7. sendiri dalam gelapnya malam

30 10 0
                                    

"aku dikasih pilihan makanya aku memilih. Tapi kenapa gak tanya pendapat aku?"
Kayla Agatha

Happy reading

Kayla kini suda sampai di rumahnya. Kayla melihat ibunya yang sudah bersiap dengan kopernya untuk pergi.

Yah, perpisahan antara Rendra dan Kinara tak dapat di cegah oleh Kayla. Kayla berjalan masuk ke dalam rumah. Namun saat melewati sang mama, dia menatap Kinara dengan sangat intens lalu berjalan begitu saja ke dalam rumah. Ada kalimat yang tidak terucap oleh mulut tapu terucap lewat tatapan mata Kayla.

Kayla sebenarnya ingin mengucapkan salam perpisahan dengan mamanya, namun mengingat kembali perkataan sang pada malam mereka bertengkar membuat Kayla enggan untuk melakukan hal itu.

Kayla bukan tidak suka pada mamanya. Namun hati Kayla masih terlalu sakit. Kayla masih mau berusaha mengobati luka yang ada dalam hatinya.

Sesampainya di kamar, Kayla mulai menangis sejadi-jadinya. Memang Kayla terlihat biasa-biasa saja ketika berhadapan dengan kedua orang tuanya, namun nyatanya Kayla juga sedih.

Tak ada kata yang diucapkan oleh Kayla, dia hanya bisa mengekspresikan kesedihan itu dengan tangisan yang tak tertahankan.

Hal yang tak pernah diduga oleh Kayla, mengahantam dirinya begitu saja.

Capek, sedih, lelah, marah.

Semuanya bercampur aduk, sampai-sampai sulit sekali untuk mengeluarkan kalimat dari mulutnya. Jangankan kalimat, kata saja sangat sulit.

"Bang, aku udah nggak kuat. Terlalu berat. Aku nggak sanggup bang. Lo liat sekarang, gue gak ada lagi sumber kebahagiaan. Dan gue benci itu" Kayla bermonolog.

"Bang kalau gue ikut Lo boleh gak? Mama sama papa nggak mau kalau aku ikut mereka. Bang, bukan hanya mereka yang berpisah tapi Kayla juga pisah rumah dengan mereka, Kayla capek bang" ucap Kayla lagi dan lagi berusaha mengadu pada sang Abang.

Dia tau mungkin abangnya tidak dapat menjawab setiap perkataan yang Kayla ucapkan namun Kayla percaya kalau abangnya mendengar setiap keluh kesahnya.

"Tuhan kenapa harus aku yang merasakan semua ini, aku nggak sanggup. Ini terlalu berat Tuhan. Bagaimana bisa aku melewati ini semua, sedangkan aku saja untuk mendapatkan sebuah dukungan sangat sulit. Aku, nggak bisa Tuhan" sudah tak tertahankan lagi semua yang dirasakan oleh Kayla.

Kayla ingin menyimpannnya, namun ini terlalu berat. Kayla benar -benar tidak sanggup menghadapi semua ini.

Di tengah gelapnya malam, Kayla duduk di balkon kamarnya. Kini sudah jam 23.00 wib, namun belum ada tanda-tanda Kayla mengantuk dan niat untuk tidur di kasur empuknya.

"Bang gimana, bahagia nggak disana?" Kayla mulai lagi monolognya.

"Pasti bahagia. Nggak perlu lagi kena pukul karena belain aku. Heheh, sorry yah kalau dulu nyusahin Lo. Gue janji deh lain kali nggak bakal nyusahin orang lain"

"Mau bilang lain kali gak bakal nyusahin Lo tapi...." Ucapan Kayla terhenti.

Dia tak sanggup mengatakan semua itu. Semua terlalu berat baginya.

***

Kini Kayla sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Ketika sampai di ruang makan, dia baru menyadari bahwa dia tinggal sendirian di rumah ini.

Kayla Dan DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang