#tigabelas

372 57 18
                                    

Di rumahnya, si gadis bermata bulat seperti panda tengah bersiap-siap. Gadis itu memutuskan untuk menjenguk Rose sekaligus menemui Rami yang memang sangat sulit untuk di ajak bertemu akhir-akhir ini. Rora memang tak mempersalahkannya, ia paham jika Rami tak ingin menambah beban pikirannya namun justru Rora semakin terbebani jika hanya diam saja.

Setidaknya ia harus ada di samping kekasihnya, mengusap pundak dan menguatkannya, kan?
Persetan jika Rami memarahinya karena ia melanggar janji pada Rami untuk tak berkunjung ke Rumah Sakit.
Gadis itu telah selesai dengan riasan tipisnya, menata dan mengikat rambutnya dengan gaya Ponytail menambah kesan manis dan menggemaskan.

Aurora meraih ponselnya yang berdenting, membaca pesan masuk dari gadis lainnya kemudian menghela nafas dan menghiraukannya. Beberapa hari ini memang ia menghabiskan banyak waktu dengan gadis itu namun tetap saja pikirannya tertuju pada Rami dan hanya Rami.

Ia bangkit, berjalan keluar rumah dan berdiri di depan halaman rumah, menanti taksi yang telah ia pesan. Gadis itu tersenyum saat sebuah mobil yang ia telah pesan berhenti dan masuk ke dalamnya, terduduk tenang seraya mengedarkan pandangan.

"Paman, bolehkan nanti mampir ke toko bunga? Aku ingin membeli bunga untuk Ibuku.." Pinta Aurora, si pria yang tengah mengemudi kemudian mengangguk

"Baiklah, Nona.."

Keheningan kembali melanda, Aurora terduduk tenang seraya mengamati jalanan yang mulai padat di kala jam makan siang seperti sekarang. Ia pun lupa jika perutnya belum terisi makanan sedari pagi, gadis itu menahan hasratnya untuk menepi, biar saja nanti ia akan meminta sang kekasih untuk menemani atau membelikannya makanan.

Ckittt..

"Paman, tunggu sebentar ya, aku tidak akan lama"

"Santai saja Nona.." Balas si pria sesaat setelah menepi di sebuah toko bunga. Rora keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko.

Penciumannya mendadak segar kala aroma berbagai bunga menyapanya, ia tersenyum manis dan mengedarkan pandangan. Langkahnya pelan menyusuri deretan rak berisikan bunga cantik berwarna-warni.

"Selamat siang, adakah yang bisa aku bantu?" Sapa seorang gadis yang mungkin sebaya dengannya, Rora tersenyum

"Aku ingin mencari bunga yang cocok untuk ku bawakan pada Eomma yang sedang sakit"

"Ahh~ Nde, ikutlah denganku" Si gadis berjalan terlebih dahulu ke arah dalam toko, Rora mengikutinya dengan tatapan yang kembali mengedar takjub.

"Ini bunga Pinkish Aster, banyak yang membawa bunga ini saat menjenguk orang sakit, bunga ini mengandung arti kasih sayang" Rora menyentuh helaian kelopak berwarna merah muda di sertai violet dengan senyuman manis.

Ia hendak mengangguk namun tatapannya teralih pada sekumpulan bunga-bunga cantik berwarna cerah dan terasa sangat segar, langkahnya tertarik otomatis ke arah sana membuat si gadis yang bersamanya pun tersenyum dan mengikutinya.

"Ini? Apa ini cocok?"

"Bunga Carnation atau Anyelir, bunga yang membawa ketenangan dan energi positif, tak lupa cinta dan kasih sayang juga harapan untuk mereka lekas sembuh" Kedua matanya berbinar saat mendengarkan penjelasan si gadis, ia mengangguk cepat.

"Aku ingin yang ini, tolong buatkan bucket double dengan beberapa helai Pinkish Aster tambahannya"

Si gadis mengangguk, "Pilihan yang bagus, tunggu sebentar, aku akan merangkainya"

"Emm.. Terimakasih"

Aurora membalikkan tubuh, berniat kembali menikmati keindahan berbagai macam bunga di sana. Langkahnya terhenti tepat di depan setangkai bunga matahari yang nampak cerah menantang dengan warnanya diantara bunga-bunga lainnya, ia tersenyum lebar.

Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang