#duapuluh

337 58 24
                                    

Canny baru saja selesai dengan sarapannya, ia bangkit dan membawa piring bekasnya menuju wastafel, mencucinya. Setelahnya, ia meraih ransel di meja makan dan berjalan keluar rumah, tak lupa mengunci pintu karena Rami sudah meninggalkan rumah sedari dini hari.
Kedua tangannya menarik mantelnya lebih erat mendekap tubuh saat berjalan santai menuju halte bis.

Tiditt..

Gadis itu menoleh pada sebuah mobil mewah yang terhenti di sebelahnya, menghentikan langkah dan mengernyitkan dahi.

"Kak Rami"

"Kajja, Kakak antar kau ke sekolah" Ajak Rami, Canny mengangguk dan berlari riang memasuki mobil, terduduk di sebelah sang kakak yang mengemudi.

"Woaaaah~ Mobilnya bagus sekali" Takjubnya menatap ke segala sudut mobil, Rami terkekeh.

"Apa kau suka?"

"Joha" Balasnya dengan senyuman lebar.

"Doakan aku, agar aku bisa membeli mobil seperti ini untuk mengantar jemputmu sekolah. Agar adikku ini tidak kelelahan berjalan menuju halte yang lumayan jauh" Canny menatap wajah samping Rami, ia tersenyum haru dan mengangguk.

"Aku akan mendoakan segala yang terbaik untuk Kak Rami, mengaminkan apapun pinta Kakak dan membantu Kakak sebisaku"

"Omo~ Sekarang kau sudah bisa merangkai kalimat bijak?" Rami meliriknya dengan senyuman mengejek, Canny menegakkan tubuh dan mengangguk angkuh

"Majja, kepintaran mu menular padaku"

"Tapi tetap saja, kau masih kalah pintar dengan Kakakmu ini"

"Tunggu saja nanti, aku akan melebihi kepintaranmu" Rami mengangguk-anggukan kepalanya

"Yaksoghae?"

"Em, dan aku akan membuktikannya" Yakin Canny, Rami tersenyum seraya mengusap kepala belakang sang adik dengan penuh kelembutan.

10 menit kemudian, mobil itu terhenti di depan gerbang sekolah sang adik. Canny hendak turun namun terlihat sangat ragu membuat Rami mengernyitkan dahi.

"Ada apa?"

"Aku malu, lihatlah murid-murid menatap ke arah mobil ini" Rami terkekeh, ia melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari mobil kemudian membukakan pintu untuk sang adik.

Canny melebarkan mata sesaat mengerjap dan keluar dari mobil dengan kepala yang tertunduk.

"Angkat kepalamu" Rami menarik dagu sang adik kemudian membenahi rambutnya yang sedikit berantakan.

"Sekolah dengan benar, jangan membuat keributan dan jika ada yang mengganggumu laporkan pada guru dan Kakak, Arrachi?"

"Arra, aku akan mengingat petuahmu, Kakak cerewet" Rami tersenyum lebar dan menepuk puncak kepala Canny

"Ka~ Masuklah"

"Nde, aku masuk, kau berhati-hatilah" Ia melambaikan tangan dan berjalan memasuki area sekolah, Rami masih menatap kepergiannya sesekali membalas sapaan beberapa teman sang adik yang mengenalnya.

Rami berbalik dan kembali masuk ke dalam mobil, meninggalkan area sekolah. Gadis itu nampak fokus pada jalanan seraya mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama lagu yang sengaja ia putar.

Hingga tak lama, Rami kembali menghentikan mobilnya di pelataran parkir sebuah gedung megah. Ia keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung dengan pandangan mengedar takjub. Langkahnya melebar menuju salah satu toko perhiasan dan berlian yang berada tak jauh dari pintu masuk.

Babymonster RamYeon || Second Chance or Choice?? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang