21 - Another Hurdle (Extra Part)

486 51 0
                                        

21 – Another Hurdle

Menyaksikan kejadian di ruang depan rumah keluarga Darwin tadi, Aria sejujurnya sedikit terkejut. Tidak, dia tidak terkejut akan apa yang dilakukan keluarga itu. Mereka menangkap dan menghukum orang-orang yang membuat masalah dengan mereka adalah hal biasa. Namun ... apa yang dilakukan Jerome itu bukanlah hal yang biasanya dilakukan keluarga Darwin.

Tipikal keluarga Darwin adalah membereskan urusan mereka sendiri. Di banyak kasus, Jerome selalu membereskan masalahnya bahkan sebelum saudara-saudaranya tahu. Jangankan meminta bantuan, tahu pun mereka tidak. Itu adalah cara para Darwin membereskan mereka.

Perfection. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keluarga Darwin dalam melakukan pekerjaan mereka. Dan kata itu muncul karena mereka tidak pernah menunjukkan kelemahan atau masalah mereka di depan orang lain. Karena itu, keluarga Darwin selalu bisa berdiri kokoh, tak peduli badai macam apa pun yang menerpa mereka. Mereka punya enam perisai kokoh yang tak membiarkan badai itu masuk ke keluarga mereka.

Namun kali ini, Jerome memasukkan badai itu ke dalam kotak bagai hadiah untuk putranya. Atau, itu insting Jerome sebagai seorang ayah? Karena Javier kelak akan menjadi penerusnya, tentu Javier harus terbiasa dengan hal seperti ini. Meski begitu, pria itu berkata jika dia tak ingin Javier mengotori tangannya sendiri.

Di satu sisi, dia ingin melindungi Javier, tapi di sisi lain, dia juga ingin Javier tumbuh sebagai seorang Darwin yang kuat. Dan Aria tak bisa mencari jalan yang lebih baik dari itu untuk masa depan Javier.

Terlepas dari keinginan Jerome untuk membuat Javier tidak tumbuh seperti dirinya, dia tidak melupakan identitas Javier sebagai seorang Darwin. Itu tentu bukan hal yang mudah. Karena itu berarti, Javier akan menjadi anggota keluarga Darwin pertama yang mencoba jalan yang berbeda dari pendahulunya.

Ini berbeda dengan apa yang terjadi pada Elaine. Di kasus Elaine, dia adalah bungsu dari Darwin bersaudara yang dijaga kakak-kakaknya. Namun, posisi Javier sekarang adalah anak tertua di generasinya. Dia memiliki tanggung jawab besar di pundaknya.

Namun, mungkin justru karena itu, Jerome ingin memastikan Javier tumbuh dengan cara yang berbeda. Dan sekarang, Aria bisa mengerti lebih baik apa yang diinginkan Jerome untuk Javier. Namun, ketika melihat Javier, Aria tak bisa untuk tak menginginkan masa kecil terbaik yang bisa ia berikan untuk anak itu.

Karena ia tahu, jalan berbahaya macam apa yang harus dihadapi anak itu di masa depan nanti. Setidaknya, di masa depan, ketika dia menghadapi hari-hari yang sulit dan berat, Aria ingin menjadi orang yang selalu mendukung dan menguatkannya. Baik di masa ini maupun di masa depan, Aria berharap, ia bisa memberikan tempat pulang yang aman dan nyaman bagi anak itu.

Bukankah Aria tahu lebih baik dari siapa pun, bagaimana rasanya ketika tak memiliki tempat untuk pulang?

***

Jerome memperhatikan Javier tak lagi sewaspada sebelumnya pada orang-orang rumah ini ketika mereka makan malam. Dia bahkan makan lebih banyak dari biasanya. Sepertinya dia puas dengan hadiah dari Jerome. Well, tak biasanya Jerome bersedia melakukan hal merepotkan seperti itu. Namun, itu ternyata bukan apa-apa ketika dia melihat Javier sekarang.

Sayangnya, Jerome belum menemukan siapa dalang di balik panti asuhan itu. Saat ini pun, orang-orangnya masih dalam proses menutup bisnis-bisnis yang berhubungan dengan panti asuhan itu. Well, jika Jerome membakar pabrik uangnya, orang itu cepat atau lambat pasti akan muncul. Jerome bahkan bisa menebak jika bisnis-bisnis itu dijadikan tempat pencucian uang.

Jerome tak bisa menahan helaan napasnya menyadari masih banyak hal yang harus ia bereskan. Itu berarti, dia masih akan sibuk di luar dan tak punya cukup waktu untuk menemani Javier. Padahal, begitu mereka kembali ke luar pulau nanti, Jerome akan kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Jika dia tidak bisa memberikan cukup waktu untuk Javier, dia tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk anak itu. Dia sudah bertekad untuk membuat Javier tumbuh tidak seperti dirinya, tapi jika seperti ini ...

"Apa ada masalah?" Pertanyaan Javier yang duduk di sebelahnya itu menyeret Jerome keluar dari pikirannya.

"Tidak," jawab Jerome. "Tapi ... aku akan sibuk selama beberapa waktu untuk mencari orang di belakang panti asuhan itu. Aku mungkin tidak akan sering berada di rumah."

"Lalu, apa masalahnya?" tanya Javier.

"Aku tidak akan bisa menemanimu bermain," sebut Jerome.

Terdengar suara sendok jatuh ke lantai. Jerome menoleh ke sumber suara dan Katya melongo menatapnya.

"Kamu menemani Javier bermain?" Davon mendengus meragukan. "Bermain tangkap pisau? Atau menghindari peluru?"

Ah, benar. Sebelum mengajak Javier bermain, Jerome harus mencari tahu tentang itu. Tentang bagaimana dia akan bermain dengan Javier. Dia mungkin harus bicara dengan Reed ketika dia pulang nanti.

"Aku bukan anak kecil," Javier membalas. "Aku tidak butuh ditemani bermain."

Ya, ya. Dia selalu saja bicara seperti itu.

"Aku akan menjaga dan menemani Javier selama kamu tidak ada di sini." Kalimat itu datang dari Aria.

Jerome bisa melihat Aria tidak lagi se-nervous saat pertama kali datang ke rumah ini kemarin. Dia juga sudah beradaptasi dengan statusnya sebagai calon istri Jerome dan calon ibu Javier. Seperti biasa, wanita itu selalu bisa melakukan tugasnya dengan baik.

"Baiklah. Jika ada kamu di samping Javier, kurasa aku bisa tenang," Jerome mengakui.

"Itu berarti, kamu belum bisa mengatur keluargamu, Jerome." Suara itu datang dari pintu ruang makan.

Semua menoleh ke sana, menyambut kehadiran Marcus Darwin, kakek Jerome, di pintu ruang makan itu. Pandangan kakek Jerome tertuju pada Aria, membuat wanita itu menunduk. Lalu, kakeknya berkata,

"Bagaimana bisa seekor kelinci membesarkan seekor serigala?"

Jerome tahu cepat atau lambat ia harus menghadapi kakeknya. Namun, tidak secepat ini.

***

Our Fake MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang