9 - A Surprise

476 58 1
                                    

9 – A Surprise

Jerome memperhatikan ekspresi Javier ketika mereka masuk ke kamar yang sudah disiapkan untuk anak itu. Meski disiapkan secara buru-buru, tapi itu adalah kamar yang luas. Tidak ada cukup dekorasi yang menggambarkan itu kamar anak-anak, tapi mereka sudah memasang beberapa miniatur mobil sport untuk dekorasinya.

"Apa kamu menyukai kamar ini?" tanya Jerome. "Well, meski kamar ini masih kosong, tapi besok mereka akan mengisi kamar ini dengan barang-barang lainnya untuk kamu gunakan."

"Aku tidak terbiasa memilih aku suka atau tidak akan sesuatu," cetus Javier. "Tapi, setidaknya ini adalah kamar yang jauh lebih nyaman dari basemen yang gelap, dingin, dan pengap. Ini juga lebih baik dari kamar hotel kemarin."

Jerome mengernyit.

"Oh, dan alih-alih mengisi kamar ini dengan barang-barang seperti itu, aku lebih suka memiliki barang-barang seperti buku yang bisa menambah pengetahuanku atau menambah skill-ku dan beberapa macam senjata yang bisa kugunakan dalam situasi darurat," lanjut Javier.

"Tentang buku, kamu akan mendapatkannya besok. Tapi, untuk senjata, kamu tidak akan membutuhkan itu selama kamu tinggal di rumah ini. Kamu juga akan segera mendapat pengawal dan pengasuh yang bisa menjagamu selama dua puluh empat jam, sama seperti anggota keluarga Darwin lainnya.

"Tapi, sampai kamu mendapat pengasuh dan pengawalmu, Hermann yang akan mengurus dan mengawalmu langsung. Dia adalah salah satu staf yang paling kuat di rumah ini. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tentang keselamatanmu.

"Ah, dan tentang apa saja yang akan kamu pelajari dan lakukan di masa depan, juga jadwal harianmu, Hermann yang akan mengurus itu untukmu sementara waktu," tutup Jerome.

"Aku mengerti." Hanya itu jawaban Javier sebelum dia berjalan ke tengah ruangan. "Untuk satu jam ke depan, aku akan membiasakan diriku dengan kamar ini. Setelah itu, aku akan mempelajari dan menghafal struktur rumah ini. Aku akan memastikan diriku tidak menjadi beban jika sesuatu terjadi di rumah ini."

Jerome membuka mulut hendak mendebat itu, tapi dia menutup mulutnya lagi. Javier masih tampak sedikit waspada. Dia masih belum sepenuhnya merasa nyaman. Untuk saat ini, lebih baik Jerome mengalah pada anak itu. Dia juga harus memperingatkan Hermann tentang itu.

"Kalau begitu, aku akan keluar. Ada beberapa hal yang harus kuurus mengenai panti asuhan itu," Jerome berpamitan.

Javier hanya mengangguk, tapi tatapannya menyisir seisi ruangan itu, mempelajarinya dengan seksama. Anak itu seolah tak lagi peduli pada Jerome, jadi apa yang membuat kaki Jerome terasa berat untuk keluar dari kamar itu? Toh, jika Javier membutuhkan sesuatu, Hermann ada di luar kamar ini, siap membantunya untuk hal apa pun.

Jerome menghela napas pelan sebelum berbalik dan akhirnya keluar dari kamar itu. Hermann yang ada di depan pintu kamar itu membungkuk padanya.

"Pastikan kamu menjaganya dengan baik," pesan Jerome.

"Tuan Jerome tidak perlu khawatir. Saya akan melakukan apa pun untuk keluarga Darwin," jawab Hermann.

Itu, Jerome tak meragukannya lagi. Loyalitas Hermann tak perlu ditanyakan lagi. Meski begitu ...

"Jangan mendesaknya untuk melakukan sesuatu yang akan membuat dia tidak nyaman. Dan pastikan dia bisa mencoba atau melakukan apa pun yang dia inginkan selama itu tidak berbahaya. Pastikan dia makan dengan teratur. Dan pastikan dia aman dari saudara-saudaraku yang lainnya, terutama dari Davon," rentet Jerome.

Hermann tampak terkejut ketika menatap Jerome, tapi dia kemudian tersenyum dan mengangguk, lalu menjawab,

"Baik, Tuan. Saya akan memastikan itu."

Jerome berdehem canggung. Ugh. Ia tak pernah secerewet ini sebelum ini. Ada apa dengan dirinya?

Jerome sekali lagi menoleh ke pintu kamar Javier, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.

***

Javier Darwin.

Itu adalah identitasnya sekarang. Meski ia sendiri belum sepenuhnya menerima itu, tapi orang-orang di sekitarnya bahkan tampak sudah terbiasa dengan itu. Mereka bahkan tidak kesulitan untuk memperlakukan Javier layaknya seorang Darwin.

Semenjak Javier keluar dari kamarnya dan meminta head butler rumah itu, Hermann, untuk menunjukkan struktur rumah itu, termasuk ruang rahasia untuk keamanan dan lainnya, setiap kali dia bertemu staf rumah itu, mereka akan berhenti dan membungkuk padanya. Javier tidak terbiasa dengan itu semua, tapi dia berusaha untuk tidak begitu peduli.

Lagipula, dia ada di sini untuk hal lain. Dia punya tugas sebagai Javier Darwin. Dia harus fokus pada tugasnya. Meski, ia masih belum tahu, siapa orang yang Jerome ingin Javier lindungi. Melihat Darwin bersaudara, sepertinya bukan mereka. Mereka terlalu kuat untuk membutuhkan perlindungian Javier.

Setidaknya, orang itu adalah orang yang lebih lemah dari Javier. Apakah mungkin bungsu Darwin bersaudara? Elaine Darwin? Namun, bukankah dia sudah menikah? Suaminya juga cukup kuat untuk melindungi Elaine. Lalu, siapa ...?

Sebuah mobil memasuki halaman luas rumah itu, menghentikan langkah Javier yang melintasi halaman untuk mengecek ke sisi lain rumah itu. Seseorang turun dari pintu pengemudi, lalu membukakan pintu belakang. Dan sepasang suami-istri keluar dari sana. Itu pun, dengan menggendong seorang bayi yang sepertinya baru berusia beberapa bulan.

Bahkan tanpa bertanya, Javier tahu siapa mereka. Reed Barraga dan Elaine Darwin. Dan begitu mereka melihat Javier, mereka berjalan menghampirinya. Hermann membungkuk menyapa kedatangan pasangan itu.

"Aku belum pernah melihat anak ini sebelumnya, tapi aku merasa familiar," ucap Elaine sembari menatap Javier penasaran. "Siapa dia?"

"Anak ini adalah Javier Darwin, Nyonya. Putra Tuan Jerome," jawab Hermann.

"Oh, anak Kak Jerome ..." gumam Elaine sembari manggut-manggut. Namun, detik berikutnya, seolah tersedar, suaranya meninggi kaget, "TUNGGU! APA?! ANAK KAK JEROME?!"

Elaine Darwin ... sekarang Javier mengerti kenapa para Darwin bersaudara begitu overprotektif padanya.

"Tidak perlu waspada kepadaku," Javier menenangkan Elaine. "Kakakmu membawaku kemari untuk melindungi seseorang." Tatapan Javier tertuju pada bayi yang digendong Reed. Bayi itu sepertinya sedang tidur. Dia bahkan tak terbangun karena teriakan ibunya tadi. Tidakkah dia terlalu tenang untuk seorang bayi?

"Sepertinya, aku tahu siapa yang harus kulindungi sebagai Javier Darwin," ucap Javier. "Satu-satunya orang di keluarga Darwin yang lebih lemah dari aku adalah anak itu, kan?"

Elaine mengerjap. Lalu, dia melotot pada Hermann dan berkata dengan nada berbahaya,

"Kegilaan apa lagi yang dilakukan kakakku kali ini?"

Javier memperhatikan ekspresi Hermann yang tampak pucat. Well, sepertinya ada yang Javier lewatkan tentang keluarga ini. Dari informasi yang dia punya, Elaine Darwin adalah yang terlemah di keluarga ini. Namun, bagaimana bisa orang paling lemah di keluarga ini bisa membuat Hermann sampai memucat seperti itu?

***

Our Fake MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang