Warning : Typo bertebaran!
Huwah... aku balik lagi.
Before for after udah updated ya bab 1 nya.
Sorry buat bab ini kurang puas, ngegantung dan gak maksimal.
Tanggal 15 - 16 Juli aku bakal gak muncul di Wattpad tapi tenang tanggal 17 atau 18 Juli kalau ada waktu sengang pasti bakal aku updated.
Maaf jika aku punya salah dalam hal menyapaikan cuap - cuap di wattpad ya. Ada yang gak tak bales comment ya. Dan lain - lain deh.
Mohon maaf lahir batin ya.
Jangan lupa vote dan comment ya.
Aku berharap kalian suka dengan ceritaku.
*enjoy
***
Rumah di Jakarta...
"Baju, udah. Aksesoris, udah. Apalagi ya yang kurang?" Nisfa sedari tadi mengecek barang - barang yang akan dibawahnya pindah. Semua baju dan aksesoris lainnya memakan 5 koper besar. Hampir semua ia bawa. Padahal Dendy sudah melarangnya. Mereka bisa kan membeli lagi di Bandung. Tetapi tetap saja Nisfa ingin membawa semua.
"Yang, ayo kita berangkat keburuh siang. Nanti macet" panggil Dendy yang sedari tadi bolak - balik membawa koper - koper meraka kedalam mobil.
"Iya bentar" teriak Nisfa. Membetulkan baju dan rambutnya yang mulai berantakan. Setelah itu ia menghampiri Dendy yang sudah masuk di dalam mobil.
Mobil Dendy melaju ke arah rumah Salsa. Tepat di depan rumah Salsa. Sang pemilik rumah sudah menunggu kedatangan mereka diteras dengan ditemani 1 koper besar.
"Hai... yuk masuk. Biar Dendy yang bawa kopernya" sapa Nisfa mengajak Salsa untuk masuk ke dalam mobil. Dendy yang mendengar mendengus sebal. Istrinya ini memang sangat menyebalkan jika sudah ada teman lain yang menemaninya.
"Berasa gak dibutuhkan. Hiks..." batin Dendy.
***
Mobil Dendy melaju dengan cepat ke arah Bandung. Dengan ditemani bumil yang dari tadi sedang bercengkrama menghiraukan keberadaannya.
"Memang bener aku gak dibutuhin sekarang. Hiks... Ah.. Arum sayang kamu membuatku gila"
"Hemm" deham Dendy. Membuat dua bumil menghentikan obrolan mereka. Nisfa tau arti dari dehaman itu. Ia hanya membalas tatapan tajam Dendy dengan nyengir.
"Asik ya ngobrol berdua terus. Gak menghiraukan keberadaanku sama sekali. Di perjalanan aja kalian udah kacangi aku gimana nanti di rumah" ucap Dendy dramatis.
"Cup... cup... cup... jangan naggis sayang. Kami gak menghiraukan keberadaanmu kok. Ya kan Sal. Gak malu sama babynya denger ayahnya nanggis" ucap Nisfa menenangkan Dendy dengan candaannya.
"Baby kamu harus ngertiin ayahmu ini ya sayang" Dendy berucap dengan sendu.
***
Perjalanan kr Bandung memakan waktu 2 jam. Hanya beberapa kilometer lagi mereka akan sampai dirumah baru mereka. tetapi tiba - tiba para bumil kelaparan karena memang sedari tadi mereka tidak singgah direstoran.
"Yang, aku laper. Salsa juga laper berhenti dulu yuk" ucap Nisfa sambil mengelus perut buncitnya.
"Iya nih" sahut Salsa yang berada di belakang.
"Tapi kita bentar udah sampek. Nanggung sayang" ucap Dendy yang masih ingin melanjutkan perjalanan.
"Tapi aku udah gak kuat. Laper banget. Apa kamu gak sayang sama baby?" Lagi - lagi Nisfa mengatas namakan babynya supaya sang suami menuruti apa keinginannya.
"Ya udah deh. Kita berhenti dulu" akhirnya Sang suami menuruti apa kata istrinya. Salsa dan Nisfa bertos riang. Rasa laparnya sebentar lagi akan hilang tergantikan rasa kenyang.
Mobil Dendy berhenti tepat di restoran yang sering Dendy kunjungi ketika ia pergi ke Bandung. Dendy memilih restoran itu karena tempatnya yang dekat dengan rumah barunya bukan hanya itu tetapi rasa makanan yang enak. Hanya mencium aroma masakan saja sudah menggugah selera para pengunjung.Mereka memasuki restoran itu. Mencari tempat kosong setelah mendapatkan pelayan datang memberi daftar menu yang ada direstoran. Setelah mereka memesan makanan yang mereka inginkan pelayan itu meninggalkan tempat mereka.
"Apa kalian puas?" Tanya Dendy
"Tentu saja belum. Kami belum makan sayang. Kalau sudah makan baru kami puas benar bukan Sal" ucap Nisfa yang langsung diangguki Salsa.
"Ya sudahlah terserah. Aku tidak bisa berkata apa - apa"
Dendy pun mendaratkan tangannya diperut Nisfa. Mengelusnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Membuat Baby yang ada didalamnya menendang cukup keras. Nisfa meringis menahan rasa sakit.
"Baby tau saja kalau yang mengelus ayahnya"
"Oh ya Sal usia kandunganmu berapa sekarang?" Tanya Nisfa memecah keheningan.
"Baru 4 bulan"
"Wah berarti hanya berjarak 1 bulan denganku. Sekarang aku 5 bulan" pekik Nisfa.
Tak lama kemudian pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. Nisfa melahap dengan rakus.
"Sayang, nanti tersedak. Pelan - pelan aja makannya" tegur Dendy. Salsa menertawakan tingkah sahabatnya itu.
"Jangan ketawa Sal" Salsa pun menutup mulutnya dengab tangannya menahan tawanya.
***
"Ah... akhirnya kita sampai juga dirumah" helaan nafas Nisfa.
"Selamat datang dirumah baru" ucap Nisfa menyambut dirinya sendiri. Lalu matanya menatap Salsa. Salsa yang merasa dilihat langsung balik melihat Nisfa dengan tatapan bertanya.
"Dan kehidupan baru" ucap Nisfa menjawab pertanyaan Salsa yang melalui tatapannya.
=The Struggle of Love (Accidental 1)=
Updated: 14 Juli 2015
Next? Vote dan comment ya.
Aku sangat membutuhkan itu dari kalian.
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Struggle of Love
RandomMenjadi wanita simpanan itu sungguh menyakitkan. aku benar - benar menyesal telah melakukan itu. sungguh gila cinta itu. sampai - sampai tidak bisa berfikir bagaimana kedepannya. dan lebih menyesal lagi aku telah menyerahkan semua yang ku miliki unt...