Riracha Shin, gadis belia berwajah imut seperi bayi dengan poni yang menutupi keningnya terlihat berulang kali menghela nafas jengah dengan guliran mata malas, 3 buah gelas berisikan minuman dingin kesukaannya pun telah kosong di atas meja di hadapannya. Canny melirik ponselnya dan menatap jam, sudah lebih dari 1 jam ia berada di sana bersama seorang gadis lainnya yang masih membungkam mulut seraya memainkan jemarinya di atas pangkuan dengan kepala yang juga tertunduk dalam.
Canny melipat kedua tangannya di depan dada, tubuhnya ia sandarkan pada sandaran kursi, mengedarkan pandangan kemudian menatap kuku jemarinya sendiri. Tak lama gadis itu menegakkan tubuh, menumpu dagu dengan tangan kiri kemudian kembali bersandar, sudah di pastikan bahwa Canny bosan dan semakin jengah saat ini.
"Apa kau mengajakku kemari hanya untuk menontonmu memainkan jemari?" Jengah Canny akhirnya, si gadis mengangkat kepalanya, memandang ragu pada Canny dan menarik nafas panjang
"Katakanlah, aku bosan hanya diam saja"
"Aku merindukan Rami"
"Eoh? Lalu mengapa menemuiku? Harusnya yang kau temui kan Kakakku"
"Rami tidak ingin lagi bertemu denganku" Lirihnya, Canny terkekeh sinis
"Tentu saja, kau telah mengkhianati Kakakku, memberinya luka terparah, bagaimana mungkin dia akan mau menemui mu lagi" Ucapan Canny benar-benar membuat tenggorokannya tercekat
"Bukankah hubungan kalian sudah berakhir? Untuk apa lagi Kakak ingin menemui Kakakku?"
"Lagi pula kini sudah ada Kak Ahyeon, Kak Ahyeon sungguh mencintai Kakak dan juga mencintai aku. Bukan hanya memenangkan hati Kak Rami tapi Kak Ahyeon juga meraih hatiku dan menyayangi aku sepenuh hati"
"T-tapi, aku juga menyayangimu"
"Majja, aku tidak melupakan rasa sayangmu padaku, Kak. Tapi, kau juga menjadi luka bagiku dan Kakak. Kenapa Kak? Kenapa Kak Rora melakukan hal seperti itu? Dan yang lebih membuatku terkejut adalah— mengapa kau berselingkuh dengan penjahat itu?" Tekan Canny dengan nada rendah yang menyiratkan rasa kecewa
"C-Canny, aku mengaku bersalah, aku yang buta akan kemewahan, dia datang memberikan apapun yang aku inginkan, dia memanjakanku. Aku sangat bersalah pada Rami dan padamu hiks.." Canny memejamkan mata mendengar lirihan Aurora juga isakan tangisnya, ia merasa iba padanya karena bagaimana pun, Rora pernah dekat dengannya dan begitu menyayanginya.
"Sudah jangan menangis, Kak. Aku mencoba mengerti tentang alasanmu melakukan itu tapi aku tetap tidak bisa membantumu jika itu tujuanmu mengajakku bertemu disini"
"Canny hiks.. Aku tidak bisa hidup tanpa kalian hiks"
"Lalu mengapa kau masih di depanku saat ini, Kak?" Pertanyaan Canny membuat Rora terdiam sesaat nampak berpikir dan kembali menangis dengan sebal
"Sudahlah Kak tidak usah berlebihan, kau cantik dan kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari Kak Rami yang tidak memiliki apapun. Kak Rami tidak ada apa-apanya di bandingkan para pengagum Kakak, Kak Rami juga tak secantik gadis yang menjadi selingkuhan Kakak itu. Sudahlah, Kak Rami jelek"
"Yakk! Aku mencintai Rami karena hatinya, karena kasih sayangnya bukan rupa dan hartanya!" Sangkal Rora
"Tapi kau berselingkuh kan karena Kak Rami tidak memiliki apa-apa. Itu sama saja kau memandang cinta dari harta!"
Rora hendak kembali membuka mulut namun Canny menghentikannya, ia bangkit dan menunjuk gelas-gelas di atas meja.
"Aku akan pulang dan jangan lupa bayar ini semua. Annyeong~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]
Fanfiction"Memutar kembali arah atau melanjutkan perjalanan?" Ini lapak GxG member Babymonster ya. yang homophobic menyingkah sajah hihi