Welcome to my story
*
*
*
Happy ReadingJam sudah menunjukkan pukul 21.22, namun Kayla belum ada niatan dari Kayla untuk tidur. Kayla sedang duduk di meja belajarnya sambil menatap rumus di hadapan matanya yang sangat membuat siapa saja akan pusing.
Kayla sedang mencakar sebuah soal. Yah biasalah, soal yang sangat merumitkan isi kepala.
"Huft. Nih soal ribet banget sih" keluh Kayla.
Karena merasa sangat rumit, Kayla pun berencana untuk menghentikan aktivitasnya. Kayla pun berjalan menuju ke dapur. Kayla berencana untuk mencari beberapa cemilan.
"Ada cemilan apa yah di kulkas" gumam Kayla.
Setelah mengambil beberapa cemilan dari kulkas, Kayla pun kembali ke kamarnya. Sesampainya Kayla di kamarnya, ia melihat Syella yang berada di dalam kamarnya. "Lo ngapain di kamar gue? " tanya Kayla dengan wajah penuh tanda tanya.
"Emm, cuma mau ngasih lo beberapa pelajaran" ucap Syella.
Kayla mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan ucapan Syella.
"Nggak usah sok bego, kak kayla" ucap Syella dengan senyum penuh arti. Syella berjalan pelan, di tangannya sudah terdapat pisah.
"Mau ngapain, syell?" tanya Kayla ketakutan.
"Cuman mau ngasih kamu hadiah doang kok" ucap Syella masih dengan senyuman penuh artinya.
Kayla berjalan mundur ketika Syella mulai mendekat dengan dirinya.
Srekk
Suara goresan pisau yang mengenai lengan Kayla.
"Aww" ringis Kayla. Darah mulai bercucuran keluar. "Jangan gila Syella" ucap Kayla gemetar.
"Gue nggak gila kok. Cuma sedikit memberikan hadiah untuk lo" ujar Syella lau dengan entengnya, ia memegang luka yang tadi ia buat di lengan Kayla.
"Aaaaaaaaaaaakkk"
Sangatlah sakit rasanya. Kayla berteriak kencang saat lengannya di pegang sangat erat.
"Kenapa? Sakit" tanya Syella dengan senyum jahat.
"Syel, udahh. Jangan kayak gini, lengan gue sakit banget" teriak Kayla meminta Syella agar melepaskan tangannya dari lengan Kayla yang terluka.
Dengan kasar nya, Syella melepaskan lengan Kayla.
"Udah baru permulaan. Berani sekali lagi lo dekatin Arsen, bakal tau akibatnya" Ucap Syella lalu pergi begitu saja
Setelah Syella pergi, mata Kayla berkaca-kaca. Hatinya seperti tergores.
Dirinya seperti sangat trauma dengan pisau dan goresan di lengannya. Hampir setiap hari ia mendapatkan hal tersebut, membuat Kayla merasa sangat takut jika sudah berhadapan dengan yang namanya pisau. Oleh karena itu, sedari tadi Kayla tak melawan sama sekali.
Kayla dengan air matanya yang sudah mulai berjatuhan, ia bangun dan mencari kotak P3K di dalam laci meja.
Setelah menemukan kotak P3K yang ia cari, Kayla pun mulai membersihkan luka yang ada di lengannya.
Dengan telaten Kayla mengobati luka yang ada di lengannya. Setelah mengobati lukanya, Kayla mengambil cemilan di atas nakas lalu menuju ke balkon kamarnya.
Kayla pun duduk di balkon kamarnya. Kebetulan disana di sediakan kursi dan meja, sehingga Kayla bisa duduk dj sana.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 22.37.
Kayla pun mulai menikmati angin malam yang menyejukkan diri.
Dengan tatapan penuh kesedihan, ia melihat lengan yang selalu dilukai oleh ayahnya. Dan sekarang dilukai oleh adik tirinya.
"Abang, gimana kabar lo?"
"Bahagia banget yah di sana. Kok nggak pernah mampir di mimpi aku sih. Aku kangen tau" ujar Kayla. Air matanya mulai meluruh perlahan tanpa ada suara yang ia keluarkan.
Hanya kata rindu yang ia ucapkan.
Rindu. Tak ada yang dapat menjelaskan bagaimana perasaan Kayla sekarang.
Kayla sangat merindukan sosok abangnya, yang selalu ada untuk dirinya, memeluk tubuh kecilnya yang rapuh ketika berhadapan dengan dunia yang sangat kejam.
Ting
Bunyi notifikasi yang berasal dari handphonenya Kayla.
"Siapa sih yang ngechat malam-malam kayak gini sih" ucap Kayla sambil mengambil ponselnya di atas meja.
Dalam layar ponselnya Kayla tertulis nama Arsen.
Chat
•
Arsen anj.P
Iya
Kenapa sen?Besok kan minggu, lo free nggak?
Iya free, kenapa sen?
Jalan-jalan yuk
Nggak dulu deh. Gue lagi pengen di rumah aja.
Sorry yahOh gitu yah.
Sekali lagi gue minta maaf yah.
Iya nggak papa kok.
/read.
•
•Kayla hanya menghembuskan napasnya kasar. Dia tak ingin jika dirinya terluka lagi karena dekat dengan Arsen. "Huft. Sorry yah sen, sebenarnya gue mau aja, tapi luka gue belum sembuh" ucap Kayla lalu kembali mendongak melihat bintang yang sangat indah di langit.
"Dan yang paling menyedihkan gue nggak pernah punya tempat untuk pulang" lirih kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayla Dan Dunianya
Teen FictionApakah aku harus menyerah dengan semua yang terjadi? Tuhan, ini terlalu sakit buat aku. Aku nggak sanggup Tuhan