Setra menghisap Vape di balkon kamarnya, matanya memandangi seluruh penjuru rumah yang tampak sepi. Mulutnya tak bisa berhenti tersenyum kala gadis di mimpinya terus saja terbayang, meskipun tidak nyata namun hal itu cukup membuatnya bahagia.
"Lily." Gumamnya kembali tersenyum sendiri. Mengingat senyum, tawa dan binar mata gadis itu membuatnya terasa memabukkan, magnet apa yang ada di dalam dirinya hingga membuatnya tak bisa menahan hasrat seperti ini.
"Gue beneran suka sama dia?" Ucapnya lagi sembari menghisap Vape.
Tak lama setelahnya seseorang berdiri di belakang memandangi Setra dengan tatapan penuh seringai.
"Kenapa belum tidur? Apa kamu terbangun?" Tanya seorang wanita cantik dengan pakaian tidur seksinya.
Setra berdecak kesal. "Ngapain lo ke sini? Ganggu banget lo!" Ucap Setra ketus.
"Wow, anak tiri yang kejam!" Ucap Janner terkekeh lalu meneguk wine yang ada di tangannya.
"Papah kamu pergi lagi sama lacur lain, aku kesepian di sini." Jawabnya berjalan mendekat kearah Setra.
Lelaki itu hanya terkekeh sinis. "Kenapa berpikir kalau lo beda dari yang lain? Bukannya lo juga lacur nya dia?"
Janner tak suka mendengar jawaban Setra. "Dasar gak sopan! Tapi gapapa aku maafin karena aku mama tiri yang baik." Ujarnya berdiri di samping Setra.
Wanita itu menatapnya penuh nafsu dan hal itulah yang membuat Setra muak! Dia tidak suka dengan keberadaan para sampah yang di pungut oleh papahnya.
"Lo kalau birahi jangan ke kemar gue, pergi aja ke club, banyak noh cowok yang kayak lo!" Ucap Setra menatap jijik wanita di depannya.
Janner tersenyum semanis mungkin, meskipun hatinya kesal setengah mati. "Jangan munafik kamu juga pasti mau kan? Aku bakal rahasiain dari papah kamu." Dengan gerakan perlahan tangannya bergerak membuka tali piyamanya.
Melihat itu Setra langsung naik pitam, dengan kasar ia menarik wanita gila itu keluar dari kamarnya bahkan gelas yang di pegangnya pun pecah.
"Lepasin tanganku Tera!" Ucap Janner memberontak.
Mendengar nama Tera keluar dari mulut Janner membuat kemarahan Setra bertambah. "Jangan panggil gue kayak gitu sialan!" Ucapnya marah.
Setra menggusur keluar Janner dari kamarnya. "Mulut lo terlalu kotor buat nyebut gue kayak gitu!" Matanya menatap nyalang.
Tak menyerah begitu saja Janner berlari mendekati Setra hendaknya menciumnya. Namun Setra langsung sigap memalingkan wajahnya dan langsung mendorong tubuh Janner menjauh.
"Sialan lo anjing! Jangan sentuh gue bitch! Gue gak sudi di sentuh tubuh kotor lo!" Ucap Setra tak bisa menahan amarahnya.
"Kenapa? Kamu homo ya? Aku bisa ngelakuin apapun untuk kamu Tera!"
Setra langsung mencengkram dagu wanita itu pun meringis kesakitan. "Gue bisa lebih gila dari ini Janner! Jangan main-main!"
"Gue gak peduli kalau lo hyper ataupun selalu birahi lihat cowok cakep, tapi jangan pernah sekalipun lo nyebut nama gue dengan mulut kotor lo itu!"
Bulu kuduk Janner langsung merinding, ia tak menduga kalau lelaki ini sangat menyeramkan.
"Berhenti ganggu gue Bitch!" Lanjutnya melepas kasar cengkraman tangannya lalu masuk kedalam kamarnya lagi meninggalkan Janner yang kini menahan malunya setengah mati.
"Bocah sialan!" Decak Janner membenarkan pakaiannya.
Entah kapan datangnya ternyata Lio sudah berdiri di ujung lorong kamar Setra, dari tadi ia memperhatikan pertengkaran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOUND YOU BABY!
Random"Tapi kita tidak nyata, ini cuma dunia mimpi." Ucap gadis itu menjauhi lelaki di depannya. "Persetan! All I want is you Lily!" Setra berjalan mendekat. "Kumohon lupakan aku." "Never! Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, bahkan di dunia ini."...