Di sebuah mansion mewah dengan hidangan lezat tersaji di hadapannya, seorang gadis cantik berambut hitam panjang lurus, alisnya yang menukik tajam, wajah ovalnya, dan rahang tegasnya menambah pesonanya. Ia sedang asyik mengemil makanan sambil mendengarkan curhatan lebay temannya yang sedang putus cinta.
Sevanya atau Vanya, gadis yang dijuluki sombong, judes, dan angkuh karena wajahnya yang selalu cuek saat orang-orang menyapanya. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Vanya adalah gadis nakal, cuek, dan liar akibat gosip yang beredar.
Padahal, Vanya adalah sosok pelawak di dalam lingkaran pertemanannya. Vanya menatap datar saat temannya menangis tersedu-sedu, tangan kirinya memegang tisu sambil mengusap air mata dengan kasar.
Vanya mendengus mendengar curhatan sahabatnya tentang cinta dan cinta. Entah kenapa, ia paling benci mendengar curhatan sahabatnya tentang cinta. Ia paling benci karena seseorang menangis hanya karena cinta. Apa bisa cinta dimakan hingga membuat orang-orang selalu menangis karena cinta?
" Lo yang bodoh, Qila. Cinta? Muak gue mendengar kisah itu itu , Qila. Lo menangisi pria yang nyatanya sudah beberapa kali berselingkuh di depan mata kepala lo sendiri, tetapi ll-nya saja yang tolol selalu memaafkannya. Jadi, siapa yang goblok di sini?" geram Vanya sambil menghela napas kasar. Percuma saja ia menasihati, pada akhirnya temannya ini akan balikan dengan pria mokondo itu.
Qila, gadis cantik blasteran itu merenung. Apa yang dikatakan Vanya benar, ia sudah tahu pria itu selalu berselingkuh di depannya, tetapi ia selalu menggunakan kata 'nanti juga pria itu akan berubah' saat pria itu meminta maaf padanya. Dan kali ini sudah ketiga kalinya pria itu ketahuan selingkuh dengan selingkuhan yang sama.
" Gue mau pulang. Awas saja nanti kalau Lo curhat tentang dia lagi, aku geprek kamu. Gue tahu kan aku benci tentang percintaan," ancam Qila sambil beranjak dari sofa lalu pergi dari mansion besar Qila.
Shaqila Queen's Hellion, wanita cantik asal Amerika-Belanda itu terpaksa pindah ke Indonesia karena pekerjaan orang tuanya dan juga sekolahnya harus pindah karena orang tuanya akan menetap di Indonesia untuk beberapa waktu ini.Vanya hanyalah orang biasa, bahkan bukan orang kaya dan juga bukan orang miskin. Memiliki rumah sakit ternama serta perusahaan besar di Indonesia bahkan di luar negeri adalah milik keluarga mereka, tetapi Vanya merasa dirinya adalah orang miskin. Paling miskin karena semua kekayaan yang dimilikinya adalah milik orang tuanya. Jadi, wajar dong ia merasa bahwa dirinya ini miskin?
Setibanya di mansion sederhana dengan dua tingkat itu, satpam yang melihat mobil mewah Vanya segera berjalan terburu-buru membuka pagar.
"Selamat datang, Non," sapa satpam itu sambil tersenyum saat Vanya mengemudikan mobilnya memasuki mansion.
Vanya hanya melirik sekilas, setelah itu meletakkan mobilnya di parkiran dan pergi menuju rumahnya tanpa membalas sapaan satpam itu.
Satpam menghela napas, sudah terbiasa ia dicueki oleh Vanya. Bahkan, pelayan yang bertugas di mansion selalu dibalas Vanya dengan jutek hingga membuat pelayan di sana harus menahan sabar atas majikan mereka ini.
Vanya menaiki tangga satu per satu mansionnya, setibanya di kamar, langkah lebar kakinya memasuki kamar gelap, bahkan cahaya hanya sedikit memasuki kamar gadis itu.
Setelah membersihkan badannya dan telah menggunakan pakaian malam serta rutinitas skincare malam, Vanya bersandar di sofa menggunakan airphone dan membaca novel-novel yang selalu membuatnya bersemangat karena judul novel itu membuatnya tidak percaya tentang kisah-kisah lebay yang selalu dikisahkan sahabatnya seperti Qila.
Saat asyik menggunakan masker malam sambil mendengarkan lagu, sebuah telepon berdering membuat Vanya yang lagi asyik dengan kegiatan merasa terganggu.
"Apa sih, ganggu saja," gerutu Vanya sambil mengambil teleponnya, lalu matanya terbelalak melihat nama orang yang paling ia takuti."Ibu, ada apa, Bu?"
"Vanya, bisa kamu ambilkan barang-barang baik di gudang? Mama rencana mau sedekah nantinya dan tolong ya anak mama yang paling sombong ini, mama butuh banget bantuan kamu. Ah, satu lagi, tolong setelah selesai kemas-kemas nanti minta bantuan pelayan di sana buat angkat barangnya ya anak mama yang paling cantik. Dah gitu saja teleponnya. Bye, Vanya anak mama."
Vanya hanya menatap datar teleponnya saat seseorang di sana mematikan teleponnya dengan seenaknya saja.
Vanya beranjak dari tempat tidurnya lalu pergi ke arah gudang seraya menggulir telepon yang ia pegang sekarang.Sesampainya di gudang, Vanya membuka pintu gudang, lalu terlihatlah barang-barang mewah yang menurut Vanya masih baik, bahkan sangat baik barangnya dan keluarga mereka menganggap kamar mewah dengan barang mewah tersusun rapi dianggap gudang. Wajar lah, orang kaya?
Vanya mengambil tumpukan barang yang disuruh mamanya, seperti baju Dior yang tidak pernah terpakai, gelang Caline yang langsung dibuang mamanya katanya tidak suka bentuknya padahal baru juga beli, dan juga Gucci, bahkan banyak barang-barang branded di gudang mereka yang masih segel dan tidak terpakai sama sekali dan ini katanya karena tidak ingin membazir, mamanya malah ingin menyedekahkan barang-barang itu kepada orang yang membutuhkan.
Selesai kemas-kemas, ada barang yang menarik perhatian Vanya, gadis itu berjalan ke arah barang mengkilau yang sejak tadi membuatnya penasaran, tetapi ia urungkan karena lagi kemas-kemas barang.
Saat menatap barang itu, terlihatlah sebuah buku, Vanya mengambil buku itu lalu meniupnya. Terlihatlah sebuah buku novel usang membuat alis Vanya terangkat."Siapa yang naruh barang jelek begini? Mama negara, tidak mungkin karena si penguasa negara paling ilfeel dengan barang beginian, papa tidak mungkin, dia saja jarang ke sini," Gumam Vanya sambil membolak-balik buku usang itu.
Vanya membuka halaman buku itu, ia duduk di sofa gudang itu sambil membaca novel yang baru saja ia temukan.
Lagi fokusnya membaca alur novel yang baru saja ia temukan, gadis itu tak sadar bahwa di belakangnya sebuah cahaya ilahi yang tadinya kecil semakin terang hingga membuat cahaya itu menutupi tubuh Vanya dan buku yang dibacanya juga perlahan menghilang setelah cahaya itu berhasil mengambil tubuh Vanya dan cahaya itu juga perlahan mengecil dengan sendirinya hingga yang tersisa di gudang Vanya hanya kekosongan semata.
.*.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Transmigrasion ? [ End ]
FantasíaSevanya Aldora Van Alexandra , gadis di kenal semua orang sombong , judes dan tak peduli dengan sekitar nyatanya jika berteman dengannya , pandangan tentang Vanya akan berubah 180% si gadis yang memiliki kedua peran orang tua yang sangat menyayangi...