ARANA 11

15 4 13
                                    

Aku kehilangan kata, mengusap kasar wajahku, jantungku berdetak 2 kali lebih cepat, aku beranjak dari meja, dan mendatangi meja Senna, aku membawa Senna ke ujung koridor, menghempaskan tangannya hingga punggungnya menabrak tembok, "bilang kalau semua ini bohong Senna" ucapku sambil menunjukan testpack padanya. "Aku tidak bohong Baekhyun, kau ingat malam itu kita tidak menggunakan pengaman, apa kau begitu menikmatinya hingga mengeluarkannya di dalam?". Sungguh kalau dia bukan perempuan, aku tidak akan segan memberinya tinjuan."jaga mulutmu Jung Senna, Kau sengaja menjebakku".

"sayang, aku tidak menjebakmu, kau bisa saja meninggalkanku waktu itu, tapi kau memilih untuk melakukannya", ucap Senna sambil mengusap sebelah pipiku, lagi, aku menghempaskan dengan kuat, "tapi belum tentu itu anakku Jung Senna"
"sayangnya aku tidak tidur dengan lelaki lain sebelum tidur denganmu Byun Baekhyun".
Aku terdiam, tidak tau harus berkata apalagi. "Bertindaklah seperti lelaki Baekhyun, berani berbuat harus berani bertanggung jawab" lalu Senna pergi. Aku menjambak rambutku dengan kuat, tiba tiba teringat Arana, "Aku harus gimana raa, maafin aku".

waktu pulang kerja pun tiba, aku bergegas membereskan pekerjaanku, tanpa ku sadari Senna mendekat ke arahku. "Aku ingin tinggal di apartemenmu, Baekhyun". "kau gila" sungguh aku berusaha untuk meneriaki wanita gila ini.

"Tidak, aku hanya tidak ingin melewati morning sicknessku sendirian, sebagain ayahnya tentu kau juga harus bertanggung jawab".
Aku menghembuskan nafas kasar, "beri aku waktu, kau tau aku memiliki kekasih, aku harus menjelaskan kepadanya dan juga pada orang tuaku, Jung Senna, aku mohon".
"Baiklah aku beri waktu 2 minggu, setelah itu kau harus menikahiku, atau aku sendiri yang akan memberi tau kekasihmu tentang kehamilanku".

Sampai di apartemen, aku langsung membersihkan diri, setelah itu melakukan panggilan video dengan Arana. "Sayaang" ucapku setelah wajahnya muncul dalam layar, "Baekhyun, kau sudah pulang?".

"aku merindukanmu jadi aku bergegas untuk pulang". ku lihat wajahnya yang merona, aku sangat suka dimana wajahnya yang merona saat aku menggodanya.
"apa itu kode agar aku kesana, baiklah aku akan ke jepang secepatnya"
"tidak" potongku,
"wae?, apa aku tidak boleh menemuimu" arana memasang wajah cemberutnya.
"bukan gitu Raa, kalau ada yang harus menemui salah satu dari kita, itu harus aku, harus aku yang menjemputmu, aku harus mengutamakan keselamatanmu sayang" ucapku meyakinkan.
"Baiklah, kalau begitu jemputlah aku, aku ingin bertemu Baekhyuun, aku rinduuu"
"aigoo, baiklah, secepatnya aku akan mengajakmu ke jepang, sekarang tidurlah, hmm"
"arasseo, selamat malam Baek, saranghae". "nado saranghae Arana".

Aku menghembuskan nafas kasar, memaksa untuk tertidur, hari ini terasa melelahkan, aku berniat untuk menelfon orang rumah tapi sudah terlalu malam, orang tuaku pasti sudah tidur, ku putuskan untuk esok saja meelfonnya.

Arana POV

sudah seminggu sejak Baekhyun mengatakan merindukanku, tapi justru seminggu ini dia menghilang tanpa kabar, sudah ku putuskan aku akan berangkat ke jepang besok, aku akan memberikan surprise untuk baekhyun, 'huhh, sungguh lelaki itu, apa yang dia lakukan sampai tidak menghubungiku, awas saja nanti kalau bertemu, akan ku beri dia pelajaran' gerutuku.

skip

Dan disinilah aku sekarang, di bandara jepang, aku memesan taksi untuk menuju apartemen bakehyun, butuh waktu satu jam untuk sampai di apartemennya. bagaimana aku tau alamat apartemen Baekhyun? tentu saja aku tau, dia pernah memberitahu alamat, bahkan password apartemennya.

Setelah menaiki lift dan tiba di depan pintu kamar baekhyun, aku mengetok pintu, namun tak ada jawaban, ini sudah pukul 9 malam, pasti dia ada di dalam bukan?, 'apa aku langsung masuk saja ya', 'ah tidak apa, mungkin dia sedang tidur', lalu ku tekan password apartemennya. ketika berada di dalam ku lihat ruang tamunya sepi, "Baekhyun, kamu dimana, aku datang Baek," sepi, masih tidak ada sahutan dari si pemilik apartemen, aku mendekat pada satu pintu yang ku yakini kamarnya, ketika ku buka ku lihat Baekhyun tertidur membelakangi pintu, punggung polosnya terlihat, aku tersenyum namun ketika aku melangkah mendekat betapa terkejutnya aku disampingnya ada wanita yang tubuhnya tertutup selimut menunjukkan bahu telanjangnya, dan sedang memeluk Baekhyun. aku baru sadar, ku lihat sekeliling kamar ini, pakaian mereka berdua berserakan di lantai, 'apa yan terjadi Tuhan'. tanyaku dalam hati.

Baekhyun bergerak dalam tidurnya, kini posisi terlentang, entah kenapa aku tidak bisa melakukan sesuatu atau berbicara sedikitpun, tubuhku kaku, bibirku gemetar, mataku sudah berkabut. Perlahan Baekhyun membuka matanya, memandang langit apartemennya, lalu kemudian beralih ke arah pintu, dimana aku sedang berdiri. Seketika Baekhyun mendudukan dirinya. "Raa", aku melihat tatapan matanya yang terkejut, lalu tanpa kata lagi aku keluar dari kamarnya, aku bisa mendengar Baekhyun memanggil dan hendak mengejarku, sampai di depan pintu utama, dia berhasil meraih tanganku.

PLAKK

aku menamparnya sekuat tenaga, hingga pipinya memerah, dan ku rasakan tanganku sangat perih.

"dengerin aku dulu ya raa, aku bisa jelasin semuanya" ucap Baekhyun sembari mencoba menggenggam tanganku.

"jadi ini alasan kamu menghilang seminggu ini, hmm, terakhir kamu bilang kamu kangen ,tapi disini kamu tidur sama perempuan lain?, brengsek", "Lepas" aku berusaha melepaskan genggaman tangannya.

"Raa, aku minta maaf, aku minta maaf" ku lihat dia akan menangis.

"kalau udah ga cinta, udah ga ada perasaan sama aku, kamu putusin dulu aku Baek, jangan kayak gini" kataku dengan suara yang parau

"Aku cinta kamu Raa, aku cinta banget sama kamu, kamu tau itu, aku sayang banget sama kamu, aku ga mau kehilangan kamu Raa" kedua mata Baekhyun memerah, ya Baekhyun menangis.

"Baekhyun.."

wanita itu, wanita yang tidur bersama Baekhyun keluar dengan menggunakan gaun malam yang terbuka.

"apa dia kekasihmu?" tanya wanita itu. "Diamlah Senna" Baekhyun membentak wanita itu.

wanita itu berdecih "maaf jika aku mengganggu, tapi aku ada satu info penting nona, saat ini aku sedang mengandung anak dari kekasihmu itu", kemudian wanita itu masuk kembali ke kamar Baekhyun.

"ha-hamil", aku menatap Baekhyun, ku lihat Baekhyun menggeleng, "maafkan aku" ucapnya hampir tak terdengar.

"kau benar benar brengsek Baekhyun"

"biar aku jelaskan dulu Raa"

"tutup mulut Baekhyun, aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun, mulai hari ini hubungan kita selesai, dan jangan pernah bertemu di kebetulan manapun"

aku pergi, menutup pintu dengan keras, aku dengar Baekhyun berteriak sangat kencang, sungguh aku tidak peduli, aku terlanjur kecewa dengannya. Laki-laki yang ku yakini akan membuatku bahagia seumur hidup, justru memberi luka yang akan ku ingat seumur hidup







Update tiap hari ga tuh, huhuhu..
mumpung dapet feel nya, jadi ngetik terus..

Semoga sukaaa

jangan lupa vomentnyaa ♥️


ARANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang