ARANA 18

8 4 0
                                    

Masuk ke dalam restoran, Byun Eunhee meminta duduk disamping Arana, Arana tidak menolak, justru ia senang karna tidak duduk disamping Baekhyun ataupun Sehun, entahlah ia sedang malas dengan mereka berdua karna percakapan antara Sehun dan Baekhyun terdengar olehnya.

"Eunhee-yaa, boleh samchon duduk disamping imo?"

"aniya samchon, eunhee ingin duduk dengan imo, samchon kan laki-laki, jadi samchon duduk dengan appa, benar kan appa?"

Baekhyun terkekeh mendengar jawaban anaknya dan mengangguk, "sudahlah, tinggal duduk saja susah, dasar bocah".

"aku bukan bocah Hyung"

"kau memang masih bocah Sehun"

"tidak"

"iya"

Arana menghembuskan nafas kasar melihat pertengkaran mereka, "jika ingin bertengkar keluarlah, dasar, kalian sama sama bocah tau"

Baekhyun dan Sehun sontak menutup mulutnya rapat rapat, eunhee tertawa karna orang yang disayanginya itu mendadak diam seperti patung

tak lama makanan datang, mereka makan dengan tenang, tidak, maksudnya Sehun dan Baekhyun saja, sedangkan Arana dan Eunhee makan dengan ceria, Eunhee sedang disuapi oleh Arana, karna anak itu yang memintanya, melihat Arana menyuapi Eunhee, Baekhyun tersenyum, seperti inilah mimpinya dulu, tapi mimpinya hancur karna kebodohannya sendiri.

Setelah selesai makan, mereka memutuskan pulang, Baekhyun yang membawa mobil menawarkan untuk mengantar Arana pulang, tapi Arana menolaknya, ia berasalan untuk membakar kembali kalori setelah makan, dan Baekhyun tidak ingin memaksanya, ia ingin mendekati Arana secara perlahan, karna ia tidak ingin kehilangan Arana lagi.

Akhirnya Arana pulang bersama Sehun.

Sampai di depan apartemen, ponsel Sehun berbunyi, ada nama Chanyeol disana. Setelah mendapat telfon Sehun menggerutu karna Chanyeol menyuruhnya pulang, Sehun sudah berjanji menemani Chanyeol bermain golf.

"Pulanglah, besok kan kita masih bertemu di cafe"

Sehun mempoutkan bibirnya, lalu mengangguk, "hubungi aku kalau butuh sesuatu, hm"

Arana mengangguk, setelah melihat Sehun pergi, Arana masuk kedalam apartemennya, ia bergegas mandi karna badanya terasa lengket, usai mandi, Arana duduk disofanya, hendak menyalakan tv, namun bel apartemennya berbunyi, ia segera bergegas membuka pintu, dibaliknya ada seorang laki laki dengan membawa sebuket bunga mawar putih

"Nona Arana?" tanya si kurir

"benar pak"

orang itu memberikan sebuket bunga yang iya bawa, beserta kartu terima untuk ditanda tangani oleh Arana.

"dari siapa ya pak"

"pengirimnya bilang untuk melihat langsung di kartu, non " ujar si kurir

"baik pak, terima kasih",

Arana menutup kembali pintu apartemennya, ia duduk sofa dan membuka kartu ucapan yang terselip dibelakang.

"Terima kasih sudah membuat Eunhee tertawa hari ini.  Baekhyun"

Arana mengambil ponselnya, ia ragu harus menghubunginya atau tidak, tapi ia juga harus tau kenapa Baekhyun melakukan ini padanya.

ia pun membuka chat ruang Baekhyun, tertulis jelas disana 'Anda memblokir kontak ini'

Dengan memberanikan diri, ia membuka blokirannya, dan menelfonnya

Baekhyun tidak berekspektasi tinggi ketika memberi bunga tapi seperti mendapat Jackpot, arana justru menelfonnya, tidak mau membuat Arana menunggu lama, Baekhyun segera menjawab telfonnya

"Ya Ra?"

"kenapa kau mengirim bunga ini?"

"aku hanya ingin berterima kasih, Ra. Eunhee senang sekali hari ini, tidak ada maksud apa-apa, sungguh, aku dan eunhee yang membelinya tadi, dia juga yang memilih bunganya"

"benarkah?" tanya Arana

"Sungguh Ra, kau bisa bertanya padanya jika tidak percaya, tapi dia sedang tidur, apa perlu aku bangunkan?"

"tidak perlu, aku percaya, aku menerima bunga ini bukan karna kau, tapi karna eunhee, sampaikan terima kasih jika ia bangun nanti"

Baekhyun tersenyum senang, Eunhee benar benar malaikatnya, ia akan membelikan apapun yang eunhee minta.

"Hm, akan ku sampaikan pada eunhee"

"Yasudah aku tutup telfonnya" Arana memutus telfonya setelah mendengar jawaban iya dari Baekhyun.

Arana memandangi bunga itu, sesekali mencium wanginya, ia bingung perasaan apa yang ada dihatinya sekarang, apa dia sudah benar benar memaafkan Baekhyun, ia hanya merasa heran karna setelah beberapa kali bertemu Baekhyun, perasan cemasnya berkurang, tidak seperti awal saat bertemu dengannya.

Ia mengambil kembali ponselnya, mencari nama junmyeon, dan menelfonnya, tak butuh waktu lama telfonnya pun diangkat

"oppa, apa hari ini kau sibuk?"
"anni, oppa di rumah, ada apa Rana-yaa?
"apa oppa ada praktek hari ini?"
"tidak, kau ingin bertemu?" tanya suho
"kemarilah, Irene juga libur hari ini"
"nee oppa, aku akan kesana"
"baiklah hati-hati"

panggilan berakhir, Arana bersiap pergi ke rumah junmyeon.

skip

Setelah kembali dari rumah junmyeon, Arana sedang termenung di kamarnya, mengingat kembali perkataan dokternya itu.

'itu bagus, kau mulai bisa berdamai dengan rasa sakit mu, pelan-pelan saja, kau pasti bisa Rana-yaa'

Benarkah ia sudah memaafkan masa lalunya, junmyeon bahkan tidak memberikan obat untuknya.

Arana menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan, semua ada pada dirinya sekarang, ia harus tetap berpikir positif, agar dia bisa benar benar sembuh.

jam menunjukan pukul 10 malam, Arana membaringkan tubuhnya ke ranjang, melihat 2 notif dari orang yang berbeda, namun dengan pesan yang sama, Sehun dan baekhyun

Selamat malam, Raa, mimpi indah.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

SELAMAT MEMBACAAA

JANGAN LUPA VOMENTNYAA

GUMAWOO ♥️♥️

















ARANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang