#limapuluh

304 70 6
                                    

Takk!

Suara nyaring yang tercipta dari peraduan permukaan meja dan gelas membuat keempat gadis yang berada di sana menghentikan percakapan dan menatap pada gadis bermata bulat yang menunjukkan wajah datar sedikit kesal. Ahyeon melipat kedua lengannya di depan dada dan menatap lekat pada Rami yang justru menampakan wajah bingungnya, si gadis blonde perlahan menggeser tubuhnya ke tepi ranjang, menurunkan kedua kaki perlahan dan menyeret kedua kakinya yang masih lemas ke arah Ahyeon.

"Gwaenchana?" Tanyanya lembut, Ahyeon hanya diam dan mendelik padanya, ketiga gadis lain saling pandang dan menggelengkan kepala tanda tak tahu apa yang terjadi

"Jagiyaa, kau kenapa?" Ahyeon menghentakkan sebelah kakinya dan berjalan ke arah jendela, Rami menghela nafas dan kembali menyeret kakinya menghampiri Ahyeon

"Ramiyaa~ pelan-pelan saja nanti kau terjatuh" Tegur Pharita, Rami menoleh dan tersenyum

"Gwaenchana Kak"

Ia melanjutkan langkahnya menuju Ahyeon meski berulang kali hampir terjatuh namun Rami berhasil menyeimbangkan tubuh dan sampai di samping Ahyeon.

"Bicaralah, apa yang membuatmu kesal?" Lagi, Rami bertanya dengan nada lembut, Ahyeon mendengus kasar, menepis tangan Rami yang hendak menyentuhnya dan kembali berjalan menjauhi Rami.

Canny, Ruka dan Pharita di buat kesal oleh tingkah Ahyeon, Rami meminta mereka diam agar tak semakin membuat Ahyeon kesal. Kedua tangan Rami menarik paha kirinya yang mulai kembali terasa kaku, berbalik hendak melangkah namun akhirnya terjatuh dengan pelipis yang membentur sudut nakas.

"Ramiyaa" Pharita, Ruka dan Canny bergegas menghampiri si gadis yang meringis memegangi kepalanya. Ahyeon menoleh dan membelalak kemudian berlari ke arah sang kekasih

"J-jagiyaa, gwaenchana?"

"Apa yang kau lakukan? Tingkahmu seperti anak kecil, Ahyeon!" Kesal Ruka, Rami menyentuh lengan si gadis dan menggelengkan kepalanya

"K-Kak, pelipismu berdarah" Pekik Canny, mereka membantu Rami untuk bangkit dan memapahnya kembali ke atas ranjang.

Ahyeon menatapnya cemas, ekspresi kesal yang sempat ia tunjukkan hilang seketika. Canny memanggil perawat untuk mengobati luka di pelipis sang kakak. Seraya menunggu perawat mengobati luka Rami, Ruka menarik Ahyeon keluar dari ruangan dan menanyakan tingkahnya.

"Apa yang terjadi padamu? Kau sedang datang bulan?" Kesalnya, Ahyeon menundukkan kepala

"Kau tahu jika Rami belum sembuh total, mengapa kau membuatnya seperti itu?"

"Maafkan aku"

"Katakan, apa yang membuatmu begitu?" Desak Ruka, Ahyeon menghela nafas dan menatapnya

"Mengapa kau menyetujuinya untuk bertemu Minji?" Ruka terdiam paham dengan keresahan Ahyeon

"Bukan hanya aku, tapi kedua orang tuamu juga. Lagi pula dia tidak akan pergi sendiri, kau juga pasti akan ikut"

"Tidak, aku tidak mau ikut!"

"Ahyeon-aa, jangan membuat ini menjadi rumit. Jika kau membencinya itu urusanmu tapi Rami berbeda dengan kita, dia bisa memaafkan Minji yang mungkin bisa membuat Minji sembuh dari depresinya" Jelas Ruka panjang lebar, Ahyeon kembali mendengus kesal

"Tapi bagaimana jika alasan sebenarnya dia selalu menyebut nama Rami karena rasa bencinya?"

"Sudah ku bilang, aku, kedua orang tuamu, Pharita dan Canny akan bersamanya dan di sana juga banyak penjaga"

Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang