#tigapuluhdelapan

347 61 16
                                    

Rami menatap sendu pada seorang wanita paruh baya yang menangis di sebelah ranjang putrinya, isakannya terdengar sangat menyayat hati dan memilukan lengkap dengan kalimat-kalimat pengharapan yang beruntun yang juga menambah kesan kesenduan mendalam di ruangan  tersebut.

Seorang pria yang di ketahui ayah dari gadis yang terbaring lemah tersebut tiba-tiba saja menoleh, menatap ke arah Rami dengan tatapan sendu bercampur amarah. Ia menghampiri Rami dan memintanya ikut keluar dari ruangan tersebut, Rami hanya mengangguk patuh dan mengikutinya.

Ahyeon yang melihat itu kemudian mengikuti mereka secara diam-diam, meninggalkan Canny bersama Pharita dan Ruka yang juga ada di sana. Langkah Ahyeon sedikit mengendap, ia bersembunyi di balik dinding dengan sengaja menguping pembicaraan mereka yang terdengar semakin serius.

"Maafkan aku Paman Hae In, aku tidak bisa"

"Mengapa Rami? Bukankah kalian saling mencintai?" Tanya si pria terdengar putus asa namun penuh penekanan

"Benar Paman, aku dan Rora memang saling mencintai—"

"Lalu mengapa kau tidak mau kembali bersamanya?" Sela si pria, Ahyeon meremas kepalan tangannya tak sabar menanti jawaban sang kekasih

"Itu kemarin, sebelum aku memergoki Rora berselingkuh di depan kedua mataku, Paman" Timpal Rami tanpa keraguan, si pria terdiam sesaat kemudian terkekeh sinis

"Rami, kau, Rora, aku dan yang lainnya hanya manusia biasa yang tak sempurna. Rora melakukan itu dengan alasan yang jelas, dia juga sudah meminta maaf padamu"

"Benar Paman dan aku sudah memaafkannya"

"Lalu mengapa kau masih mengungkit kesalahannya? Kau tidak tahu betapa tersiksanya anakku saat berjauhan denganmu? Rora seperti orang gila, dia sakit dan menderita, Rami" Jelas Hae In menggebu, diamnya Rami membuat Ahyeon semakin merasa resah, ia takut jika kekasihnya malah termakan ucapan si pria.

"Paman, aku memang sudah memaafkan Rora tapi aku tak bisa melupakannya, aku memang tidak tahu bagaimana keadaan Rora setelah tak bersamaku dan Paman juga tidak tahu bagaimana keadaanku saat aku memergoki kekasihku bermesraan bersama gadis lain saat itu, Paman tak tahu seberat apa prosesku untuk sembuh dari luka tersebut"

"Aku tidak pernah mengharapkan keburukan untuk Rora meskipun aku terluka. Aku cukup tahu diri, Rora melakukan itu karena aku yang tak bisa memberikan apa yang dia inginkan. Ketahuilah Paman, saat itu aku sempat berpikiran untuk mengakhiri hidupku jika saja aku tak mengingat adikku"

Deg!

Hae In dan Ahyeon tersentak mendengar ucapan si gadis blonde, Ahyeon mengintip melihat wajah Hae In yang nampak tak percaya dengan apa yang Rami ucapkan dan menatap Rami yang menampakkan wajah penuh kejujuran.

"Aku sudah bisa terbebas dari luka itu, Paman. Aku sudah mengikhlaskannya dan memaafkan keburukan Aurora. Aku sekarang memiliki kekasih yang mencintaiku, maaf jika aku terkesan angkuh, selain sebagai teman, aku tidak bisa menerima Aurora kembali. Permisi Paman Hae In"

Ahyeon dengan cepat berlari ke arah ruangan Rora, terduduk tenang pada kursi ruang tunggu di depan kamar si gadis dan berusaha menetralkan deru nafasnya. Rami mengernyitkan dahi melihat sang kekasih yang terduduk sendirian di sana, ia terduduk di sebelah Ahyeon dan tanpa di duga memeluk Ahyeon dengan hangat.

"Rami? gwaenchana?" Tanya Ahyeon, Rami mengangguk kecil

"Aku mencintaimu, Jung Ahyeon. Aku sungguh-sungguh mencintaimu" Mendengarnya membuat Ahyeon tersenyum teramat cantik, ia percaya jika Rami memang mencintainya dengan sangat, seperti apa yang Rami utarakan barusan.

Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang