras apa pun Rania menolak nyatanya tidak sanggup. Ia memeluk leher Vano membalas ciuman pria itu.

Melenguh dan mengerang keduanya, Vano menjelajahi lehernya dengan kecupan kecupan basah dan diakhiri hisapan kuat.

"Aaanghhh.... Mashhh..."

Cup.

Cup.

Cup.

Area dada wanita itu tak ketinggalan dari serangan bibirnya.  Merobek kasar gaun tidur Rania hingga kain itu terkoyak dan tidak bisa dipakai lagi. Rania protes tapi dia tidak peduli.

Affair with My Uncle [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang