Felix dan Han sudah berada di depan rumah. Keadaan rumah benar-benar senyap.
Felix pun masuk diikutin Han di belakang.
"Tuan Felix sudah pulang? Dan ada tuan Jisung. Mau makan atau minum apa tuan?" tanya bibi melayani mereka berdua.
"Tidak perlu bi, oh ya kak Lino dimana? Kenapa rumah begitu senyap?" tanya Felix.
Bibi menahan ketakutannya, "b-begini tuan, tadi kakak tuan marah besar. Aku kira kenapa, kamar milik tuan Lino sungguh berantakan. Untuk sekarang kemungkinan tuan Lino belum bisa di temuin. Tuan Felix dan tuan Jisung lebih baik menunggu sampai besok".
"Nggak bi, kak Jisung perlu bertemu dengan kak Lino. Mungkin dengan bertemunya dengan kak Jisung, kak Lino bisa mereda amarahnya. Dan juga, mama dan papa belum pulang?"
"Mereka sedang menuju kesini tuan, katanya juga akan ada tamu yang datang kesini", jawab bibi lagi.
"Baiklah, kak Jisung, lebih baik kakak ke atas buat liat keadaan kakak gw. Gw takut dia makin menjadi", kata Felix melihat Han.
Han dengan sigap langsung menuju kamar milik Lino. Di depan pintu, Han tidak mendengar sesuatu di dalam.
Di bukalah pintu itu, suasana kamar sungguh gelap. Han sebenernya takut, tapi itu juga kesalahan dia. Siap gak siap dia tetap masuk.
Han menyalakan lampu, ditutup pintu agar tidak ada yang masuk.
Mata dia tertuju seseorang yang ada di balkon, Han menuju ke arah orang tersebut.
"Kak?"
Tak ada jawaban.
"Kak, kakak disitu?"
Han tepat berada di belakang orang itu, di melirik ke samping. Lino sudah tak karuan, Han merintikkan air mata.
"Kak hiks, kakak sadar kak"
Han langsung memeluk Lino.
"Maaf kak, maafin Han hiks"
"Ngapain lo kesini?" tanya Lino.
Han menatap lekat mata Lino yang lebam.
"Kak, ini aku Han. Mata kakak sembab, ayok ke dalam aku obatin"
Mata Lino memerah menyala, "gw tanya sekali lagi, LO NGAPAIN KESINI?!"
Han terkejut, "k-kak?"
Lino mendorong kencang Han, membuat Han tersungkur dan kesakitan karena terkena tembok sangat kencang.
Lino masuk ke dalam kamar lagi, meninggalkan Han yang masih kesakitan.
"K-kak, tunggu hiks"
Han berusaha sekuat tenaga agar bisa bangun dan menghampiri Lino.
Tangan Han memegang tangan Lino. Lino melirik sekilas."Lepas, gw gak mau di sentuh sama lo"
Han masih memegang tangan Lino sangat erat, Lino mulai emosi.
Dia mendorong Han ke tembok sampai terdengar suara
Bruk
"Aakkhhh kak, sakkiitthh"
"Lo dengar gak sih, gw udah muak liat muka lo. Gw tau gw bukan seperti yang lo harapkan Han, gw tau kita gak bisa sama-sama seperti yang lo bilang. Tapi seenggaknya hargain gw selagi gw masih menjadi kekasih lo, bukan seakan-akan gw gk di anggap sama lo"
Lino terus menekan Han, Han meringis kesakitan tapi Lino tak peduli.
"Lo tau? Semenjak lo ngomong seperti itu ke gw, gw seperti gak ada harga dirinya di hadapan lo. Lo sebenernya nganggap gw apa sih? Gw hanya mainan lo ha? JAWAB!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet || MinSung
Novela JuvenilJangan lupa like, share, dan comment nya ya "Sampai kapan kita backstreet terus Han?" "Sampai semua orang tidak membenci kita termasuk keluargaku kak", jawab Han dengan menatap wajah Lino dengan penuh yakin. "Apa kita akan seperti ini terus kak hin...