ARANA 1

59 5 2
                                    

Seoul 2024

Jam 06:00 pagi, aku bangun dan memulai aktifitasnya, ia selalu menyempatkan diri untuk berolahraga sejenak, dan jogging adalah pilihanku sembari mendengarkan lagu fav dari idol grup favoritku.

Setelah selesai berkeliling, aku memutuskan untuk mandi dan membuat sarapan. Setelahnya aku langsung berangkat menuju halte tempat ia biasa menunggu bis, beruntung jarak dari rumah dan tempat kerja tidak terlalu jauh

Sesampainya di tempat kerja, aku disambut oleh temannya yang berkulit putih, tinggi dan tampan hehe, "selamat pagi Ra", ucap Sehun sembari tersenyum manis, "Selamat pagi Oh Sehun" dan membalas senyumannya

oh Matta, aku lupa memberi tau aku bekerja di kafe, kafe yang menjual berbagai jenis kopi dan minuman lainnya dan juga beberapa dessert.

"Raa" panggil Sehun sembari mempersiapkan peralatan,
"hmm" jawabku,
"nanti Chanyeol hyung akan datang untuk memeriksa laporan bulanan kafe", ah iya, Chanyeol adalah pemilik kafe ini
"arasseo sehun-aa"
"ah di akan bersama teman-temannya"
"hmm okee"
"neo gwaenchana?" Sehun bertanya padaku
"hmm gwaencana, wae?"
"tidak apa-apa, coba senyum dikit untukku" goda Sehun
"Yaa! ini masih pagi Oh Sehun, ucapku sambil memukul lengannya"
"ah, appo" katanya sambil tertawa

Aku tidak menggubrisnya lagi dan memilih membersihkan meja. setelah selesai aku membalik tulisan close menjadi open di pintu depan.

Tak lama pengunjung datang memenuhi kafe kami.

Jam 1 siang, di dominasi beberapa anak sekolah tingkat akhir, yang selalu akan mencari Sehun ketika berkunjung kesini

"Ara Eonni, strawbery smoothies 1,  ice americano 1, cheese cake 1, seperti biasa diantar oleh Sehun oppa ya Eonni" kata mereka berdua

"Arasseo yujin-a" ucapku sambil tersenyum ramah, yaa aku memang mengenal beberapa dari anak anak itu, karna memang mereka sering berkunjung kemari.

"Sehun-a, pelangganmu tetapmu datang dengan pesanan yang sama"
"nee" jawab oh Sehun
"jangan lupa antar dan berikan senyum termanismu oh Sehun" kataku sambil terkekeh
"hmm, aku tau, jangan cemburu ya Arana" hahaha ledek sehun
"Ish, mulutnyaa" gerutuku, dan makin membuat Sehun tertawa puas.

skip

malam menunjukkan pukul 7, Sehun bilang Chanyeol sedang perjalan kemari, aku mempersiapkan laporan, untuk ku berikan nanti pada Chanyeol oppa. ya, Chanyeol tidak mau dipanggil bos, katanya agar tidak canggung, dan juga aku teman adiknya, yaitu oh Sehun

10 menit kemudian, Chanyeol oppa datang
"Hai Raa" sapanya
"Oppa, kau sudah datang?"
Chanyeol oppa tersenyum dan memesan 7 ice americano, dan beberapa dessert

Tanpa ku tau sedari tadi ada seseorang yang terus menatapku.

Setelah pesanan siap, aku dan Sehun membawanya ke tempat mereka duduk, dan betapa terkejutnya aku, aku kembali bertemu seseorang yang tidak ingin ku temui lagi seumur hidupku, orang yang jadi penyebab mengalami trauma percaya dengan orang lain, orang yang membuatku tidak percaya akan suatu hubungan.

Tapi sekarang dia ada di hadapanku, menatap kedua mataku dengan dalam, sebisa mungkin aku menahan gemetar yang tiba tiba datang, aku berusaha untuk tidak membalas tatapannya.

Setelah semua pesanan sudah tertata di meja, aku sedikit menundukkan badan dan segera pergi.

Sehun yang melihat tingkah anehku, lalu menyusul ke belakang
"Raa, gwaenchana?"
aku berdehem untuk menetralkan suaraku
"gwaenchana sehun-a"
"Tapi kau mendadak pucat Raa, tanganmu juga dingin, kenapa Raa?"
aku sedikit terisak membuat Sehun panik dan membawaku kedalam pelukannya.
"ssssh, tenang Raa" kata Sehun.
Setelah beberapa saat aku bisa menguasai emosiku, aku melepas pelukan Sehun, Sehun menangkup kedua pipiku dan menghapus air mataku sambil berkata "Tenang ya Raa", aku menganggukkan kepala, Sehun tanya apa aku ingin pulang lebih dulu, aku menggelengkan kepala, aku memilih disini, dan melanjutkan pekerjaanku, toh sebentar lagi jam kerja kami selesai.

Tepat pukul 9, kami memulai membersihkan kafe, Chanyeol oppa dan teman-temannya juga sudah pulang, aku sedikit lega karna berarti dia juga sudah pergi

Setelah semua beres, Sehun memaksa untuk mengantarku pulang, karna kejadian tadi, dia tidak ingin aku kenapa kenapa di jalan, aku tidak bisa menolak karna dia mengancam akan tidak mau berteman denganku lagi (dasar oh Sehun, selalu begitu)

Tiba dirumah, Sehun dengan manis membantuku turun dari motor gedenya dan melepas helmku.

"Terima kasih sehun-a" ucapku
"Sama-sama Raa, kau tidak menawariku untuk mampir, atau mungkin menginap?" godanya
"Yaa, Oh Sehun" ku pukul lengannya sedikit keras, hingga ia sedikit meringis"

"aahh appo, hari ini 2 kali kau memukulku Arana"
"itu salahmu oh Sehun" kataku sembari melipat kedua tanganku
"Ya ya ya, sudah sana masuk, aku baru pergi jika kamu sudah masuk" kata Sehun
"ya, baiklah, sekali lagi terima kasih Sehun, hati-hati pulangnya"
"eung, baiklah Rana-yaa" katanya sembari mengacak rambutku,
aku pun tersenyum dan bergegas masuk ke rumah.

Setelah membersihkan diri, aku merebahkan tubuhku di kasur, mengingat lagi, kenapa dia bisa muncul lagi, kenapa dia ada di hadapanku lagi, padahal aku selalu meminta agar tidak bertemu di kebetulan manapun, tapi sepertinya Tuhan berkata lain.

Tidak ingin serangan panikku muncul lagi, aku berusaha mengatur nafas dan mencoba untuk tidur.

 

Hallo, aku penulis amatir baru, maaf kalau banyak typo, semoga suka yaaa

salam Arana 💕






ARANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang