5. MASIH FANA.

1.1K 78 2
                                    

Liane menjauh dari Setra rasa gugupnya menjalar ke seluruh tubuhnya, matanya terus melirik kesana-kemari. Ternyata masih terjebak di tempat ini lagi.

"Aku pengen pulang." ucapnya memalingkan wajahnya.

Setra masih terdiam enggan untuk menjawab, matanya masih tetap memperhatikan gadis di depannya.

Liane melirik sebentar. "Kenapa malah lihatin kayak gitu," ucapnya kesal.

"Tolong anterin aku pulang." lanjutnya memelas, tangannya terulur menarik pelan kemeja yang lalaki itu kenakan.

Setra menahan senyumnya gemas dalam hati ia berteriak girang, kenapa mimpi ini begitu seperti nyata dan kenapa gadisnya begitu menggemaskan.

"Emangnya mau pulang kemana?" tanya Setra dengan nada rendahnya.

Kali ini Liane yang terdiam, bingung harus pulang kemana karena ia juga tahu, ini mimpi yang terasa nyata baginya.

Liane menggeleng. "Aku gak tahu, kayaknya aku tersesat di sini sama kamu." jawabnya.

"Nama kamu siapa gadis kecil?" baru kali ini Setra bertanya nama gadis itu ia sendiri juga begitu penasaran.

"Nama aku Liane Fadellaeva, kamu bisa panggil aku Lian." jawabnya.

"Nama yang cantik, Lily." Liane menatap tak suka panggilan dari lelaki itu.

"Aku gak mau di sebut Lily, itu bukan namaku." ucapnya tidak suka.

"Aku pengennya manggil Lily." jawab Setra tak mau kalah.

Liane mendengus kesal. "Terserah kamu aja. Ngomong-ngomong namamu siapa?" tanyanya ingin tahu.

"Wiliam Setra Adios, panggil aja senyaman kamu." jawabnya.

Liane mengangguk mengerti. "Aku mau manggil Tera aja soalnya lucu." ucapnya semangat.

Setra mengangguk setuju meskipun sebelumnya belum pernah ada yang memanggilnya seperti itu, mungkin terdengar aneh tetapi ia menyukainya jika Lily yang memanggilnya.

"Oh iya, aku penasaran kenapa kita bisa bertemu di sini? Aku tahu ini gak nyata tapi kenapa rasanya aneh? Kamu bisa menyentuhku aku juga bisa menyentuhmu kita sudah beberapa kali berada di tempat ini." Tanya Liane penasaran.

Sedangkan Setra masih mencerna perkataan Liane barusan, ternyata gadis itu juga mengalami hal yang serupa, dia pikir hanya dirinya yang merasakan keanehan ini.

"Mau tahu kenapa?" Dan Liane pun mengangguk.

"Karena aku dan kamu sudah terikat," ucapnya memperlihatkan gelang merah di kedua lengannya.

Liane melihat gelang yang melilit di tangannya, begitu pula dengan gelang yang melilit di tangan Setra.

"Kenapa? Aku butuh alasan yang jelas bukan karena gelang ini Tera, aku ingin tahu kenapa kamu bisa membawaku ketempat ini aku juga ingin tahu kenapa kamu.." Liane menghentikan ucapannya membuat Setra menaikan sebelah alisnya, menunggu lanjutan dari perkataannya.

"Me-menciumku kemarin." meskipun gugup Liane menyelesaikan ucapannya, ia langsung menunduk malu wajahnya panas dan hatinya berdegup kencang.

Lagi dan lagi Setra merasa gemas melihat gadis itu. "Aku gak tahu pasti kenapa kita berada di tempat ini, aku juga gak tahu kenapa kamu berada di sini bersamaku Lily," jawabnya masih membuat Liane tak merasa puas.

"Lalu kenapa kemarin kamu cium aku?" tanya Liane tegas.

"Maybe, falling in love?" jawabnya langsung membuat wajah Liane merah.

"A-aku g-gak ngerti." Ucap Liane terbata, jujur saja ia merasa canggung namun hatinya terbesit takut untuk mempercayainya. Takut kalau lelaki itu cuma berbohong atau takut jika lelaki itu cuma bermain-main saja.

I FOUND YOU BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang