Pt. 03 : Gue Haruto!

35 8 29
                                    

"Gue cuma bercanda," sahut Haruto singkat membuat Fheby hanya mengangguk saja meski sesekali masih tersenyum geli.

"Lagian juga mana ada sih sahabat yang nyobain bibir sahabatnya? Ada-ada aja lu!" tukas Fheby lalu menikmati es krimnya lagi tanpa menyadari kali ini senyum Haruto benar-benar hilang dalam sekejap.

"Iya ya? Gue cuma sahabat di mata elo," pikir Haruto sembari menelan salivanya kasar, ia menatap luaran kafe dari jendela didekat mereka. "Gimana kalau habis ini kita jalan-jalan?" Tanya Haruto spontan membuat Fheby menatapnya.

"Males gue To, pengen tiduran aja... ini kalau tadi lo ga ngajak ketemu gue juga ga bakalan keluar," tukas Fheby terliahat benar-benar tidak tertarik.

"Karena ketemu gue apa karena es krimnya?" tanya Haruto dengan nada meledek dan wajah yang terlihat menyebalkan sehingga Fheby menjatuhkan pukulan mautnya di pundak Haruto hingga pria itu meringis.

"Dua-dua nya lah! Lo pikir gua ga kangen?" sahut Fheby lalu menikmati suapan terakhir eskrim di tangannya tanpa menyadari senyum samar Haruto yang tampak salah tingkah, "Boleh nambah gak?" tanya Fheby tiba-tiba menatap Haruto penuh harap membuat Haruto hanya mampu terbahak sambil mengangguk mengiyakan, seketika itu Fheby megulurkan tangan ke arah sahabatnya dengan semangat hingga Haruto memberinya kartu keanggotaan kafe, lalu Fheby berlari ke arah waiters, sedangkan Haruto masih menatap punggung Fheby dengan tawa yang belum reda.

** *

Meskipun sebelumnya Fheby tidak menyetujui jalan-jalan bersama Haruto menghabiskan hari yang mulai gelap ini, pada akhirnya gadis itu mengikuti kemana Haruto ingin pergi. Ia rasa tak ada salahnya sedikit mengurai rasa lelah di pikirannya, ia ingat sangat jelas kemarin mengatakan pada neneknya jika rencananya ke Jerman masih akhir tahun, nyatanya tidak. Fheby tidak tahu kenapa harus berbohong hanya demi mendapat persetujuan neneknya, jika di pokir-pikir lagi hanya tersisa waktu dua bulan sebelum keberangkatan ke Jerman dan dana untuk pembuatan visa masih kurang lima puluh persen. Meski begitu Fheby optimis bulan depan bisa menyelesaikan segala macam perijinan sekaligus urusan visa, ia sudah berencana akan meminta bantuan entah pada Haruto maupun Asahi jika ternyata nanti semua berjalan tidak sesuai rencana, tapi persyaratan neneknya membuat Fheby harus memutar otak lagi.

"Lo dari tadi cerita nyokap lo ngatur acara kencan buta emang ga capek To?" tanya Fheby tiba-tiba.

"Capek lah, gua maunya fokus kerja dulu, lagian gua belum tua-tua amat buat buruan nikah. Tapi kayaknya emang kita tuh lagi di fase quarter life crisis ga sih? Di mana kehidupan kita tuh keliatannya selalu salah di mata orang tua, sendiri salah, dipilihin kitanya juga ngga suka, punya pacar juga kaga-" tukas Haruto yang sontak membuat Fheby terbahak menghentikan upaya pria itu meneruskan segala kalimat yang tersusun di otak.

"kok berhenti To?" heran Fheby masih terbahak tak karuan.

"Gua suka liat lo ketawa," sahut Haruto dengan senyuman yang sarat akan ejekan.

"Apaan? Hahaha, sebenernya kita tuh nggak ngenes-ngenes banget lho ngga punya pacar. Tapi kenapa para orang tua terlalu khawatir kalau kita ga punya pacar nantinya susah nikah?"tanya Fheby yang terdengar heran.

"Lo juga di suruh ikut kencan buta atau pacaran gitu By?" sahut Haruto penasaran.

"Gak pacaran sih, Gak juga kencan buta, tiba-tiba banget ada pembahasan tentang nikah. Padahal sebelumnya nggak pernah," jawab Fheby lalu terkekeh lagi.

"Lo pernah ngajak pacar ke rumah atau nyeritain tentang cowok gitu?" tanya Haruto lagi.

"Gue dari SMP di sini To, jauh dari rumah. Gue bisa sekolah meskipun harus ikut orang aja udah luar biasa hebatnya, gue bersyukur banget selesai SMK gue langsung dapet magang di resto yang waktu itu sampai gue ga perlu ngerepotin orang lain lagi entah dalam hal gue tinggal maupun sekolah... sampe sekarang gue bisa tinggal sendiri, gue sempet kuliah meskipun cuma bertahan empat semester... lo yang tau gimana gue dari SMP sampe sekarang, lo pikir gue sempet mikirin cowok? Lo kan juga tau gimana gue ngehindarin cowok-cowok yang suka ke gue, gue ga mau terlibat di hubungan-hubungan yang bikin capek To..." ungkap Fheby terdengar santai. Haruto nyaris mengatakan sesuatu namun tertahan perubahan emosi Fheby yang langsung memekik senang, "Studio lo sama bang Asa deket sini kan? Main ke sana yuk! Gue lama banget ngga ketemu bang Asa!"

SAY Yess!!! [HARUTO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang