4. GADIS KECIL.

119 13 0
                                    

Nick merasa ada yang aneh dengan temannya tak biasanya lelaki itu tersenyum di sela-sela lamunan nya, jenis obat apa yang salah di makannya?

"Kenapa lo? Kagak biasanya senyum kayak gitu." Tanya Nick keheranan melihat Setra yang tak biasanya.

Setra tersadar lalu ia melirik Nick. "Nick, lo percaya gak? Belakangan ini gue mimpi aneh."

Nick menaikan sebelah alisnya. "Mimpi apaan?"

"Cewek,"  Jawabnya terdiam sejenak sedangkan Nick masih setia mendengarkan lanjutannya.

"Di mimpi itu gue ketemu cewek cantik, rasanya kayak gue udah gila bro! Gue bisa megang dia gue juga meluk dia! Gue ngerasa dia itu milik gue." lanjut Setra bercerita namun ia tidak menceritakan kala di mimpinya ia mencium gadis itu

Lalu tiba-tiba.

Nick malah tertawa terbahak-bahak, menurutnya temannya ini sudah gila karena bermimpi aneh seperti itu.

"Beneran udah gila lo! Gue bilang juga apa kurangin mabok sama narkoba lo Tra, lo kecanduan makanya jadi halu kayak gitu." Ucap Nick terkekeh.

Setra membantah tegas ia yakin kalau semalam tidak meminum alkohol ataupun narkoba. "Semalem gue gak mabok Nick gue juga gak pake nikotin sialan itu, gue yakin kalau cewek itu nyata." Ucapnya meyakinkan.

Nick terdiam lalu menghela nafas berat. "Lo tahu kan level kecanduan mabok sama narkoba lo kayak gimana? Kayak orang sakau Tra! Gak menjamin kalau malam tadi lo gak konsumsi lo gak halusinasi." Jawabnya.

"Gue gak kecanduan bangsat! Gue bisa ngontrol diri gue sendiri." Telak Setra tek terima.

"Tapi tetep aja Tra lo itu halusinasi, kayaknya lo harus rehab deh, pikiran lo udah mulai keganggu." Jawab Nick.

Setra terdiam sejenak apa yang di ucapkan Nick memang benar adanya, ia terlalu banyak minum dan mengonsumsi nikotin bisa saja itu memang halusinasinya.

Bayangan ketika ia mencium gadis itu masih terngiang jelas dan bibir mungilnya yang ia lumat kemarin juga terasa manis.

"Jadi itu cuma halusinasi gue?" Gumamnya merebahkan diri di bangku yang ia duduki.

Nick menyenggol sepatu Setra. "Lo masih punya Nikotin gak? Pahit banget mulut gue." Setra mendelik mendengarnya.

"Tadi lo bilang jangan kecanduan tapi lo sendiri malah minta, bangsat!" Ucapnya terkekeh lalu memberikan sebuah kotak emas berisi rokok itu.

"Sebagai teman yang baik gue cuma ngingetin lo." Jawabnya sembari menyalakan rokoknya.

Kepulan asap memenuhi ruangan luas itu, kini ruangan tersebut sudah di penuhi dengan geng nya Setra. Banyak dari meraka yang ikut minum atau hanya sekedar ngumpul gak jelas.

"Kapan nge club lagi?" Tanya Mark entah kapan sudah berada di samping Setra.

"Bokap gue sekarang lagi ngawasin gue, kayaknya bakalan lama gak main ke club." Jawab Setra masih setia menghisap nikotin yang tersalip di kedua jarinya.

"Payah lo! Padahal cewek-cewek di sana pada cakep."

Deg! Mendengar hal itu entah kenapa ia jadi teringat dengan gadis yang ada di mimpinya. "Gak doyan kalau soal cewek."jawabnya acuh.

Memang benar Setra tidak terlalu tertarik kalau membahas mengenai perempuan, meskipun ia sering mabuk ataupun memakai narkoba tetapi ia tidak pernah bermain lawan jenis.

"Lo gamon ya?" Tanya Mark menatap cengengesan.

"Gamon apaan bangsat! Gue gak punya cewek." Jawab Setra kesal.

Mark terkekeh geli. "Bukannya lo mantan si Alice ya?"

"Gue gak pernah punya mantan kayak dia, jaga ucapan lo bangsat." Ketus Setra tidak suka.

Alice Norin Olla seorang gadis yang pernah menyukai Setra secara terang-terangan, bahkan gadis itu pernah menyatakan cintanya di tengah lapang namun naas Setra menolak mentah dengan alasan gak masuk akal.

"Emangnya lo kenapa sih gak mau deket cewek? Lo homo ya? Atau lo gak doyan cewek ya?" Tanya Mark kian penasaran.

"Gue udah punya cewek, tapi jauh." Jawabnya ngasal supaya rawa-rawa di pinggirnya diam.

"Widih ldr dong, cewek lo siapa sih penasaran gue, kapan-kapan ajakin dia ke club Tra biar kita semua tahu calon ibu negara kita." Ujar Mark cengengesan.

Setra melirik sinis. "Gila aja cewek gua di ajak ke club, gak bakal gue izinin sat!" Ucapnya serius.

Mark tersenyum haru mendengarnya, bagaimana pun juga Setra harus memiliki pendamping hidup yang baik, ia terharu kalau temannya itu tidak seperti dirinya yang selalu bergonta-ganti perempuan.

"Gue seneng lo punya pemikiran kayak gitu. Jangan kayak gue Tra," Kali ini Setra yang di buat bungkam.

Ia tahu trauma apa yang di alami Mark, ia mengerti kenapa Mark tidak cukup satu perempuan penyebabnya adalah kedua orang tuanya yang sering selingkuh secara terang-terangan bahkan saat umur Mark masih kecil. Katakan bahwa orang tua Mark itu gila!

"Suatu saat nanti lo pasti bisa lewatin ini Mark, gue yakin lo orang yang baik." Ucapnya menepuk pundak Mark.

"Yoi dong! Gue juga kagak mau kali kayak bokap sama nyokap gue. Gue berbeda dari mereka berdua." Jawabnya semangat.

"Nah gitu dong harus semangat sat!" Ucap Setra.

***
-Bukit alam mimpi

Setra membuka matanya perlahan kala merasa berat di pahanya. Ia menengok kanan kiri ternyata bukit yang semalam ia mimpikan.

Matanya menatap kebawah lebih tepatnya kepada sesosok gadis kecil yang tengah tertidur di pahanya.

Jantungnya berdetak kencang, ia takut kalau ini adalah halusinasinya terlebih lagi ia sempat mengonsumsi nikotin tadi siang.

"Kenapa gue ada sini lagi?" Gumamnya tidak bisa berpikir jernih.

Gadis itu menggeliat kecil membuat Setra kembali menatapnya. Tangannya perlahan bergerak menyentuh pipi gadis itu.

Sudah di duga kalau kulitnya juga merasakan pipi mulus itu! Apa efek samping nikotin bisa separah ini?

"Hei, bangun gadis kecil." Ucapnya menepuk pelan pipi Liane.

Tak kunjung ada jawaban, seperti gadis itu tertidur pulas dengan seekor kelinci masih di gendongannya. Setra tersenyum lebar, biarkan halusinasi ini memenuhi pikirannya ia juga tidak masalah jika harus terus seperti ini.

Anggap saja ia mempunyai seorang pendamping untuk menemani kesepiannya.

Tangannya perlahan mengusap bulu mata gadis itu lalu turun menyentuh pipi, hidung dan terakhir ia menyentuh bibir yang kemarin ia cium.

"Apa kamu nyata? Atau, cuma halusinasiku?" Gumamnya bertanya.

"Kalaupun ini memang gak nyata, tetap lah datang di mimpiku, aku akan selalu melindungi mu dan kamu juga harus menemaniku." Gumamnya lagi.

Setra tidak pernah sedamai ini di hidupnya, tidak pernah setenang ini sebelumnya. Hatinya merasa nyaman ketika menatap wajah teduh gadis itu kalau bisa Setra ingin selamanya seperti ini, ia tidak ingin berpisah dengan gadis yang sudah di klaim jadi miliknya itu.

Tak lama setelahnya gadis itu terbangun, ia membuka matanya perlahan hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan lelaki itu.

Liane langsung terbangun dari tidurnya ia cukup terkejut karena tertidur di pangkuan lelaki gila di depannya.

"Sudah bangun gadis kecil?" Tanya Setra lembut.

Lanjut part 5..

I FOUND YOU BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang