17. BECAUSE I AM THE ONLY ONE

41 8 2
                                    

Tidak pernah sekalipun gadis itu menyangka jika mereka akan di pertemukan lagi di tempat yang tidak bisa di pikir oleh logika. Dari sekian banyaknya tempat kenapa harus di sini? Kenapa harus di dunia antah nyata atau tidak ini? Meskipun hatinya senang karena akhirnya bisa bertemu teman masa kecilnya, tak menapik jika hatinya juga sakit ketika melihat lelaki ini menjadi sosok yang berbeda.

Atau mungkin dirinya lebih sakit lagi jika terbangun dan semua ini hanyalah bualan semata? Untuk menyenangkan hatinya sesaat? Dia tatap sendu tangan besar yang bertengger pada jemari kecilnya, senyum kecil terbit dari wajahnya menampilkan bentuk bulan sabit yang cantik.

Katakanlah jika dia tidak waras karena tidak menggunakan otaknya dengan benar, ingin berada di sini lebih lama hanya untuk melepas rindu pada teman masa kecilnya? Untuk menepati janji yang bahkan lelaki ini berusaha melupakan tentangnya? Oh astaga! Seseorang katakan dengan keras kalau Liane orang bodoh!

"Kenapa diem? Kamu nyesel dengan keputusan tadi?" Liane mendongak lalu menggeleng pelan.

"Aku gak nyesel Tera, hanya saja aku bingung harus main kemana dulu." Jawabnya sedikit gugup.

"Kamu ingin lihat laut?" Sebenarnya Liane hanya ingin berduaan dengan lelaki ini.

Menggeleng pelan. "Saat ini aku hanya ingin sama Tera, jangan dulu kemana-mana." Jawabnya membuat Setra tercekat gila. Bagaimana bisa dia salah tingkah seperti ini hanya dengan sebuah kalimat sederhana?

"Sialan!" Setra memangku tubuh kecil itu, sedangkan kini Liane sudah sejajar dengan lelaki jangkung ini. "Mau jalan-jalan?" Satu kecupan mendarat di bibirnya, gadis itu tampak tersentak namun tak lama mengangguk, setuju.

"Boleh."

Setra menurunkan tubuh Liane, mengambil kemeja yang ada di dekat pohon lalu memakainya, terserah saja gimana bentukannya asal pakai pakaian!

Kembali lagi ke tempat tadi, ia menautkan tangannya ke tangan milik Liane. Membawanya pergi dari sana.

Demi apapun Setra masih tidak percaya dengan perubahan gadis kecilnya itu, hal apa yang membuatnya bersikap demikian? Apakah gadis itu tidak sadar kalau perubahan sikapnya membuatnya hampir gila? Persetan! Dirinya harus segera mencari cara supaya mereka bisa terbebas dari alam mimpi ini dan bertemu secara nyata.

"Will you wait for me, Lily?"

Masih di ambang kesadaran penuh Liane menggeleng cepat. Dirinya sudah berjanji jika dia hanya akan bersama di mimpi ini saja, mau sekeras apapun hatinya menolak logikanya harus tetap berjalan. Pertemuan ini adalah kesempatan terkahir yang tuhan kasih, rasanya cukup serakah jika ia menginginkan lelaki ini di kehidupan nyatanya.

Bangunlah Liane. Kalian bahkan berbeda sampai ke tulang!! Lelaki ini seperti pangeran yang amat di sanjung sedangkan dirinya hanya rakyat biasa. Sampai kapanpun tidak ada istilah batu berlian bersanding dengan batu kerikil.

"Maaf Tera tapi aku tidak bisa," Kalimat ini mampu membuat amarah Setra bangkit. What the fuck?! Apa-apaan penolakan ini? Berani sekali gadis kecil ini menolak permintaannya.

"Why?" Entah firasat atau memang aura Setra berubah menjadi seram yang pasti dia takut salah bicara.

Liane menatukan tangannya takut. "Kita berbeda di kehidupan sana Tera, aku bahkan tidak sanggup untuk sekedar bertemu." Jawabnya.

Setra berdecih pelan, hanya karena dirinya sedikit melunak gadis ini berani menolaknya? Hukuman apa yang harus ia lakukan sekarang? "Damn! Aku tidak peduli, yang terpenting sekarang kamu harus menungguku dan jangan pernah menikah dengan orang lain! Hanya aku yang harus ada di hidupmu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I FOUND YOU BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang