8. ADA GUE DI SINI

57 10 4
                                    

Liane terkejut karena berada di tempat ini lagi, ia yakin kalau tadi dirinya tertidur di rumah karena kecapean pulang sekolah.

"Kenapa aku ada di tempat ini lagi?" Ucapnya menatap sekeliling masih sama di bukit yang penuh rerumputan.

Namun kali ini ia cukup terkejut karena tangannya terluka cukup lebar, darahnya bercucuran mengenai gaunnya. Hatinya gelisah karena takut terjadi sesuatu yang buruk padanya.

"TERA! KAMU PERGI KEMANA?" Teriak Liane menangis, ia takut di tinggal sendirian.

"Sebentar aku lagi nyuci kain ini." Jawab Setra dari belakang pohon.

Mendengar itu Liane hendak beranjak dari tempat duduknya namun belum sempat berdiri ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Jangan banyak bergerak dulu, kamu belum di obati!" Ucap Setra sedikit kencang.

Setelah selesai mencuci kain tipis itu Setra langsung berlari menghampiri Liane, membawa air ke wadah kecil yang terbuat dari tempurung kelapa.

"Pinjam sebentar tanganmu." Ucap Setra menarik tangan Liane yang terluka.

"Pelan-pelan tangan aku sakit." Ucap Liane masih sesenggukan.

Setra tersenyum kecil lalu mulai membersihkan luka di tangan Liane dengan telaten. "Kenapa bisa jatuh tadi?" Tanya Setra.

Liane menggeleng tidak tahu. "Aku gak tahu mungkin tadi kesandung akar pohon." Jawabnya sembari mengelap air matanya menggunakan tangan yang satunya lagi.

"Lain kali hati-hati kalau jalan, jangan lari bahaya! Paham kan gadis kecil?" Ucap Setra lalu di angguki oleh Liane.

"Iya, aku paham." Jawabnya mengangguk.

"Makasih udah tolongin aku Tera." Ucapnya lagi sembari tersenyum manis kala melihat tangannya di balut kain tipis bermotif bunga Lili.

Setra membenarkan rambut panjang Liane yang terlihat berantakan, ia menyisirnya dengan halus menggunakan jari tangannya.

"Udah jangan nangis lagi, aku ada di sini sekarang." Ucapnya sembari mengusap air mata gadis nya.

"Mau di iket rambutnya?" Tanya Setra kali ini Liane menggeleng tidak setuju.

"Gak, rambut aku mau di urai aja." Jawabnya meraba rambut panjangnya.

"Kenapa?"

"Biar cantik." Jawabnya malu tetapi mampu membuat Setra tersenyum lebar.

"Mau di apain aja kamu tetap cantik." Ucapnya memilin ujung rambut Liane.

Di kehidupan asli rambutnya tidak sepanjang ini itulah mengapa Liane tidak mau mengikat rambutnya, ia menyukai rambut yang terurai.

"Kelincinya udah ketemu?" Tanya Liane ragu.

Setra menggeleng. "Kelincinya kabur, gapapa nanti juga balik lagi." Jawabnya.

Liane tampak terdiam lama dan hal itu membuat Setra kebingungan. "Hei kenapa diem?" Tanyanya sembari mengangkat dagu Liane.

"Sebenarnya aku kira ini cuma mimpi biasa tapi ternyata aku terbangun lagi di sini, aku harus gimana Tera?" Tanya Liane takut.

"Kamu gak harus ngelakuin apapun." Jawabnya enteng.

"Apa maksud kamu? Kita lagi dalam bahaya, seharusnya gak seperti ini! Mimpi ini salah Tera, kita harus pulang!" Ucap Liane memegang tangan Setra mencoba meyakinkan lelaki itu untuk sadar.

Setra terkekeh kecil. "Kita sudah pulang, kita udah kembali lagi kesini Lily, kamu gak perlu khawatirkan apapun." Jawabnya masih membuat Liane kebingungan.

"Apa maksud kamu?" Tanyanya tak mengerti.

"Dengan kamu kembali kesini itu sudah membuktikan kalau kamu memang milikku Lily." Jawab Setra membuat Liane tak bisa berkutik.

"Apa sekarang sudah ada jawaban?" Lanjutnya bertanya.

"Jawaban apa?" Tanya Liane tambah bingung.

"Kamu sekarang milikku, aku nunggu jawaban kamu." Jawab Setra.

Liane ragu untuk menjawab, takut jika dirinya hanya di permainkan saja. "Aku gak kenal kamu, aku gak bisa jadi milik kamu." Jawabnya gelagapan.

"Kita udah kenalan." Jawab Setra membuat Liane tak berkutik.

"Pokoknya tetap gak bisa, aku bukan wanita gampangan yang bisa dengan mudah kamu dapetin." Ucap Liane membuat pembelaan.

"Kamu pengen apa? Aku bisa ngabulin semua permintaanmu!" Jawab Setra mengunci tatapannya kepada Liane.

Gadis itu menggeleng. "Aku bukan wanita seperti itu, mama aku masih bisa mencukupi kebutuhanku." Jawabnya sedikit tak suka dengan ucapan Setra.

"Sorry aku bukan bermaksud kayak gitu, tapi setidaknya beri aku alasan kenapa kamu nolak?" Ucap Setra.

Liane menunduk lesu, rasa cemasnya mulai menjalar di seluruh tubuhnya. "Aku takut terulang lagi." Jawabnya pelan.

"Terulang lagi apa?" Tanya Setra menatap serius.

Tidak ada jawaban dari gadis itu Setra yakin mungkin sesuatu yang buruk terjadi di masa lalunya. "Hei What's wrong?"

"Aku gak punya ayah Tera, kita seharusnya gak pernah ketemu walaupun disini, hidup kamu bakal sial kalau ada aku." Jawabnya pelan dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Kamu jangan mau sama perempuan yang gak punya ayah, aku gak mau di sebut haus kasih sayang lagi." Lanjutnya berbicara, entah sakit apa yang Liane rasakan ketika membahas tentang ayah, intinya ia selalu tidak mampu untuk menahannya.

Setra menghela nafas berat lalu membawa tubuh mungil Liane kedalam dekapannya, menepuk pelan kepalanya sambil berbisik. "Siapa yang bilang gitu hm?" Tanya Setra lembut.

"Apa ada orang yang bilang gitu sama Lily?" Lanjutnya bertanya sedangkan Liane hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jangan nangis lagi sekarang ada aku, nanti kalau orang itu ketemu aku gak bakal biarin dia hidup tenang, oke?" Ucap Setra.

Kalau saja Setra bisa bertemu dengan Lily di kehidupan nyata sudah di pastikan kalau orang yang berkata itu akan lenyap. Setra tidak akan pernah membiarkan nya hidup, berani sekali sampah itu membuat gadisnya menangis.

"Lily bukan pembawa sial, malah aku beruntung bisa ketemu kamu di sini walaupun cuma alam mimpi." Ucap Setra mencoba menenangkan Liane.

"Tera beneran kan? Gak bohong?" Tanya Liane melirik Setra lalu kembali menunduk.

"Aku gak pernah bohong, aku gak peduli tentang masalah keluarga kamu seperti apa, karena aku bisa membuat kamu merasa cukup." Jawabnya yakin.

"Tapi tetap aja kamu gak nyata, aku gak mau berharap pada hal tabu." Ucap Liane kini berani menatap Setra.

Wajah tampan dan tatapan sendu matanya mampu menghunus hatinya, bolehkah ia berharap kepada seseorang yang ada di mimpinya ini?

"Aku pastikan kita bertemu di kehidupan nyata, aku bakal cari kamu." Jawab Setra.

Liane kembali menangis, tangannya bergerak memeluk tubuh kekar Setra tidak pernah sekalipun ia di perlakukan lembut seperti ini, ia terharu karena ini pertama kalinya.

"Tapi Tera harus janji sama aku."

"Janji apa hm?" Lagi-lagi tatapan Setra membuat Liane berdetak kencang.

"Tera gak boleh kasar, Tera gak boleh ngatain kejelekan aku." Ucap Liane.

"No! Aku gak akan pernah ngelakuin hal sampah kayak gitu, gak usah khawatir aku akan buat kamu bahagia di sini." Jawab Setra yakin.

Liane tersenyum manis. "Oke, kalau gitu aku mau jadi milik Tera." Setra tersenyum bahagia mendengarnya.

"Really?" Ucap Setra memeluk erat Liane.

"Sekarang kamu milikku sampai kapanpun aku gak bakal lepasin kamu Lily!" Lanjutnya terus menciumi kepala gadis itu.

Tanpa mereka sadari sapu tangan Setra mengeluarkan cahaya emas lalu sekarang terlihat ada dua motif bunga di kain kecil itu. Bunga Mawar dan bunga Lili.

Lanjut part 8

🎵Play musik favorit lesson

I FOUND YOU BABY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang