Suara kekehan keluar dari mulut Lio, masih dengan mata yang membara penuh api menatap putranya jengah, selepas mabuk Setra tak sadarkan diri semalam penuh dan pagi ini juga pria itu tetap berbaring di atas kasurnya.
"Anak sialan." Gumam Lio pelan.
"Cepat bangun Setra!" Unggasnya penuh tekanan.
Setra melirik "What happened?" Mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mengamati satu persatu koper besar yang sudah tertata rapih, hendaknya orang yang akan pindah rumah.
"Kenapa banyak koper di sini?" Masih tidak mengerti dengan situasi sekarang, rasanya seperti lelucon di pagi hari.
"Sore ini kamu pindah ke Amerika." Setra menyeringit, ada apa dengan pria sinting di depannya? Ini bukan april mop, bahkan ini terdengar creepy.
"What teh fuck? You've gotta be kidding me?"
"Lekas berkemas setelah itu segera ucapkan selamat tinggal kepada teman-temanmu." Ucap Lio masih dengan nada yang sama.
Bangkit dari tidurnya, lelaki itu berdiri di depan Lio, tampak gagah dan penuh pesona meskipun usianya masih terbilang muda.
"Gue gak bakal pindah kemana-mana!"
"Lalu menjadi pecandu narkoba di sini? Meninggalkan pendidikan dan menjadi gila karena wanita yang ada di imajinasimu?"
"Who gives a shit? Sebenernya apa maksud lo ngusik hidup gue? Gue gak mau pindah dan gue juga gak gila!"
Melihat betapa marahnya lelaki itu, Lio semakin bersemangat untuk segera menggusurnya pergi jauh. Apa yang di kata jika sudah terlanjur kecanduan mungkin akan susah untuk hilang, namun ini belum terlalu parah.
"Papah gak ngusik, justru membenarkan hidup kamu yang berantakan seperti sampah! Papah gak mau punya anak cacat mental, kamu itu pewaris tunggal Adios! Ingat satu hal ini Setra kamu tidak bisa meninggalkannya begitu saja, kamu itu penerus keturunan kami. Jangan sampai kakek membunuhmu!" Jawab Lio berdiri mendampingi kegagahan putranya.
"You're out of line! Hidup gue hak gue! Gak ada urusannya sama kalian lagipula gue juga punya batasan! Hidup gue gak hancur, gue gak gila, lo juga sama-sama pecandu narkoba sialan! Lo gak bisa paksa gue kayak gini, gue gak sudi jadi penerus keturunan lo bangsat!" Ledak Setra merasakan amarahnya sudah memuncak.
"Segera bersiap kakekmu sudah menunggu di ruang tamu." Ucap Lio berlenggang pergi dari sana. Tetap tenang meskipun dalam hati sudah tidak tahan ingin menghantam lelaki lingas seperti serigala itu.
"Goddamn it! I'm sick of you!"
Setra mengamuk, menggema marah dan membanting semua barang yang ada di sana. Adios sialan! Andai saja ia tidak terlahir di keluarga kelainan ini mungkin dirinya tidak akan seperti ini. Pikirannya terlampau kacau, ternyata Nick sialan itu benar-benar mengadu kepada Lio. Awas saja dia tidak akan biarkan begitu saja.
"Nick sialan!"
***
Sekitar lima unit mobil Lincoln melaju cepat mengawal sang pemilik Mercedes Benz S 600 tepat di depannya, membelah jalanan dengan gagahnya mengalihkan atensi semua orang yang berada di sekitar sana.
Sementara seorang pria tengah mengamuk di dalam mobil Mercedes, terlihat seperti orang gila kehilangan akal sehatnya. Dalam hatinya pria itu pun terus mengumpat segala kekesalannya. Apalagi kedua pengawal yang menahannya di sisi kiri dan kanannya membuat terasa pengap.
"Shut up! Kamu seperti seekor monyet yang tidak bisa diam." Atmadja bersuara serak di iringi dengan tatapan tajamnya.
"Bagaimana bisa gue diem aja ketika di paksa pindah seperti ini? Goddamn it Grandpa! Kalian semua gak ada yang percaya, gue waras gue gak gila. Kalian lebih percaya sama Nick sialan." Pelik Setra menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOUND YOU BABY!
Random"Tapi kita tidak nyata, ini cuma dunia mimpi." Ucap gadis itu menjauhi lelaki di depannya. "Persetan! All I want is you Lily!" Setra berjalan mendekat. "Kumohon lupakan aku." "Never! Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, bahkan di dunia ini."...