#empatpuluhdua

303 64 22
                                    

Cklek!

Suara pintu kamar yang terbuka membuat Rami mengerjapkan matanya, ia bangkit terduduk dengan senyuman manis pada Ahyeon meski dengan wajah yang masih terlihat mengantuk.

"Selamat pagi, jagiyaa" Sapa Rami namun Ahyeon tak menjawabnya

"Sayang, aku merindukanmu, tidurku tak nyenyak karena tak memelukmu. Semalam aku bahkan tidur pukul 3 dini hari" Keluhannya tak sama sekali mendapatkan timpalan dari Ahyeon yang kini tengah mengeluarkan pakaian dari lemari.

"Sebenarnya kau kenapa sayang?"

"Bicaralah, aku bukan cenayang yang bisa tahu apa yang kau rasakan" Frustasi Rami karena Ahyeon merajuk dan mendiamkannya semalaman sejak ia kembali dari rumah sakit bahkan Ahyeon memilih tidur bersama Canny.

"Jagiyaaa~"

Grep!

Si gadis blonde memeluk tubuh Ahyeon yang baru saja terduduk di tepi ranjang membelakanginya, Ahyeon berusaha melepaskan pelukan namun akhirnya pasrah dan membiarkan karena Rami memberikan kecupan-kecupan tipis di pundak dan lehernya.

"Maafkan aku jika aku memiliki kesalahan, jangan diamkan aku seperti ini" Lirihnya, Ahyeon mendengus

"Kemana kau kemarin? Mengapa tidak kembali ke perusahaan setelah makan siang?" Tanya Ahyeon akhirnya bersuara setelah semalaman bungkam

"Eoh? Bukankah aku sudah mengirimimu pesan"

"Jawab saja tidak usah berdalih, lagi pula aku tidak menerima pesan darimu" Ketus Ahyeon, Rami melepaskan pelukannya dan terdiam, ia meraih ponselnya di atas nakas dan membuka kolom pesan sang kekasih kemudian menghembuskan nafas lelah

"Aku ke Rumah sakit, aku bersama Kak Ruka dan Kak Rita juga"

"Kau menemui mantanmu tanpa meminta persetujuanku?" Rami memejamkan mata sesaat, ia sudah mengirimi pesan pada Ahyeon bahkan hingga puluhan pesan namun tak satupun gadis itu baca dan sepertinya ponsel Ahyeon mati sedari kemarin.

"Jawab aku Shin Haram! Kau mau kembali bersamanya?"

"A-andwae, mengapa kau menuduhku begitu, jagiyaa?" Sergah Rami dengan suara tercekat,

"Kau tahu aku begitu mencintaimu, kau salah paham jagiyaa"

"Lalu kenapa kau tidak meminta izin dariku? Jika aku tak menerima laporan dari orang perusahaan, apa kau tidak akan berkata jujur padaku?"

"Aku sudah—"

Ahyeon mendengus kemudian bangkit dan berjalan keluar dari kamar tanpa membiarkan Rami menyelesaikan ucapannya, menutup pintu dengan bantingan lumayan kencang.
Rami memejamkan mata, menggunakan kedua tangannya untuk mengusap wajahnya dengan frustasi.

Si gadis blonde turun dari ranjang dan berjalan lunglai memasuki kamar mandi, menuntaskan aktivitas paginya dan bersiap untuk pergi bekerja. Seraya mengikat rambut panjangnya, Rami nampak memikirkan sesuatu, sesuatu yang baru ia sadari.

"Siapa orang yang melaporkanku pada Ahyeon? Dan— bagaimana caranya menerima laporan jika ponselnya saja tidak aktif?"

Beberapa saat dalam lamunan hingga suara benda jatuh dari luar kamar membuatnya mengerjap dan dengan cepat berlari keluar dari kamar. Ia membelalak melihat pecahan beling di dekat Ahyeon dan Canny kemudian menghampiri mereka.

"A-apa yang terjadi?" Tanyanya pada kedua gadis yang malah bungkam, Rami menghela nafas

"Diam dan jangan bergerak, aku akan membersihkannya" Ia bergegas membasahi kain dan menyapu bekas pecahan tersebut dengan kain kemudian membuangnya.

Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang