Kening Zelin berkerut ragu, tak biasanya Liane bertanya soal lelaki terlebih lagi dia si preman brengsek. "Gak ada, lagipula dia udah pindah gak bakal ada urusannya lagi sama sekolah ini, takut lo?" Zelin hanya berpikir jika kejadian tadi membuat temannya menjadi was-was sendiri.
Menggeleng cepat. "Aku cuma penasaran aja."
"Mungkin di galeri seni sekolah kita ada potonya, waktu poto bareng angkatan, tahun kemarin." Mendengar penuturan Zelin, Liane semakin di buat penasaran.
"Bisa anter aku lihat gak?" Zelin melihat tubuh Liane gelisah jelas ia tahu kalau ada sesuatu yang di sembunyikan.
"Lo ada masalah sama dia?" Kali ini Zelin bertanya dengan nada serius. Liane kalang kabut rasa penasaran itu menggerogoti tubuhnya.
Terpaksa Liane mengangguk. "A-aku tidak yakin kalau dia cowok yang aku maksud tapi nama mereka sama,"
Dengan cepat Zelin membawa Liane ke ruang galeri seni yang berada di sekolahnya. Sungguh Zelin berharap kalau ucapan temannya tidak benar, semoga saja hanya kebetulan, biar bagaimanapun ia tidak bisa membiarkan Liane dalam kukungan masalah lelaki brengsek seperti Setra.
"Ada masalah apa sama Setra? Jangan macem-macem sama dia Lian, lo gak tahu lelaki itu brengsek?" Zelin berucap sebelum dirinya mendarat di sebuah tempat yang terpampang poto raksasa.
Semua teman satu angkatannya berada di frame yang sama, namun Liane tak begitu lihat dengan jelas gambar dirinya karena berada di posisi paling atas bersama Zelin.
Melupakan sedikit pembahasannya, Liane malah terkesima melihat ruang galeri ini, begitu mewah dan antik persis seperti bangunan kuno dengan konsep Victoria. Sungguh ini luar biasa, kenapa dirinya baru sadar kalau sekolahnya begitu mewah dan elite. Darimana saja dirinya selama ini?!
"Lo belum jawab pertanyaan gue! Punya masalah apa sama Setra?" Liane kembali tersadar, kepalanya lantas menoleh melihat foto raksasa.
"Y-yang mana Setra nya?" Mengalihkan pertanyaan, Liane malah menjawab di luar pertanyaan.
Zelin mendengus kesal sembari menunjuk seorang lelaki yang berada paling depan. Tampak lelaki itu cemberut tidak tersenyum sedikitpun memperlihatkan aura bengisnya, rambutnya acak-acakan persis seperti murid badung pada umumnya, namun sial dia malah terlihat tampan.
Setelah melihatnya Liane langsung tercekat hampir lupa caranya bernafas, badannya merinding sampai ke tulang dan jantungnya serasa di pompa lebih cepat. Apa yang sebenarnya terjadi? Dia lelaki yang ada di mimpinya. Kenapa bisa?
Kaki Liane terasa lemas sampai dirinya hilang keseimbangan, pantatnya mendarat di lantai sedangkan matanya masih melotot menatap kedepan. Terkejut melihat pemandangan di luar akal sehat ini.
"Lo kenapa Lian? Lo baik-baik aja kan?" Raut khawatir Zelin tidak bisa di sembunyikan apalagi melihat Liane terjatuh.
Liane takut tapi bimbang, kenapa semuanya terasa aneh? Kenapa dirinya memimpikan lelaki ini berulang kali padahal Liane sendiri baru sekarang melihatnya?
"Zelin aku kayaknya udah gila." Ucap Liane dengan suara bergetar.
"Bilang sama gue kenapa? Lo ada masalah sama Setra? Lo di ancam sama dia? Lo di apa-apain sama dia? Bilang sama gue Lian!" Ucap Zelin tak karuan.
"Zelin bagaimana kalau semisalnya aku berurusan sama lelaki itu? Apa yang akan terjadi sama aku?" Meskipun takut Liane bertanya, semoga saja Zelin bisa membantunya dan memberikan sedikit arahan.
"Lo bakal mati. He is asshole Lian, lelaki paling brengsek yang ada di muka bumi ini,"
"Ke-kenapa kamu bilang begitu? Apa dia jahat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOUND YOU BABY!
Random"Tapi kita tidak nyata, ini cuma dunia mimpi." Ucap gadis itu menjauhi lelaki di depannya. "Persetan! All I want is you Lily!" Setra berjalan mendekat. "Kumohon lupakan aku." "Never! Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, bahkan di dunia ini."...