7. Sesi Fisioterapi

595 31 3
                                    

  Up terossss

Janlup vote and comment!

Semoga sukaaaa

Happy reading!



  Sejak diagnosis yang menunjukkan bahwa Cello menderita penyakit ALS, Gerald dan Lynne pun mencari metode penyembuhan yang bisa membantu Cello beraktivitas, meski dengan keterbatasan yang ia miliki.

  Cello mulai sering melaksanakan Fisioterapi, juga terapi terapi lainnya setiap seminggu, anak itu juga harus menjalani check-up rutin untuk memantau kondisi fisiknya.

  Cello duduk di ruang fisioterapi, dengan semangat yang tampak di wajahnya. Dokter Stevan, seorang pria paruh baya dengan senyuman hangat dan sikap yang penuh perhatian, memandu Cello melalui serangkaian latihan. Hari ini, mood Cello lebih baik dari biasanya. Ia merasa energik dan bersemangat untuk melakukan setiap gerakan.

“Baiklah, Cello! Mari kita mulai dengan latihan berjalan sedikit. Ingat, kita akan fokus pada keseimbangan,” kata Stevan sambil mengulurkan tangan untuk membantu Cello berdiri.

Cello mengangguk, mencoba mengumpulkan semangat. Ia melangkah perlahan, merasakan kakinya bergetar sedikit saat ia mencoba untuk menjaga keseimbangannya. Meskipun kadang-kadang terhuyung, ia terus tersenyum, berusaha tidak membiarkan rasa takut menguasai dirinya.

“Bagus sekali, Cello! Kamu melakukan pekerjaan yang luar biasa,” puji Stevan ketika Cello  melangkah beberapa kali tanpa jatuh.

Sementara itu, di luar ruangan fisioterapi, Lynne dan Gerald duduk di bangku, menunggu dengan rasa cemas namun penuh harapan. Mereka saling memegang tangan, memperhatikan dari jauh saat putra mereka berusaha keras. Meskipun mereka khawatir tentang perkembangan kesehatan Cello, melihatnya berjuang dengan semangat adalah sumber kebahagiaan tersendiri bagi mereka.

“Dia terlihat lebih baik hari ini,” kata Gerald dengan senyum tipis. “Aku senang melihatnya berusaha.”

Lynne mengangguk, meskipun di dalam hatinya masih ada rasa takut tentang masa depan. “Iya, dia sangat berani. Semoga semua ini membuahkan hasil,” ujarnya, berusaha tetap optimis.

Setelah sesi latihan berjalan, Stevan membawa Cello ke area lain di ruang fisioterapi, di mana ada alat-alat yang lebih menarik. “Sekarang, mari kita coba bermain dengan bola! Ini akan membantumu mengoordinasikan gerakanmu,” kata Stevan sambil mengambil bola berwarna cerah dari rak.

Cello tampak bersemangat. Ia mulai melempar bola ke arah Stevan, yang kemudian menangkapnya dengan cekatan. Permainan sederhana itu membuatnya tertawa, dan setiap kali ia melempar bola, ia merasa seolah-olah sedang bermain di taman bersama teman-temannya.

“Lihat, Cello! Kamu sangat baik dalam menangkap bola,” puji Stevan, membuat Cello semakin percaya diri.

Setiap senyuman dan pujian membuat Cello merasa lebih kuat. Meski tubuhnya tidak sekuat dulu, semangatnya tidak pernah pudar. Setelah beberapa saat, Stevan memutuskan untuk mengakhiri sesi. “Bagus sekali hari ini! Aku bangga padamu. Ingat, kita akan terus bekerja sama untuk membuatmu lebih kuat,” katanya.

Ketika Cello keluar dari ruangan, wajahnya bersinar ceria. Ia melihat kedua orang tuanya menunggu di luar, dan tanpa ragu, ia berlari ke arah mereka.

“Mommy, Daddy! Hari ini aku bermain bola dan berjalan lebih baik!” teriaknya, kegembiraan memancar dari matanya.

Lynne dan Gerald memeluk Cello erat-erat, merasa sangat bangga. “Kami tahu kamu bisa melakukannya, Cello! Kamu sangat hebat!” kata Lynne, suaranya penuh emosi.

Setelah beberapa saat merayakan keberhasilan kecil itu, mereka memutuskan untuk pergi makan es krim sebagai hadiah. Cello melompat-lompat dengan gembira, dan untuk pertama kalinya dalam waktu lama, ia merasa normal. Perjalanan ke fisioterapi tidak hanya membantunya secara fisik, tetapi juga membangkitkan harapan dan kebahagiaan di hatinya.

Selama perjalanan ke kedai es krim, Cello bercerita tentang sesi fisioterapi dan bagaimana ia ingin berlatih lebih keras lagi. Lynne dan Gerald mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan yang Cello butuhkan.

“Besok kita bisa mengundang teman-teman untuk bermain di taman, ya? Kita bisa bermain bola bersama!” usul Cello.

Lynne tersenyum lebar, “Tentu, sayang. Kami akan mengatur semuanya. Kami ingin kamu merasa bahagia dan dikelilingi oleh orang-orang yang kamu cintai.”

Senyum Cello semakin lebar. Meskipun ia tahu tantangan masih ada di depan, saat ini ia merasa kuat dan penuh harapan. Dengan dukungan orang tuanya dan usaha yang terus menerus, ia bertekad untuk melawan penyakitnya dan menjalani hidup dengan penuh warna, satu langkah kecil dalam satu waktu.

Little Cutie Baby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang