2. MAWAR MERAH

3.2K 153 0
                                    

Liane duduk di kursi dekat jendela kelas matanya terus tertuju melihat setangkai mawar merah yang tumbuh di bawah pohon besar, ia terheran kenapa ada bunga mawar tiba-tiba tumbuh padahal sebelumnya ia tidak pernah melihat.

Melihat itu membuatnya sedikit deja vu dengan mimpi yang ia alami semalaman.

"Lo lihat apa?" Tanya gadis yang berada di sebelah Liane. Mengikuti arah pandangannya.

"Oh lihatin bunga itu ya?" Liane melirik Zelin.

"Kok tahu? Sebelumnya aku gak pernah melihatnya apa baru saja di tanam?" Tanya Liane penasaran.

Zelin mengedik kan bahunya. "Gue gak tahu pasti tapi yang gue dengar bunganya di tanam sama si Setra, preman sekolah yang sering di panggil bk itu." Jawabnya acuh.

"Kenapa dia tanam mawarnya di sana? Bukannya bakal layu ya kalau gak di tanam dengan benar? Ada-ada saja bocah itu." Ucap Liane masih terus memperhatikan mawar itu.

"Lo tahu mitos gak yang beredar? Katanya kalau mawar itu bakal narik orang yang mungkin bakal menjadi takdirnya si penanam." Liane tersentak mendengar ucapan Zelin.

Ia terkekeh. "Cih! Itu cuma takhayul, mana ada hal kayak gitu terjadi jangan percaya gosip gila deh, sama aja kayak pembodohan publik." Ucapnya tak habis pikir.

"Kalau gak percaya yaudah lagipula gue juga gak yakin kalau itu benar atau bohongan." Jawab Zelin.

Liane melihat seorang lelaki berjalan kearah bunga itu, ia yakin kalau lelaki itu yang menanamnya. Seutas senyum terukir jelas di bibir mungilnya kala melihat lelaki itu menyiram bunga itu dengan air.

"Aku gak tahu kalau pereman juga pecinta tanaman." Batinnya kagum.

Jujur saja meskipun Liane sudah 2 tahun bersekolah tetapi ia belum pernah bertemu langsung dengan perkumpulan pereman sekolah itu, alasannya cukup simpel mereka jarang terlihat di sekitar sekolah dan Liane jarang keluar kelas. Seperti bermain petak umpet yang tidak berujung.

"Kamu tahu wajah para preman sekolah itu?" Tanya Liane kepada Zelin.

Mendengar pertanyaan itu Zelin mengangguk. "Ya, gue tahu mereka cukup berkharisma untuk seukuran anak sekolah gue juga pernah lihat beberapa kali, mereka jarang berkeliaran di sekolah mereka sibuk ngabisin waktu buat di hukum." Jawabnya terkekeh.

"Emangnya apa yang mereka lakuin? Mereka gak belajar?" Tanya Liane penasaran.

Zelin menggeleng lagi. "Apalagi kalau bukan mabok, bolos, tawuran dan masih banyak lagi kenakalan lainnya."

Liane tersentak. "Aku gak tahu kalau pergaulan mereka sebebas itu." Ucapnya penuh keheranan.

"Namanya juga preman Lin." Jawab Zelin.

***

Sekumpulan pemuda itu tengah berbincang hangat di bengkel dekat sekolah nya, kebetulan sekarang jam istirahat jadi mereka habiskan untuk nongkong dan minum kopi. Ada yang bermain catur ada pula yang bermain judol.

Lain halnya dengan Setra lelaki itu terus terpikir tentang mimpinya semalam, begitu nyata dan terasa seperti ia mengalaminya sendiri.

Malam tadi..

Setra melihat seorang gadis dengan gaun putih selutut itu tengah menyulam sapu tangan miliknya, ia tahu betul kalau itu memang miliknya.

"Siapa kamu? Kenapa sapu tangan itu  ada di tanganmu?" Tanya Setra penasaran.

Gadis itu tersenyum lalu melambaikan tangan. "Ternyata kamu, aku benerin sapu tangan kamu karena ada pola bunganya yang udah rusak." Jawabnya tersenyum manis.

"What the fuck? Kamu siapa?" Tanya Setra lagi.

"Bukannya kamu yang bawaku kesini? Harusnya aku yang bertanya." Jawab gadis itu terlihat bingung.

Setra terdiam sejenak kapan ia membawa gadis ini kesini, sejak kapan? Namun belum lama itu dirinya tersenyum tengil. "Jadi kamu orangnya nya? Yang mencuri barang miliku? Aku gak expect ternyata kamu seorang gadis kecil." Matanya menatap lekat gadis di depannya.

"Aku udah dewasa bukan anak kecil lagi, lagipula aku juga gak tahu kenapa kamu bawa aku kesini! Aku bukan pencuri kenapa kamu nuduh aku mencuri?" Ucap gadis itu kesal.

Setra terkekeh geli. "Anak kecil kalau marah lucu juga."

"Apa-apaan orang ini, sudah menuduh, gila pula!" Gadis itu tampak kesal ia berdiri hendaknya mau pergi namun Setra langsung menarik tangannya.

"Mau kemana gadis kecil?" Gadis itu menarik tangannya dari genggaman Setra ia mendelik kesal karena sebal dengan lelaki di depannya.

"Aku mau pergi, lepasin tanganku!" Jawabnya ketus.

Setra terkekeh lagi. "Pinjam tanganmu sebentar." Mendengar itu gadis di depannya menyondongkan tangan kecilnya kedepan Setra.

"Kenapa dengan tanganku?"

Lelaki itu membawa sebuah gelang merah yang berada di saku celananya, ia memakaikan benda tersebut ke tangan gadis di hadapannya. Senyum tampan terukir jelas di bibirnya.

"Mulai sekarang kamu udah terikat denganku, apapun yang terjadi kamu bakalan terus bersamaku. Oke!" Ucap Serta menatap lekat gadis di depannya.

"Gak mau, aku gak kenal kamu, aku juga gak tertarik terikat denganmu, tolong biarin aku pergi." Gadis itu menolak.

"Gak ada bantahan, kamu udah ada di tempat ini dan kamu juga udah pakai gelangnya, itu artinya sekarang kamu milikku."

Gadis itu menatap tajam Setra. "Mana bisa kayak gitu! Kamu curang! Pokoknya aku gak mau jadi milikmu!" Tegasnya.

Lalu tiba-tiba Setra memegang kepalanya yang terasa nyeri, suara dengung di telinganya semakin jelas terdengar. Semua orang yang ada di sana tampak khawatir melihat kondisi Setra.

"Lo kenapa Tra? Kebanyakan mabok lo?" Tanya Mark salah satu teman Setra.

Setra menatap sekeliling ia sudah di kerumuni banyak orang, ia sendiri juga tidak tahu kenapa bisa tiba-tiba seperti itu. "Keknya semalam gue kebanyakan minum, I'm oke jangan khawatir." Ucapnya kepada mereka.

"Lain kali kalau minum sewajarnya aja jangan terlalu banyak Tra, Lo bisa overdosis." Ucap Nick khawatir.

"Sialan! Lo pikir gue bisa mati semudah itu?" Setra tertawa kecil mendengar penuturan Nick.

"Lo bukan superhero yang kuat mabok, sewaktu-waktu lo juga pasti ada lelahnya." Ucap Nick bijak.

"Tapi enggak dengan gue, meskipun bukan superhero gue adalah Setra Adios Sasro!"

"Ya terserah lo aja deh." Ucap Nick lelah meladeni.

Oke, Setra sekarang mengerti kalau mimpi semalam adalah halusinasinya apalagi malam tadi ia mabuk berat itu pasti hanya ilusi semata.

Lanjut part 3.

I FOUND YOU BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang