Extra Chapter

460 24 3
                                    

Lynne dan Gerald duduk dalam keheningan yang mencekam setelah Cello mengembuskan napas terakhirnya. Dunia seolah berhenti berputar di saat itu. Tangisan pelan dari Lynne mengisi ruangan, sementara Gerald memejamkan matanya, merasakan kehampaan yang tak tertahankan di dalam dirinya.

  Mereka baru saja kehilangan putra tunggal mereka, anak yang telah membawa begitu banyak kebahagiaan dalam hidup mereka.

Para dokter dan perawat yang sebelumnya sibuk di ruangan itu, kini berhenti dan menunduk dengan hormat. Dokter William dengan hati-hati melepaskan alat bantu pernapasan dari tubuh Cello. Ia menatap Lynne dan Gerald dengan rasa simpati yang dalam. “Saya sangat menyesal. Cello sudah tidak merasakan sakit lagi,” kata William dengan suara lirih.

Gerald memejamkan mata lebih dalam, merasakan air mata mengalir tanpa bisa dihentikan. Lynne, yang masih menggenggam tangan Cello, menunduk ke tubuh anaknya, memeluknya erat. "Mommy sayang kamu... Mommy akan selalu sayang kamu, Cello," bisiknya, meski putranya tak lagi bisa mendengarnya.

Setelah beberapa saat, para perawat mendekati mereka dengan lembut. “Kami akan memindahkan Cello ke ruang lain. Kalian bisa mengikutinya jika ingin,” salah seorang perawat berkata dengan lembut.

  Gerald yang masih terpaku, akhirnya mengangguk pelan. Lynne melepaskan pelukan terakhirnya pada tubuh Cello, meski hatinya terasa berat untuk melepaskannya. Mereka bangkit, mengikuti tubuh kecil putra mereka yang terbaring dengan damai di atas ranjang, diselimuti dengan kain putih.

Di luar ruangan rumah sakit, langit mulai mendung. Hujan rintik mulai turun, seolah langit ikut menangis atas kepergian Cello. Lynne dan Gerald berdiri di dekat jendela, memandangi langit yang perlahan kelabu. Mereka tahu bahwa kehidupan mereka tidak akan pernah sama lagi tanpa Cello.

Waktu berlalu dengan lambat setelah hari itu. Rumah mereka yang dulu dipenuhi canda dan tawa kini terasa kosong dan sunyi. Lynne sering terbangun di malam hari, berharap mendengar suara langkah kecil Cello, atau melihat senyum cerahnya di pagi hari.

   Gerald lebih sering termenung di ruang kerjanya, memandangi foto-foto Cello yang tersebar di seluruh ruangan. Namun, meski sakit itu begitu mendalam, mereka berdua tahu bahwa cinta mereka kepada Cello tidak akan pernah pudar.

  Lynne setiap malam akan menangis di dalam kamar Cello, ia menghirup dalam dalam  pakaian Cello yang aromanya masih melekat di sana, berharap Cello tidak benar-benar pergi.

Beberapa bulan setelah kepergian Cello, Lynne dan Gerald memutuskan untuk mendirikan sebuah yayasan atas nama Cello. Yayasan itu akan membantu anak-anak dengan kondisi yang sama, memberi mereka kesempatan untuk berjuang, dan memberikan harapan kepada keluarga yang mungkin mengalami hal serupa. Mereka ingin mengenang Cello bukan dengan kesedihan, tetapi dengan semangat yang Cello miliki selama hidupnya.

Yayasan itu menjadi cara mereka menjaga kenangan tentang putra mereka tetap hidup. Meski Cello telah pergi, cinta dan keberanian yang ia tunjukkan selama hidupnya terus menginspirasi banyak orang. Dan di setiap senyuman anak-anak yang terbantu oleh yayasan itu, Lynne dan Gerald merasakan kehadiran Cello—selalu bersama mereka, di dalam hati mereka, selamanya.

—The End—

Little Cutie Baby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang