Dulu ketika dirinya masih kecil selalu menjadi tempat pelampiasan orang lain, entah kekerasan dari teman sebayanya ataupun kemarahan ayahnya sendiri. Tidak ada yang perlu di kasihani karena memang hidupnya seperti itu.
Meskipun terlahir dengan wajah rupawan namun tak menampik jika dia hanya lelaki cupu yang bahkan tidak berani untuk melawan bentakan seseorang, oh jangan lupakan tubuhnya yang kecil itu selalu menjadi bahan olokan orang lain karena di anggap seperti perempuan.
Dulu dirinya teramat penakut dan penyendiri, sungguh tidak ada yang sudi menemaninya mereka mengganggap dia hanyalah pembawa sial dan tidak bisa di andalkan selayaknya anak lelaki, apapun yang di lakukannya tak luput dari ejekan teman-temannya.
Lalu ketika dirinya berada dalam kondisi paling buruk. Seorang gadis menghampirinya dengan raut wajah tengil tapi takut, mengajaknya berbicara seperti orang yang sudah akrab dan mengikutinya kemanapun dia pergi, tidak seperti yang lainnya gadis ini baik dan selalu menjaganya. Setra masih ingat bagaimana pertemuan pertama dengan gadis itu, tas barbie bertuliskan nama Lily, jepit rambut berbentuk bunga mawar dan sepasang sendal jepit spiderman yang dia bawakan untuk dirinya.
Setra juga masih ingat bagaimana dulu dia menolaknya dengan kasar, memarahi gadis itu karena berani mengikutinya dan mengusirnya ketika gadis itu dengan baik hati memberikan payungnya. Sialan sekali bocah bernama Setra ini, sok jual mahal padahal dia sendiri korban perundungan!
Namun tetap saja pada akhirnya dia tunduk kepada gadis tinggi itu, mencari perlindungan setiap ada yang mengganggunya dan mengadu jika ayahnya berlaku kasar. Jujur saja Setra sampai berpikir kalau gadis itu keturunan Avengers saking kuatnya, ketika dia memukul dan ketika dia menendang untuk melindunginya, Setra benar-benar di buat takjub.
Mengingat masa konyol itu Setra terkekeh kecil, membayangkan bagaimana wujud gadis bernama Lily itu sekarang? Apa dia sudah menjadi atlet dengan tubuh tingginya atau malah menjadi pendekar seperti katanya dulu?
Hanya bisa menghela nafas berat, meskipun dalam hati ia merindukan sosok itu. Realitanya lebih jelas jika mereka sudah tidak memiliki celah untuk bertemu dan saling mengenal lagi, di kehidupan dewasa ini.
Mungkin episode tentang dirinya yang mengalami kejadian pahit hanya berlaku sebentar, karena setelah dia pindah hidupnya seperti di jungkir balikan menjadi gelap dan pekat. Didikan keras dari kakeknya membuatnya menjadi orang tak tersentuh dalam hal apapun, tidak ada lagi rasa iba, rasa takut dan nyali yang menciut ketika berhadapan dengan orang lain.
Nyatanya ribuan luka di masa lalu memang membekaskan rasa sakit yang tidak bisa di obati. Hidupnya sekarang hanya di penuhi ambisi dan dendam yang membara di hatinya.
"Tera kenapa diem terus? Tera gak suka laut?" Tanya Liane menyentuh jambul Setra menyadarkannya dari lamunan.
Sontak lamunannya tersadar ketika mendengar seseorang memanggil namanya dengan lembut. Setra mengerjap lalu menangkap sesosok mahluk mungil yang akhir-akhir ini memenuhi khalayaknya. Bibirnya terangkat memperlihatkan senyuman menawan. "Aku lebih suka bibir kamu daripada laut." Astaga wajah Liane langsung memerah seperti tomat.
"Kenapa Tera diam aja dari tadi?" Tanyanya mengalihkan pertanyaan.
Setra menggeleng pelan lalu memeluk penuh posesif. "Gak ada, sekarang bermainlah sepuasnya." Bisiknya pelan.
Setelah perjalanan yang cukup panjang kini mereka sudah sampai di area bibir laut yang amat luas, Liane sendiri tidak tahu dimana ujungnya yang dia tahu tempat ini sangat cantik dan penuh kehangatan.
"Woah, lautnya cantik banget Tera." Ucap Liane girang sembari berlarian di atas pasir putih yang di pijaknya.
"Tera aku mau kesana." Ujar Liane masih girang menujuk ombak yang menderu tenang. Setra pun hanya bisa mengangguk mengizinkan Liane melakukan apapun di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/377038371-288-k72917.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I FOUND YOU BABY!
Random"Tapi kita tidak nyata, ini cuma dunia mimpi." Ucap gadis itu menjauhi lelaki di depannya. "Persetan! All I want is you Lily!" Setra berjalan mendekat. "Kumohon lupakan aku." "Never! Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, bahkan di dunia ini."...