Jangan lupa like, share, dan comment nya ya
"Sampai kapan kita backstreet terus Han?"
"Sampai semua orang tidak membenci kita termasuk keluargaku kak", jawab Han dengan menatap wajah Lino dengan penuh yakin.
"Apa kita akan seperti ini terus kak hin...
Alarm berbunyi, Lino terbangun dan mematikan alarm yang ada di ponselnya. Jam menunjukkan pukul 08.00, dia melihat sisi kirinya dan mendapati kekasihnya tidur terlelap.
Lino mengambil hpnya dan memfoto kekasihnya secara diam-diam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Beautiful my baby Hannie", batinnya dengan terus memandang gambar yang dia ambil.
Lino pun keluar kamar secara diam-diam agar tidak membangunkan kekasihnya. Sesampai di lantai 1, terdapat adiknya yang masih sibuk dengan laptopnya.
"Belum kelar kerjaan nya dek? Sibuk bener dari semalam", kata Lino sambil meminum segelas air.
Felix yang sadar membalikkan badannya dan mengeluh kepada sang kakak, "Kak Lin, kenapa gak kakak aja sih yang nerusin perusahaan papa? Aku capeeekkkk".
Lino hanya tertawa kecil dan menghampiri sang adik, "kalau aku yang lanjut, ntar gak bisa bikin usaha sendiri dong".
"Udah gapapa, kan digaji juga sama papa kan? Lagian ngapain jauh" sampai ke Aussie? Kan itu tujuan papa buat kamu nerusin perusahaan papa wwllleee", lanjut Lino
Felix hanya mendengus kesal, dia teringat sesuatu. "Oh ya kak, Han mana? Kok gak keliatan?"
Lino yang duduk di sofa pun langsung menjawab secara singkat, "lagi tidur".
Felix yang mendengarnya hanya mengangguk dan menghentikan aktivitasnya. Felix pun ikut duduk di samping kakaknya itu. Karena capek, Felix pun tidur di paha sang kakak.
"Emang kakak mau bikin usaha apa? Kok kayaknya seru banget?"
Lino pun berfikir, "euuummm kayaknya mau bikin usaha makanan, lumayan bisa makan terus hahaha".
Felix mencubit perut kakaknya itu, "emang bisa masak?"
Belum sempat Lino menjawab, ada seseorang di belakang dia. "Seru ngobrolnya ya? Sampai aku di anggurin".
Yap, dia Han sang kekasih tersayang milik Lino. Felix pun langsung duduk biar pacar kakaknya tidak cemburu.
Han pun langsung duduk di samping kekasihnya, "kakak kenapa gak bangunin aku sih? Kan jadi kesiangan".
Lino mengusap rambut kekasihnya, "nggak mau, kamu lelap sekali tidurnya Hannie".
"Eum? Hannie?" Batin Han.
"Hannie itu nama panggilan aku buat kamu sayang, masa manggilnya Han kayak orang-orang?" Lanjut Lino.
Han pun mengangguk paham, hampir saja dia berfikiran negatif.
"Masih ngantuk sayang? Kalau masih, tidur aja dulu gapapa. Nanti aku bangunin kok".
"Iya kak Han, lanjut tidur dulu, aku mau manja-manja ke pacar kamu hehehe", lanjut Felix sambil memeluk kakaknya.
Han hanya tersenyum melihat tingkah kedua bersaudara itu, "udah gapapa, kalian mesra-mesraan dulu. Lagian aku gak cemburu melihat kalian berdua, kecuali kak Lino sama orang lain yang tidak aku tau".
Felix yang mendengarnya ingin mengatakan sesuatu, "kak Han, kamu tau mantannya kak Lino?"
Han melihat Felix dan dia menggeleng, "enggak, kak Lino gak pernah cerita tentang mantannya. Emang kak Lino dulu punya pacar kah?"
"Punya, bahkan mantannya cewek sebelum kamu. Yaaaa tapi tau lah, tuh cewek selingkuh di belakang dia".
Han sesekali melirik Lino, dan Lino melirik Han juga.
Bukan Lino tak mau membicarakan tentang masa lalunya, tetapi Lino hanya ingin menjalani hidup baru dengan kekasihnya yang sekarang.
Lino pun menarik lengan Han dan membawa ke tempat dimana Han tidak pernah tau tempat apa itu. Han juga penasaran tempat apa itu.
Terbukalah pintu tersebut, dan mendapati banyak sekali foto dan barang-barang yang sekiranya penting buat Lino. Lino menyuruh Han buat duduk di kursi tempat Lino sering dudukin.
Lino duduk di meja, memegangi tangan Han untuk menjelaskan semuanya. "Sorry Hannie, bukannya aku tidak mau. But, belum saatnya. Eh bukan, aku tidak mau masa lalu terungkit terus dan kamu kepikiran itu".
Han mencerna apa yang kekasihnya katakan, "kenapa tidak mau? Aku tidak mempermasalahkan itu kak, jadi apa yang di katakan Felix benar?"
Lino pun mengangguk, "namanya Heejin, dia adik kelasmu dulu waktu SMA di saat kamu kelas 11, aku kelas 12, dan dia kelas 10. Putus saat dia kelas 11 karena ketahuan selingkuh dan melakukan hal tak senonoh itu".
Han terkejut, dia tidak percaya apa yang di katakan kekasihnya. Tetapi itu kenyataan.
"Dan saat kamu di kelas 12, aku tertarik dengan kamu. Di saat itu, aku ingin mengambil berkas-berkas di ruang guru. Kamu sangat cantik saat itu, bahkan sampai sekarang kamu selalu cantik di mata aku", lanjutnya.
Lino mengelus lembut tangan Han, "so, tak ada yang perlu di bahas lagi ya sayang? Kita jalani hidup sekarang dan aku sungguh mencintaimu".
Lino mengusap lembut pipi kekasihnya, perlahan mendekat dan mencium pelan bibir kekasihnya. Han pun membalas ciumannya. .................. Lino POV
Ponsel berdering, aku memberhentikan aktivitas dengan Hannie dan melihat siapa yang menelfonku.
"Heejin", batinku.
"Hannie, aku keluar sebentar ya. Ada urusan ini". Aku pun keluar dari ruangan dan mengangkat telfon dari Heejin.
"Ada apa? Kenapa nelfon gw?"
"Kak, aku kangen, bisa kita ketemu?" Jawab Heejin.
"Sorry, gw gak bisa, gw harus pergi sama pacar gw. Oh ya, jangan hubungi gw lagi, atau lu tau akibatnya", aku menutup telfon dan memblokir kontak Heejin.
Aku kembali masuk ke ruangan, dan melihat Hannie yang sedang berkeliling melihat foto-foto yang ada di meja maupun di dinding. Aku tersenyum, betapa bahagianya aku mendapatkan seorang bidadari seperti Hannie.
"Sayang, jadi ke Jeju?", tanyaku.
Hannie yang melihatku dan dia mengangguk senang, "ayok, eh tapi kan aku gak bawa pakaian".
"Kita bisa beli disana sayang, kan ada aku", lanjutku.
"Nggak enak aku sama kamu kak, oh ya tadi yang telfon siapa? Kok kayaknya penting banget", kata Hannie penasaran.
Aku hanya menggeleng dan tersenyum ke arah dia yang lagi mengerutkan dahinya. "Yaudah yuk, berangkat. Udah di siapin mobilnya".
"Hayuuuukkkk", Hannie kegirangan.
Kita pun menuju Jeju dan aku yang menyetir sendiri tanpa di supirin biar bisa berduaan terus.