13. WHO IS SETRA?

897 68 5
                                    

Selepas kejadian bertemu Lily Setra semakin susah di kendalikan, mengamuk di bandara dan lebih parahnya tak segan menyakiti semua orang yang berusaha menenangkannya. Kacau sudah moodnya, kalau seperti ini apa yang bisa mereka buat? Bahkan Atmadja sendiri di buat jengah.

Tak terkecuali Nick dan Mark mereka sudah biasa melihat Setra mengamuk seperti ini, satu-satunya cara agar dia tenang adalah mabuk. Hanya minuman yang bisa memberinya ketenangan.

"Lo mau terus ngamuk kayak bocah gini? Get up Setra lo udah gede," Ucap Nick menarik kerah baju Setra.

Menghempas kuat tangan di bajunya Setra menatap penuh permusuhan. "Gara-gara lo gue di pindahin anjing! Gara-gara lo gue gak bisa ketemu Lily. Lo udah gue anggap temen tapi lo malah khianati gue, kenapa? Lo gak suka gue deket sama Lily?" Sentaknya memperlihatkan betapa marahnya dia.

"Persetan! Nyawa lo lebih penting daripada dia, kalau lo emang gak gila yaudah berhenti pake narkoba. Gue ngelakuin ini demi masa depan lo, gue rela pertemanan kita hancur asalkan lo sembuh sialan! Gue gak peduli lo deket sama siapapun, gue gak peduli lo mau tidur sama siapapun, asalkan, cewek itu nyata." Jawab Nick tak kalah marah.

"She is real! Gue lihat dia di jalan, tapi semua orang gak mau percaya."

"Ya emang kagak bakal ada yang percaya,"

"Gue gak bohong, gue lihat dengan jelas kalau dia Lily!"

"Berhenti meracau Setra! Pemberangkatan sebentar lagi, bersikaplah selayaknya orang normal dan jangan membual tentang gadis itu." Kali ini Atmadja berucap, menghunus menatap tajam cucunya.

"Sialan!"

Buyar sudah, Setra mengusap kasar wajahnya. Di saat seperti ini siapa yang bisa dia mintai tolong? Tampaknya semua orang memang menekannya untuk pindah.

"Gue gak bisa kayak gini, apa yang salah sampai harus di pindahin? Bukan lagi rahasia umum kalau keturunan kita memang pecandu? Narkoba memang makanan Kita sehari-hari, lalu kenapa cuma gue yang di pindahin?" Tanya Setra menatap Atmadja dan Lio bergantian.

Persetan papahnya saja sedari tadi hanya diam enggan untuk membantunya sedikitpun. Dia lebih pantas di sebut musuh daripada orang tua.

"Karena kamu lebih parah," Jawab Lio.

"Lo yang lebih parah tiap hari main jalang-"

"Bicara yang sopan Setra dia orang tua kamu!" Tegas Atmadja.

Sudahlah Setra menyerah mau bicara bagaimanapun semua akan sia-sia, mereka tidak mungkin membebaskannya begitu saja, kali ini dia mengalah biarlah apapun yang terjadi, karena yang terpenting sekarang dia sudah menemukan Lily.

"Oke gue nyerah, gue akan pindah tapi dengan satu syarat," Ucapnya berjalan mendekat kedua lelaki gagah di depannya.

"Temuin gadis yang tadi dan bawa dia kedepan gue." Ucapnya menatap Atmadja serius.

"Sampai kapanpun dia gak nyata Setra, dia cuma ada di imajinasimu dan gadis tadi, oh astaga gimana aku harus menjawabnya. Dia bukan orang yang kamu cari." Jawab Atmadja malah kelimpungan.

"Kenapa gak ada satupun yang percaya? Dia Lily, dia orang yang gue cari dan dia orang yang gue temui di mimpi itu." Sungguh kali ini Setra berharap satu orang saja dapat mempercayainya ucapannya.

"Persetan dengan mimpimu, siapa yang percaya gadis lugu seperti dia berurusan dengan perman sepertimu? Lihat dirimu baik-baik, kamu tidak jauh dari binatang buas di hutan sedangkan gadis tadi? Dia tampak seperti bocah baru menetas, apa yang salah dengan pikiranmu?" Jawab Atmadja tampak jengkel.

I FOUND YOU BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang