#duabelas

354 61 20
                                    

Pharita terbangun dari tidurnya karena mendengar suara percakapan, ia membuka mata dan bangkit. Di sana Rami tengah berbincang bersama dokter yang menangani Rose, si gadis blonde menatap nanar pada sang ibu yang masih memejamkan mata kemudian menatap Pharita sesaat dan kembali memfokuskan pandangan pada si dokter pria.

"Maaf jika kabar yang aku sampaikan tak sesuai dengan apa yang kau harapkan" Rami memejamkan mata sesaat mendengar ucapan sang dokter yang mengandung banyak sekali artian

"Beristirahatlah, tubuhmu nampak semakin lemah"

"Terimakasih dokter" Ujar Rami, si dokter mengangguk, melirik Pharita sesaat kemudian keluar dari ruangan. Pharita bangkit dan berjalan menghampiri Rami, ia mengusap pundak si gadis dengan penuh kelembutan.

"Kak, kepalaku sedikit sakit. Bolehkah aku menitipkan Eomma padamu? Aku ingin tidur sebentar saja" Ujarnya seraya memijat pelipisnya yang berdenyut, Pharita mengangguk

"Tidurlah, beberapa hari ini kau sangat kekurangan istirahat. Biarkan aku yang menjaga Eomma"

"Maaf merepotkanmu dan terimakasih banyak" Pharita membalas senyuman manis Rami dengan anggukan dan senyuman juga.

Si gadis blonde berjalan lemas ke arah sofa yang tadi di tiduri Pharita, merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Pharita menghela nafas pelan, menatap Rose kemudian beranjak masuk ke dalam toilet untuk membasuh wajah dan bergosok gigi.

Ruka mengerjapkan kedua matanya, ia bangkit seraya mengusap wajah kemudian mengikat rambut panjangnya. Tatapannya terpaku pada wajah tenang Rami yang tertidur di sofa yang berhadapan dengannya, menatap lekat kedua kantung mata Rami yang menghitam dan nampak tak segar. Gadis itu mengalihkan pandangan dan tersenyum manis pada Pharita yang baru keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arahnya.

Cuph!

"Selamat pagi sayang" Bisik Ruka setelah mendaratkan kecupan di pipi kekasihnya

"Kenapa bangun? Kau pasti sangat lelah, tidurlah lagi" Ruka menggelengkan kepala dan merapikan anak rambut Pharita

"Aku sudah cukup lama tertidur, tubuhku sudah jauh lebih segar" Pharita mengangguki ucapan sang kekasih

"Dia tertidur sedari tadi?" Tanya Ruka menunjuk Rami, Pharita menggeleng

"Baru saja"

"Tapi dengkuran sangat keras, aku kira sedari tadi"

"Tak apa, dia sangat kelelahan. Tadi dia mengadu bahwa kepalanya sakit"

"Seharian kemarin dia tidak mau makan" Gumam Ruka menatap lamat wajah Rami

"Kau tidak memaksanya?"

"Aku memaksa, bahkan aku pesankan makanan kesukaannya tapi dia menolak dan malah mendiami ku seharian" Sendu Ruka, Pharita terdiam sesaat

"Apa sudah ada petunjuk keberadaan Canny?" Tanyanya serius, Ruka menggeleng lemas

"Orang-orang suruhan Appa, kemarin menemukan ransel milik Canny di sekitar taman kota" Ruka menoleh cepat

"Taman kota?" Pharita mengangguk

"Hari ini aku meminta mereka untuk menyusuri taman kota dan sekitarnya, setidaknya kita bisa menemukan petunjuk lain"

"Kau benar, aku akan kesana nanti" Pharita menggenggam tangan Ruka dan menatapnya lekat

"Iya, bantulah Rami menemukan Canny. Aku takut Eomma—"

"Sssttt.. Tenanglah, semua akan baik-baik saja" Sela Ruka, Pharita mengangguk kecil dan menarik nafas dalam.


Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang