Bab 3 - go away

50.1K 2.4K 14
                                    

(Peringatan : bacanya waktu buka aja ya. Soalnya ada kegiatan 18+ meskipun ga dijelasin sih. Tapi aku takut aja nanti puasa kalian batal. Ini aja aku tulisnya kemarin malam)

Dendy POV

Hatiku sedang berbunga - bunga karena akhirnya pihak Salsa mau membatalkan perjodohan ini. Sekarang waktu-ku hanya membuat Arum luluh dan kembali kepadaku.

Tok... tok... tok...

Pintu rumah Arum terbuka keluarlah sosok perempuan  paru baya.

"Ada apa ya nak Dendy?"

"Apa Arum ada bunda? Tolong, sampaikan saya ingin bertemu"

"Arum tidak ada di rumah"

"Masa sih bun? Bunda please jangan bercanda ini sangat penting"

"Benar nak Dendy sudah seminggu dia tidak pulang. Kami sedang mencarinya tetapi sampai saat ini masih belum ketemu"

"Apakah ini tandanya aku sudah terlambat? Kenapa kamu pergi sayang? Padahal aku ingin melamarmu dan hidup bersama anak - anak kita nanti" batinku sedih.

"Ya sudah tante. Terima kasih"

"Sama - sama nak Dendy"

Hancur sudah semua Kehidupan  yang ku rancang. Dia pergi bersama anak kami. Harapanku pupus. Aku tidak akan pernah bertemu dan melihat anakku. Anak yang pada awalnya ku tolak tetapi sekarang ketika aku akan menerimanya di kehidupanku ia sudah hilang duluan.

Ku langkahkan kaki ku dengan lebar menuju mobil ku. Aku harus menemukannya. Dengan meminta bantuan ayah dan kak Dani.

***

Arum POV

drrtt... drrtt... drrtt...

iPhone ku berdering ku lihat nama yang menelfonku.

Bunda

"Halo, Assalamualaikum bunda"

"Waalaikumsalam sayang. Bagaimana keadaamu dan abangmu disana?"

"Kami baik - baik saja bun. Ada apa ini kok bunda telfon. Padahal baru beberapa hari kami meninggalkan tanah air?"

"Beberapa hari yang lalu Dendy.datang  ke rumah"

Mendengar namanya membuat tubuhku terasa kaku. Mulutku terasa keluh tidak bisa menjawab perkataan bunda.

Selama beberapa hari ini juga aku tidak bisa tidur selalu memikirkannya. Entah mengapa mungkin anaknya ingin bertemu dengan daddy-nya. Sampai - sampai bang Reno juga tidak bisa tidur juga untuk menemaniku sampai aku tertidur.

Bunda yang tidak mendengar jawaban apapun dariku pun melanjutkan perkataannya.

"Dia juga terlihat kusut sekali wajahnya. Sepertinya dia tidak merawat tubuhnya. Bunda juga melihat dia seperti ingin mengatakan sesuatu yang penting denganmu tetapi kamu sudah pergi duluan"

Apakah benar yang dikatakan bunda. Bagaimana mungkin seorang Dendy tidak merawat tubuhnya. Padahal tubuhnya itu adalah alat yang membuat semua kaum hawa bertekut lutut dihadapannya. Bagaimana bisa? Apa ia memikirkan ku? Apakah hal lain yang mengganggunya? Ah.. sudahlah lupakan tidak mungkin Dendy memikirkanku. Kau ini terlalu menghayal tinggi Arum.

"Oh. Ya sudah Arum istirahat dulu ya bun. Nanti Arum telfon lagi"

"Iya sayang jaga kandunganmu jangan sampai lelah kalau menginginkan sesuatu minta saja sama abangmu"

"Iya bun. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

***

The Struggle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang