Ga jadi end chapter 10 gess
Semoga kalian suka sama cerita ini yaaa
Janlup vote and comment
Happy reading!
Setelah kembali ke rumah, suasana terasa hening. Cello duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh mainan kesukaannya, tetapi tidak ada rasa ceria yang biasa ia rasakan. Kakinya terasa berat, dan pikirannya melayang pada kemungkinan-kemungkinan yang menakutkan.
Lynne dan Gerald berusaha membuat suasana lebih baik dengan mengajak Cello bermain permainan papan favoritnya. “Ayo, kita main ‘Monopoly’!” kata Lynne dengan semangat, berusaha menyemangati putranya. Namun, Cello hanya tersenyum lemah, tidak memiliki semangat yang biasanya ada di dalam dirinya.
Gerald melihat putranya dan merasa prihatin. Ia ingin memberikan semangat, tetapi ia juga merasa berat dengan kenyataan yang mereka hadapi. “Cello, ingat waktu kita pergi ke taman? Kamu yang paling cepat berlari! Kita bisa melakukan itu lagi setelah kamu sembuh,” ujarnya, berharap untuk membangkitkan kembali semangat Cello.
“Ya, Daddy, aku ingat,” jawab Cello dengan suara pelan. Ia berusaha membayangkan dirinya berlari bebas, tetapi bayangan itu terasa semakin jauh.
Setelah beberapa waktu bermain, Lynne memutuskan untuk berbicara dengan Cello secara lebih terbuka. “Sayang, kita ingin membahas sedikit tentang kesehatanmu. Dokter mengatakan kita perlu lebih fokus pada terapi dan perawatanmu,” kata Lynne lembut, menatap mata Cello dengan penuh kasih.
Cello mengangguk pelan, tetapi ia tahu bahwa ada sesuatu yang lebih dalam yang harus mereka bicarakan. “Apakah aku akan bisa berjalan lagi, Mommy?” tanyanya, suaranya bergetar penuh harap.
Lynne menatap suaminya sejenak, lalu menjawab, “Kita semua berharap kamu bisa, Cello. Itu yang ingin kami lakukan—membuatmu kembali berlari dan bermain seperti biasa. Tapi kita juga harus bersiap untuk apapun yang terjadi, ya?”
“Kenapa aku harus mengalami semua ini?” tanya Cello, air mata mulai menggenang di matanya. “Aku hanya ingin bermain dengan teman-temanku.”
Gerald menggendong Cello dan memeluknya erat. “Kami tahu, sayang. Ini semua sangat sulit, dan tidak ada jawaban yang mudah. Tetapi ingatlah, kamu sangat kuat. Kami ada di sini untukmu, dan kita akan berjuang bersama.”
Hari-hari berikutnya, Cello menjalani rutinitas yang penuh dengan terapi. Ia menghadiri sesi fisioterapi setiap hari, berusaha keras untuk bergerak lebih baik. Walaupun kadang-kadang rasa sakit dan ketidaknyamanan datang mengganggu, Cello berusaha tetap optimis.
Di tengah sesi fisioterapi, Dokter Stevan selalu mendorongnya dengan kata-kata semangat. “Bagus, Cello! Kamu melakukannya dengan sangat baik. Teruslah berusaha, dan ingat, setiap langkah kecil adalah kemajuan besar,” ujarnya, memberi motivasi kepada Cello.
Suatu hari, saat sesi berlangsung, Cello merasa sedikit lebih kuat. Ia mencoba untuk mengangkat kakinya lebih tinggi saat berlatih berjalan di atas alat bantu. Dengan penuh harapan, ia merasa bahwa hari itu mungkin adalah hari di mana semuanya akan terasa lebih baik.
Setelah sesi berakhir, Cello keluar dengan semangat baru. Ia melihat orang tuanya menunggu di ruang tunggu, tersenyum bangga melihat usahanya. “Hari ini aku merasa lebih baik, Mommy, Daddy! Aku bisa menggerakkan kakinya lebih baik!” serunya dengan wajah bersinar.
Lynne dan Gerald berjalan menghampirinya, memeluknya erat. “Kami sangat bangga padamu, Cello! Teruslah berjuang, ya? Kami akan selalu ada di sampingmu,” kata Gerald, mengusap kepala putranya.
Saat mereka pulang, Cello menceritakan kepada mereka tentang harapan dan rencananya untuk bermain futsal lagi suatu hari nanti. Lynne dan Geraldo mendengarkan dengan penuh perhatian, berjanji untuk mendukung impian putra mereka.
Malam harinya, sebelum tidur, Cello berbaring di tempat tidurnya, memikirkan segala yang telah terjadi. Meskipun masih ada rasa khawatir dan ketidakpastian di dalam dirinya, ada secercah harapan yang terus menyala.
“Besok adalah hari baru,” gumam Cello pada dirinya sendiri, berusaha menguatkan hati. “Aku akan terus berjuang, dan aku tidak akan menyerah.”
Dengan tekad itu, Cello terlelap dalam tidurnya, membayangkan masa depan di mana ia bisa berlari dan bermain tanpa rasa sakit. Dan di luar, Lynne dan Gerald berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan putra mereka, bertekad untuk terus menjadi pendukung terbesarnya dalam setiap langkah perjalanan yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Cutie Baby [END]
FanfictionGeraldo dan Lynne adalah sepasang suami istri yang sudah tiga tahun menikah, namun masih belum dikaruniai seorang buah hati. mereka selalu mendambakan buah hati, hingga suatu hari, mereka menemukan bayi menggemaskan di pinggir jalan dalam keranjang...