#duapuluhdelapan

462 69 27
                                    

Seorang gadis berambut merah berjalan tergesa memasuki sebuah rumah, wajahnya nampak memerah menunjukkan amarah dengan kepalan tangan kanan yang sepertinya siap untuk menghajar siapapun yang menghalanginya. Gadis itu berdiri tepat di depan seorang gadis lain yang terduduk membelakanginya.

"Apa yang kau lakukan pada Adikku?"

"Eoh~ Kau sudah datang? Cepat sekali"

"Tidak usah basa-basi, dimana Ningning?" Geram Giselle, si gadis memutar kursinya dan menatap remeh pada Giselle.

"Apa tugasmu selesai?"

"Dimana Adikku?!" Tekan Giselle

"Selesaikan tugasmu dengan cepat sebelum aku membuat gadis berwajah bayi itu menanggung kelalaianmu"

"Aku akan membawa mereka ke hadapanmu malam ini juga! Lepaskan Adikku!" Ujar Giselle penuh keyakinan, si gadis tersenyum miring

"Buktikan ucapanmu dan akan ku buktikan ucapanku!"

Setelahnya Giselle pergi dari sana setelah melihat isyarat dari telunjuk si gadis yang mengarah pada pintu. Giselle masuk ke dalam mobil, memukul-mukul kemudi dengan nafas terengah dan tatapan asalnya.

"Bagaimana pun caranya, aku harus bisa membawanya!"

Tekad terbesarnya muncul, Giselle tak ingin sang adik menjadi korban dari keegoisan gadis tersebut. Ia memutar kontak dan membawa mobilnya pergi menuju suatu tempat seraya menghubungi seseorang.

"Temui aku di tempat biasa, sekarang juga!"

Tut..

Ia menaikan kecepatan mobilnya setelah mematikan sambungan telpon, tatapan nyalang di kedua manik hitamnya tak sedikitpun berkurang. Otaknya bekerja keras untuk mencari cara terbaik agar rencananya berhasil dan sang adik bisa bebas dengan selamat.


~~~


Di kediaman Jung.

Ahyeon terlihat tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi menelungkup, kedua lengannya menjadi tumpuan untuk dagu yang ia letakan di antara telapak tangan yang terbuka. Menatap pada dinding kamarnya yang kini terhiasi oleh foto-foto bersama gadis yang ia cintai, siapa lagi jika bukan Rami. Senyumannya mengembang dengan tatapan berbinar kala mengingat momen indah tempo hari bersama si gadis blonde.

Cklek!

Pintu kamarnya terbuka namun Ahyeon nampak tak menyadari kehadiran Jennie di dekatnya, si wanita menatap lamat foto-foto yang menjadi objek khayalan sang anak kemudian tersenyum manis dan terduduk di samping Ahyeon yang masih menelungkup.

"Kamjjagi!" Kaget Ahyeon, Jennie terkekeh tanpa suara

"Eomma sudah mengetuk pintu dan memanggilmu. Ternyata putri Eomma tengah menatap masa depannya" Goda Jennie, Ahyeon membelalak kemudian bangkit terduduk.

"Jangan membuatku malu!" Rengek Ahyeon, Jennie mengusap kepala belakang sang anak dan kembali menatap foto-foto di sana.

"Kau mencintainya?" Tanya Jennie terdengar lembut namun tegas membuat Ahyeon terdiam

"Tidak usah takut, jawab saja yang jujur"

"Apa aku boleh mencintai Rami, Eomma?" Lirih Ahyeon, dengan mata yang berkaca-kaca

"Siapa yang akan melarangmu?"

"Aku takut Eomma dan Appa tidak akan setuju karena Rami—"

"Bukan dari kalangan terpandang?" Sela Jennie, Ahyeon mengangguk lesu.

Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang