"pantesan!" jihan bersemangat, "daddy kalau ke tokyo tuh pasti yang di samperin toko toko harry potter and according to him, we really have to go to the park and play at harry potter's place and sit on that chair again and again."
"again and again," junghwan mengangguk setuju, "ternyata kalau di hitung hitung kita udah sering ya, ke tokyo."
"sorry to say," jaehan angkat tangannya, "tapi setiap kita liburan pasti daddy bakalan langsung ngajuin buat jalan jalan ke tokyo. honestly, we are bored."
junghwan tertawa, "maaf, yaa. tempat itu soalnya jadi saksi dadda sama daddy mulai muncul benih benih cinta."
jihan tutup mulutnya, berteriak gemas. sedang jaehan langsung mundur, "dadda, you should stop saying that, i beg!"
junghwan makin tertawa lebar, sambil pula bergerak rapihkan piring kukis dan gelas gelas bekas jus.
"ini cerita terakhir, ya. after this kita semua mandi sore dan siap siap sambut daddy pulang terus makan malam," junghwan buka lagi lembar album berikutnya.
jaehan maju, "dadda," panggilnya.
"iya?"
jaehan usap tengkuknya, "cerita dadda sama daddy emang cheesy banget... tapi boleh, nggak, habis makan malam ceritanya di lanjut lagi?"
"hm? kalian gak punya tugas?"
jihan menggeleng kuat, "gak punya, karena kita pekan depan ada study tour."
"oh?" junghwan mengerjap bingung, "kayaknya dadda belum lihat ponsel dadda lagi."
"dadda lihatnya nanti aja, habis cerita," pinta jihan.
"okay, sayang..."
kemudian album di majukan kearah jaehan dan jihan, junghwan tunjuk kearah foto dimana yoshi tertawa bersama ayah dan bunda.
"daddy with grandpi and grandmi," kata junghwan.
"ini jadi hari kedua kami kumpul lengkap bersama, dan jadi hari rapat besar tentang karir dadda dan daddy, juga perusahaan kami..."
[[]]
"junghwaaan," mama mendekat, peluk junghwan erat dan beri kecup di pipi kanan dan kiri milik junghwan.
"mama apa kabar?"
"kelihatannya gimana nih?"
"selalu cantik dan kelihatan lebih ceria."mama terkekeh, "soalnya di samperin sama menantu mama, jadi senangnya nambah berkali kali lipat."
di tengah senda gurau nya junghwan dan mama, ada yoshi yang sibuk taruh beberapa bingkisan yang ia dan junghwan beli sebelum datang kerumah papa dan mama.
"yoshi,"
"iya, pa?"
"kesini sebentar."yoshi mendekat, sambil pula ia bantu papa yang sibuk membuat minuman.
"papa sama mama ngeliburin asisten rumah tangga, lagi?"
papa mengangguk, "iya, karena kita mau rapat besar berenam."
"huh?"
"kita mau bahas tentang karir kalian, karena ini sudah kurang dari sebulan sebelum acara pertunangan kalian."yoshi mengangguk, "papa gak akan ngasih perusahaan papa lagi yang lain ke aku 'kan?"
"who knows?"
yoshi hembuskan nafasnya panjang, lalu tersenyum, "i can die right now."
papa tertawa, "yang itu kayaknya gak ada. cuman, perusahaan kamu sama junghwan bisa jadi bakalan pindah ke tangan kamu."
"dan junghwan jadi sekertaris aku?"
"you know we so well, son."yoshi berhenti mengaduk, "tapi kayaknya aku lebih gak masalah kalau kita sama sama kerja."
papa hembuskan nafasnya panjang, "kalian berdua mungkin emang gak masalah. but we dont know about your mom and junghwan's mom, its not easy."
yoshi tahu, tahu betul.
"mereka bakalan maksa aku dan junghwan buat ngadopsi anak. it's like something about them too obsessed wanting to have grandchildren."
papa mengangguk, "di obrolan kita nanti, lebih memungkin kalau junghwan bakalan di minta berhenti bekerja."
"kadang yang kayak gini yang bikin argumen argumen gak menyenangkan muncul,"
"gak ada hubungan tanpa argumen. seiring berjalannya hubungan, pendapat dan argumen itu pasti ada,"
"but this is too early, papa."papa tersenyum dan berbalik untuk taruh gelas gelas yang sudah berisi minuman itu keatas nampan, "kalian ini kan sama sama ceo, dan hal kayak gini harus nya bisa juga kalian selesaiin dengan kepala dingin."
yoshi hembuskan nafasnya panjang, karena obrolan malam ini pasti akan lebih panas dari pada sebelum sebelumnya.
"dan kalau misalnya junghwan gak suka anak kecil?"
papa gak jawab, "ini, kamu bawa ini ke ruang keluarga."
"pa, kayaknya lebih baik kita bicarain tentang acara pertunangannya aja dulu, baru tentang perusahaan nya?"
papa tersenyum, "jarak antara acara tunangan dan acara nikahan kalian itu cuman dua minggu, kamu berharap apa?"
"tapi aku sama junghwan—"
"kanemoto yoshinori."yoshi tarik nafasnya panjang, dan menghembuskannya panjang juga.
"okay, but let me say this," kata yoshi akhirnya, "aku sama junghwan, kami bisa bersama sampai sejauh ini karena keinginan kalian. jadi, aku harap keinginan kalian yang beruntun setelah ini gak buat keinginan awal kalian jadi gagal juga."
—————
notes;
orangtua yoshi: papa dan mama (si kembar manggilnya, grandpa and grandma)
orangtua junghwan: ayah dan bunda (si kembar manggilnya, grandpi and grandmi)[knock on our house — 04]
![](https://img.wattpad.com/cover/376304514-288-k503311.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
knock on our house [yoshwan] ✔️
Fanfictiontrope; stanger becomes love - dua keluarga berkumpul, lalu di tetapkan bahwa kedua putra tunggal dari masing masing keluarga akan mulai hidup bersama; ini, perjodohan. [bxb, yoshihwan]