Bab 17 - Aksi balas dendam bumil

28K 1.1K 7
                                    

Inspirasi dari obrolan komentar dari bab 15 - welcome my new life. Antara aku dan @grnghst

Warning : typo bertebaran!

Aku balik... wkwkwk.... ternyata aku salah perkiraan. Tanggal 17 Juli yang kemungkinan gak bisa updated ternyata. Tapi aku maaf ya gak bisa updated 2 kali kayak biasanya. Punya pekerjaan baru jagain anak kecil .wkwkwk....

Harap maklum ya. Tapi pasti di updated kok.

Sorry kalau bab ini gak memuaskan, kurang bagus dan lain - lain deh.

Makasih yang setia nunggu ceritaku di updated. Love sama kalian semua.

*dapet cium dari Dendy satu - satu.

Jangan lupa vote dan comment ya.
Baca juga ya *before for after bab 2 nya udah publish.

*enjoy

***

Dendy POV

Malu. Itu yang sekarang ku rasakan. Berjalan diantara bumil. Dengan tangan mereka yang memegang tanganku dengan mesra seakan - akan aku memiliki istri dua.

Pandangan mata para pegunjung tertuju padaku. Ada yang memandang mengejek, ada yang memandang jijik, dan ada juga yang memandang ingin tertawa puas.

"Ish... mentang - mentang ganteng, kaya langsung embat cewek. Dua - duanya cantik lagi. Dan astaga dua - duanya hamil. Gila tokcer banget tuh cowok"

"Iya ya. Apa boleh ya gue nikah sama tuh cowok. Lumayan buat memperbaiki keturunan gue entar"

"Dasar gila"

Itu salah satu obrolan yang ku dengar. Sungguh aku ingin sembunyi tapi gimana. Kedua tanganku dipegang erat sama para bumil. Tapi kalau aku sembunyi nanti malam aku bisa - bisa terancam gak dapet jatah. Ah... bisa mati mudah aku.

***

Nisfa POV

Setelah aku meninggalkan Dendy masuk ke dalam kamar Salsa. Aku mendekatinya merencanakan rencana selanjutnya yang tadi sempat terhenti dengan kedatangan Dendy.

"Rencana selanjutnya apaan?" Tanyaku.

"Lho beneran mau jailin suami lho?" Tanya Salsa meyakinkanku.

"Tentu saja. Aku gak terima masa kita dikatain teletubis sama hantu. Mirip aja gak. Malah masih cantikan kita kali" dengusku sambil menjawab pertanyaan Salsa.

"Ya udah aku ada ide gimana kalau besok kita pergi ke mall. Tapi gayanya beda. Seakan - akan Dendy punya istri dua. Kamu setuju gak?" Ide Salsa lumayan juga. Sekali - kali lah aku berbagi suami demi balas dendam.

"Ok Deal" kami pun bertos riang dan tak lupa seringai jail merekah.

Pagi harinya. Ketika aku menyiapkan makanan dengan Salsa. Dendy keluar dari kamar kami dengan tampang kusutnya. Dengan rambut yang sedikit berantakkan. Terlihat sangat sexy. Ah... andai saja aku tidak lagi ingin balas dendam mungkin sekarang aku sudah menyerangnya di ranjang membuat rambutnya lebih berantakan lagi. Astaga Arum.. pikiranmu sungguh sangat mesum.

"Pagi..." sapanya yang tak dihiraukan sama sekali.

Dengan tampang kusutnya ia berjalan menuju ruang makan menempati salah satu kursi. Masakan yang aku dan Salsa buat pun telah jadi. Aku dan Salsa membawa masakan kami ke meja makan.

Karena aku istri yang baik. Aku masih berbaik hati untuk menyiapkan sarapannya. Mengambilkan nasi sesuai porsinya, mengambilkan sayur dan juga lauk pauknya. Lalu menaruhnya di depan Dendy. Setelah itu aku menempati kursiku tepat disebelah kanannya. Sedangkan Salsa disebelah kirinya. Sebelum mengambil makanan aku melihat Salsa yang sedang memberi tanda.

"Ehmm...." dehamku. Membuat Dendy mengalihkan pandangannya dari makanannya.

"Kami memaafkanmu sayang" ucapku dengan lembut. Yang langsung disambut dengan seringai lega dari Dendy.

"Benarkah" tanyanya yang tidak percaya.

"Tentu saja. didalam rumah tangga tidak baik bermusuhan lama - lama"

"Oh makasih sayang, makasih Sal" ucap Dendy memelukku.

Rencana pertama berhasil. Tapi kami memang sudah memaafkannya. Sungguh.

Siang harinya...

Kamu berada diruang tv sedang menonton berita. Aku memandang Salsa meminta izin untuk melakukan rencana kedua. Salsa yang merasa ku tatap dia membalasku dengan tatapan bertanya.

"Ada apa?" Tanyany dengan lirih.

"Aku lanjutin rencana kita ya" jawabku sama lirihnya.

"Kamu yakin"

"Yakin 100%"

"Baiklah"

Setelah mendapat izin aku menoleh melihat Dendy yang masih asik memelukku sambil melihat berita.

"Yang" ucapku sambil menyenggol lengannya.

"Apa sayang?" Tanyanya dengan lembut. Sebenarnya gak tega. Tapi sekali ini saja aku ingin menjailinya. Dulu ketika SMP ia sangat suka menjailiku.

"Ke mall yuk. Mau lihat perlengkapan baby"

"Apa kamu gak capek. Kemarin kita seharian bersih - bersih rumah sayang" tolaknya. Aduh... sepertinya rencana ini gagal deh.

"Ayo lah, please" mohonku.

"Ya sudah baiklah" putusnya mengizinkan. Yes, berhasil.

***

Sesampai di Mall aku dan Salsa mengandeng tangan Dendy. Pada awalnya Dendy terkejut yang tiba - tiba Salsa mengandeng tangannya. Aku pun langsung bertindak.

"Yang aku gak mau Salsa galau lihat kita mesraan. Jadi gak papa ya kalau Salsa juga ikut mesra - mesraan, please" mohonku dengan puppy eyes.

"Baiklah" jawabnya pasrah.

Kami memasuki Mall. Mata para pengunjung tertuju pada kami.

Rencana kedua berhasil.

***

"Yang kita pulang aja yuk" ajaknya. Mungkin ia merasa risih dan malu karena sedari tadi ia dilihatin oleh para pengunjung. Sungguh aku tidak tega. Tapi bagaimana lagi. Sudah kejadian dan hatiku pun sudah puas.

"Ok. Ayo kita pulang" balasku setuju dengan keputusannya.

Kami pun pulang kerumah. Dan keadaan menjadi seperti semua. Rukun. Aku sudah kembali ke kamar kami. Dan menjalani tugas seorang istri. Melayani suaminya. Yang katanya sedari kemarin malam tertekan karena tidak dipuaskan.

=The Struggle of Love (Accidental 1)=

Updated: 16 Juli 2015

Next? Vote dan comment ya.

Aku sangat membutuhkan itu dari kalian.

Makasih.

The Struggle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang