7 - Waspada

392 51 3
                                    

7 – Waspada

Selain Elaine, semua saudara Jerome sudah berkumpul di rumah keluarga mereka karena panggilan Jerome semalam. Katya mengomel tentang bagaimana ia harus langsung mengejar penerbangan pertama setelah menerima panggilan Jerome semalam. Davon menggerutu dia harus membatalkan rapat penting untuk menghancurkan perusahaan lawannya.

Benar-benar reaksi yang berbeda jika Elaine yang memanggil mereka. Bahkan meski berada di luar kota, luar pulau, luar negeri, atau bahkan luar angkasa sekalipun, mereka akan langsung berlari datang tanpa mengeluh. Inilah keluarga Darwin. Selain Elaine, semua menjadi beban yang menyebalkan. Meski, Jerome tahu, mereka tidak akan tinggal diam jika sesuatu terjadi pada Jerome. Setidaknya, mereka tidak akan menutup mata pada anak Jerome, jika suatu saat, sesuatu benar-benar terjadi pada Jerome.

"Tak biasanya kamu mengumpulkan semuanya dengan mendadak seperti ini," Remia membuka percakapan. "Apa itu hal yang penting? Kamu ingin berbicara di ruang kerjaku atau di ruang keluarga?"

Itu menentukan perihal apa alasan Jerome mengumpulkan mereka.

"Di ruang keluarga sepertinya cukup," Jerome berkata. "Toh, ini bukan hal yang ingin kurahasiakan."

"Bukan hal yang perlu kamu rahasiakan, tapi begitu penting untuk mengumpulkan semuanya semendadak ini?" dengus Katya kesal.

Jerome menoleh ke belakang dan memberi isyarat pada Greg. Greg lantas mengangguk dan keluar untuk menjemput Javier yang masih di mobil. Tak lama, Greg kembali dengan membawa Javier.

Melangkah masuk melewati pintu depan rumah itu, Javier tak tampak takut atau terintimidasi. Justru, dia tampak waspada. Layaknya seorang Darwin ketika masuk ke area yang tampak berbahaya.

"Ini Javier," Jerome memperkenalkan Javier tanpa basa-basi begitu anak itu berdiri di sebelahnya. "Javier Darwin."

Katya melongo mendengar nama itu. Sementara, Remia seperti biasa, tampak tenang dan hanya mengamati anak itu selama beberapa saat. Aaron tak malu-malu mendekat dan memeriksa anak itu dari segala sudut. Davon hanya menyipitkan mata ke arah anak itu, penuh kecurigaan. Sementara, Shane melemparkan tanya dengan kalem,

"Dari mana kamu menemukan anak itu?"

Dia sudah menyimpulkan. Dia bukan anak kandung Jerome, tapi Jerome membawanya pulang sebagai anak angkat dan memberinya nama Darwin. Itu juga menunjukkan keseriusan Jerome untuk menjadikan anak itu sebagai penerusnya.

"Panti asuhan," jawab Jerome. Tak merasa perlu menutupi. Pun, ia tahu sebagian besar dari mereka mungkin sudah mendapat laporan tentang itu. Tidak mungkin orang-orang mereka tidak tahu jika Jerome bergerak seberisik itu hingga membawa seorang anak pulang bersamanya.

"Kudengar, dia kabur dari panti asuhan membawa bayi," celetuk Aaron.

Terlepas dari waktu singkat yang dia miliki untuk menyelidiki Jerome dan Javier, dia sudah memiliki informasi krusial itu.

"Heh. Dia membuat panti asuhan itu jungkir balik." Aaron terkekeh.

Sepertinya dia mendapat informasinya dari panti asuhan. Itu berarti, dia juga sudah menyelidiki panti asuhan itu.

"Kita akan berbicara lebih lanjut di ruang keluarga," Remia berkata. "Sementara, Greg, bawa anak itu ke ruangan Glen."

Glen adalah dokter keluarga Darwin di rumah itu dan juga kakak Lisa. Jerome memberi isyarat untuk menyuruh Greg pergi. Greg membungkuk pamit pada Jerome sebelum membawa Javier pergi bersamanya.

Mereka lantas berpindah ke ruang keluarga diiringi komentar-komentar Katya seperti,

"Wow. Oh wow. Aku tiba-tiba menjadi tante dengan dua keponakan."

"Tunggu. Apa itu berarti, anak itu akan menjadi cicit tertua?"

"Kakek pasti sudah mendengar ini. Wow. Kak Jerome, tidakkah ini tantangan yang terlalu berani? Kakek meminta kita mencari pasangan dan kamu membawa anak. Wow."

Davon pun sesekali berkomentar sendiri,

"Anak itu tidak sedikit pun tampak takut."

"Kurasa, dia cukup kuat untuk menjadi seorang Darwin."

"Apa kamu menyembunyikan anak itu dan melatihnya diam-diam sebelum membawanya kemari?"

"Dia tidak tampak seperti anak biasa."

Jerome tidak tahu, perjalanan dari ruang depan ke ruang keluarga mereka bisa terasa sepanjang ini.

Kedua adiknya itu baru berhenti berbicara ketika Remia sudah duduk di sofa. Hening selama beberapa saat. Hingga Remia berbicara,

"Jadi, siapa anak itu? Orangku tak bisa menemukan informasi apa pun tentang anak itu sebelum dia masuk ke panti asuhan itu."

"Aku juga tidak tahu," jawab Jerome.

"Kamu bisa memastikan dia bukan mata-mata musuh?" tandas Remia.

"Ya," jawab Jerome tanpa ragu. Karena, jika dia adalah mata-mata musuh, dia tidak mungkin mengutamakan keselamatan keponakan Aria yang bahkan tak memiliki hubungan apa pun dengannya, di atas keselamatannya sendiri.

"Baiklah, aku percaya padamu. Kuanggap kamu sudah menjamin identitas masa lalu anak itu," Remia berkata.

Jerome mengangguk.

"Dengan begitu, anak itu adalah seorang Darwin," lanjut Remia. "Semua orang di rumah ini, semua orang yang berhubungan dengan keluarga Darwin, harus tahu jika anak itu adalah seorang Darwin. Dan tentunya, kamu sudah memberitahunya apa arti menjadi seorang Darwin, kan?"

Jerome kembali mengangguk.

"Then, there is to it," putus Remia. "Sekarang, kamu bisa menjelaskan situasinya selama di panti asuhan."

"Mengenai itu, aku masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Terutama tentang panti asuhan itu. Mereka saat ini berusaha mencari Javier. Tapi, jika mereka tahu Javier bersamaku, mereka pasti akan langsung berusaha kabur tanpa meninggalkan jejak. Jadi, aku berusaha mencari informasi sebanyak mungkin di tengah kekacauan di panti asuhan itu, sebelum aku membereskannya," Jerome menjelaskan.

"Dari informasi yang kumiliki, panti asuhan itu terlibat dengan bisnis ilegal human trafficking. Kebanyakan korban mereka adalah anak-anak. Terutama, bayi. Karena itulah yang terjadi pada Javier dan bayi yang dibawa kabur Javier. Dan anak-anak itu ... sebagian ada yang dijual lagi kepada orang ketiga, dan ada yang mereka besarkan sendiri untuk menjadi bagian dari mereka. Salah satunya adalah Javier.

"Dari data yang kumiliki, sepertinya mereka menjual bayi perempuan dan menggunakan bayi laki-laki untuk dididik menjadi anggota mereka. Anak-anak dari panti asuhan itu sudah banyak yang meninggalkan panti asuhan dan menjadi anggota organisasi kejahatan, seperti gangster, staf paper company, staf klub malam dan rumah judi ilegal, bahkan ada yang menjadi distributor obat terlarang.

"Orang-orangku sedang menyelidiki tentang organisasi-organisasi yang terlibat dengan panti asuhan itu. Dugaanku, panti asuhan itu menjadi supplier anggota mereka. Dan sepertinya, itu hanya salah satu cabangnya dan masih ada banyak cabang lain di daerah lainnya.

"Melihat betapa terorganisirnya mereka dan bagaimana mereka bisa bersembunyi selama ini dari pihak berwajib, sepertinya mereka bukan organisasi kriminal biasa. Dalam skenario terburuk, kita mungkin harus menggunakan seluruh kekuasaan yang kita miliki sebagai keluarga Darwin untuk menghancurkan mereka semua."

Remia tak langsung menanggapi, tampak berpikir, sementara jemarinya mengetuk-ngetuk lengan sofa dengan ritme yang sama. Hingga asistennya mendekat dan membisikkan sesuatu padanya, lalu menunjukkan layar i-Pad yang dibawanya pada Remia.

Ekspresi Remia seketika mengeras. Tangannya mengepal marah. Apa yang dilihatnya di sana? Apa yang membuatnya bereaksi seperti itu?

***

Our Fake MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang