Daniel melirik Jonggun agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke areal hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tidak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegangkan seperti menahan amarah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya?Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan mungkin dia sangat terluka. Dia ketakutan kalau Jonggun akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar, dia tidak pernah menyentuh lelaki sebelumnya kecuali ciuman dan pelukan dari Jihoon ( Jihoon maennya kurang jauh🫠) yang tidak pernah melebihi batas.
Apakah dia harus memberitahu Jonggun kalau dia masih perawan? Lelaki itu dari awal sudah beranggapan dia murahan, bagaimana jika...
Daniel terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata Jonggun sudah keluar dari mobil dan membuka pintu penumpang,
Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Daniel yang pucat pasi,
"Ayo", gumamnya kaku, dan meraih tangan Daniel untuk membantu keluar dari mobil.
Setelah Jonggun menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobi hotel yang sangat mewah.
Resepsionis hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih Jonggun,
Apalagi di dalam liftpun mereka lewati dengan kenyamanan.
Kamarnya begitu luas dan sangat mewah sehingga Daniel berbaring sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya.
Jonggun hanya berdiri di sana menatap,
"Kau pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar", lalu lelaki itu melirik Daniel dengan sinis, "sementara itu, kupersilahkan kau mandi duluan, badanmu basah, kau bisa mandi dengan air hangat."
"Ta...tapi, aku tidak membawa baju..."
Jonggun sengaja menatap Daniel dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Daniel merah padam.
"Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk laundry, sementara itu....",
Jonggun sengaja menggantung kalimatnya dengan penuh arti, "Malam ini kau tak perlu repot-repot memikirkan baju, toh kau tak sempat memakainya",
Kalau wajah Daniel bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Jonggun.
Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Daniel setengah berlari menuju kamar mandi.
Di dalam kamar mandi Daniel merasa sedikit aman, menyandarkannya ke belakang ke pintu dan mencoba menarik napas dengan normal. Dia takut pada Jonggun, lelaki itu seperti seekor singa yang menemukan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum berkomunikasi.
Daniel melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas,
Setelah selesai mencuci rambutnya, Daniel menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat.
Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Jihoon, air matanya menetes, mengalir bersama siraman shower,
"Maafkan aku Jihoon, setelah ini mungkin aku akan menjadi lelaki kotor dan tak pantas untukmu, tapi hatiku tetap milikmu."
***
Ketika selesai membasuh muka dan menggosok gigi, Daniel memandang bayangan dirinya dicermin, keadaannya sudah lebih baik pipinya sudah tidak pucat lagi, sudah ada rona merah disana setelah mandi air hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO Are Obsessed With Me [END]
FantasySinopsis: DANIEL PARK [25tahun] lelaki bertubuh mungil, polos dan jujur namun berpegang erat pada moralitas yang tinggi terpaksa mengorbankan harga dirinya dengan menjual dirinya seharga tiga ratus juta won pada atasannya demi Jihoon, kekasihnya yan...