Chapter XII

17 4 0
                                        

Lino mengacuhkan perkataan Juyeon, dia menendang lagi dan lagi sampai Lino puas.
"Udah puas nge fitnah gw ha? Lo mau apa sih sebenernya?"

Pelaku itu lemas.

Pelaku itu tertawa, Lino mengangkat satu alis.

"Ck, padahal itu berita pasti akan terkenal, dan kalian para kakak tingkat pasti juga akan terkenal".

Lino ingin memajukan dirinya lagi untuk memukul, tetapi Juyeon lebih dulu berjongkok menatap orang itu.

"Sebelum lo viralin, kita juga udah terkenal bangsat. Sekarang, lo mau apa? Choi Seungyeon".

Juyeon smirk, Seungyeon terkejut bagaimana Juyeon bisa mengetahui namanya padahal dia tidak memberitahu namanya ke berita atau apapun.

"Why? Lo terkejut kah? Bokap lo tuh pingin gw pecat atau......"

Juyeon berbisik ke arah nya, "atau gw bunuh dengan tangan gw sendiri. Lo tau kan kalau bokap lo tuh cuma OB di tempat perusahaan bokap gw, tapi lo berkata ke temen temen lo kalau bokap lo itu CEO", lanjutnya.

Seungyeon akhirnya berlutut, meminta permohonan
"Maaf kak, maafkan saya. Saya disuruh sama seseorang agar mengira kalau kalian berpacaran".

"Siapa yang nyuruh lo? JAWAB!!!!" Lino marah.

"Satu kelas sama aku, tapi aku gak tau namanya", kata Seungyeon.

"Bangsat tuh anak", Lino semakin emosi. Dia ingin menendang Seungyeon lagi, tapi terhentikan oleh teriakan seseorang.

"Kak", teriak Felix.

Lino dan Juyeon menoleh ke belakang, yap, Felix ada di depan gerbang.
Dia menghampiri kakaknya, "kak, udah".

"Dia memfitnah kakak Lix, bahkan Ha- ah dia minta putus sama kakak. Kakak gak bisa kasih ampun ke anak ini", jawab Lino frustasi.

Felix memeluk kakaknya itu, "udah kak, besok juga akan mereda".

Felix melepas pelukannya, "besok kakak keluarin aja dia dari kampus. Dan kakak konfirmasi ke seluruh anak di kampus ini bahwa itu hanya rumor".

Juyeon menepuk pundak Lino, "bener kata adek lo, mending keluarin dia dari kampus ini. Gw juga takutnya dia makin merajalela dan menyebar rumor yang gak bener lagi".

Lino mengiyakan perkataan adek dan juga sahabatnya itu. Lino melirik tajam Seungyeon, sedangkan Seungyeon hanya pasrah. Dia sudah lemas dan tak berdaya.

Di sisi lain, Han mendengar di balik gerbang. Dia lega kalau itu hanya rumor.
Dia benar-benar takut, dia tau kalau Lino dan Juyeon itu sahabatan tetapi tau sendiri banyak yang sahabat jadi pacar.

Tak sengaja, Han menginjak bekas minuman dan membuat mereka berdua penasaran siapa yang ada di luar. Felix tau kalau Han pasti akan datang dan melihat sendiri.

Lino segera keluar, sampai di depan gerbang dia menengok kanan dan benar Han ada di situ.

Han yang menyadarinya, menatap Lino.
"Kak"

Lino masih kecewa, dia menghiraukan Han dan berlalu begitu saja.

Juyeon dan Felix segera keluar, Felix menyusul kakaknya pergi. Sedangkan Juyeon masih stay di samping Han.

Han menunduk, Juyeon menghela nafasnya, "huft, lo begitu percaya akan rumor itu. Ikut gw Han".

Juyeon menuju rooftop dan Han mengikuti di belakangnya.

"Lo tau sendiri kan kalau Lino gak suka"

Han terdiam, Juyeon meliriknya.

"Lo juga tau, kalau gw sama Lino cuma sahabatan. Dan lo juga tau itu, bukan berarti lo langsung percaya sama rumor itu"

Backstreet || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang