PT 6

1.8K 98 12
                                    

Hari ini adalah jadwal winwin untuk melakukan kemoterapi nya. Pagi-pagi sekali, yuta sudah bangun dan mempersiapkan semua kebutuhan istrinya,untuk satu Minggu kedepan.

" Bawa segini dulu aja ga papa kan ya, nanti kalau kurang bisa kita jemput pulang." Ucap yuta pada sang istri

" Iya kak, segitu dulu aja. Nanti kakak yang repot bawanya."

" Yaudah, sekarang kita sarapan Yuk. Nana pasti udah nungguin."

Yuta mendorong kursi roda winwin dan melangkah menuju meja makan. Begitu sampai di sana, dia langsung di sambut oleh jaemin.

" Hari ini jadwal bunda kemo,ya?"

" Iya, sayang."

" Nana pengen ikut, pengen nemenin bunda juga disitu."

" Kamu kan sekolah sayang, apalagi mau ujian kan. Ga boleh bolos loh." Ucap winwin

" Kamu kan bisa, mampir dulu habis pulang sekolah. Kalau nginap, biar ayah saja. Lagian kamu mau tidur dimana. Kalau weekend boleh deh, kamu nginap. Tapi cuma boleh satu malam." Omel yuta

" Iya ayah."

" Yaudah, sekarang kita sarapan ya. Nana kan mau berangkat sekolah, bunda sama ayah juga harus langsung ke rumah sakit."

" Baik, bunda."

Merekapun sarapan bersama dan setelah itu berpencar ke tujuan masing-masing.

Setibanya di rumah sakit, yuta dan winwin langsung memasuki kamar rawat yang sudah di sediakan, saat mereka mendaftar pada petugas pagi ini.

Yuta dengan telaten memindahkan winwin ke ranjang rumah sakit.

" Kamu harus semangat ya sayang." Ucap yuta sambil mengelus kepala winwin dan mengecup keningnya.

" Iya kak."

Tidak lama, dokter langsung datang membawa winwin untuk masuk ke ruangan perawatan. Sementara yuta hanya bisa menunggu di kamar rawat winwin.

Selama menunggu winwin, yuta banyak melamun. Dia memikirkan bagaimana kondisi istrinya, apakah bisa sembuh atau tidak dan bagaimana nasibnya bersama jaemin nanti jika winwin sudah tidak ada. Di satu sisi, jika memang pengobatan istrinya gagal, dia belum sempat membuat winwin bisa bertemu keluarganya lagi. Bagaimanapun, apa yang terjadi saat ini merupakan kesalahannya juga.

Lama termenung, yuta sampai ketiduran dan tidak sadar jika winwin sudah masuk ke kamar rawat inapnya. Salah satu perawat membangunkan tidur yuta.

" Maaf tuan, nyonya sudah selesai. Nanti jika terjadi sesuatu atau ada keluhan, tuan bisa panggil kami." Ucap perawat tersebut setelah menepuk pundak yuta.

" Oh, terima kasih suster."

" Sama-sama, tuan. Kalau begitu kami permisi."

Yuta bangkit dari posisinya dan menghampiri winwin yang sudah berbaring di ranjang rumah sakit.

" Mual ya?" Tanya yuta saat winwin membekap mulutnya, dan langsung di balas dengan anggukan kepala.

Yuta langsung mengambil kantong untuk menampung muntah dari mulut winwin. Ia setia mengusap tengkuk istrinya dengan sabar.

" Sabar ya sayang, keluarin aja sampai rasanya lebih enak. Kamu harus tahan sama efek samping dari pengobatannya."

" Ga kuat kak, badan aku juga nyeri." Lirih winwin

"Maaf ya, kakak harus maksa kamu ambil alternatif ini. Cuma ini yang bisa kita lakukan, sayang. Kakak mohon, kamu harus kuat demi kakak dan Nana ya."

Winwin tak sanggup lagi menjawab, dia hanya mampu meneteskan air matanya.

ProtectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang