BAGIAN 9

71 6 0
                                    

   Daniel hampir saja terlambat bekerja, dia menarik napas panjang melihat jam absennya…hanya kurang satu menit.

Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja. Daniel pun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer, pikirannya mengingat kejadian semalam dan dia berkerut, Dia merasa murahan sekali, menjual dirinya kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya. Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah jelmaan Eros penakluk dengan segala pengalaman dan keahliannya, sementara Daniel baru pertama kali bercinta.

“Iya, aku juga tidak menyangka.” Suara berbisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Daniel,

“Rasanya seperti bukan Mr. Jonggun.”

Mendengar nama lelaki itu disebut mau tak mau Daniel menajamkan pendengaran, mendengarkan.

“Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan  dengan Mr. Jonggun, kami hanya menunduk karena biasanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya, mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh.”

Wanita itu menghela nafas takjub, “Tapi tadi,,,, Astaga! Mr. Jonggun bahkan berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua….” Suaranya terpekik hampir histeris,

“Dan senyumnya yang sangat jarang itu,,,bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga, ada yang mencoba menjawab tapi yang keluar hanya suara tercelik.” Lanjutnya menggebu-gebu.

"Mr. Jonggun sama sekali tidak merasa terganggu dengan sikap konyol kami. Dia malah tertawa geli dan membayangkan tangan ramah sebelum pergi……benar-benar anugerah tak terlupakan! Menurutmu….”

Daniel beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan pemujaan terhadap laki-laki itu.

Tapi tetap saja dia ikut bertanya, Daniel terpekur di depan pintu kamar mandi. Dia berpikir mengenai perubahan sikap Jonggun di kantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara, banyak wanita di sini yang takut sekaligus memujanya karena sikapnya itu….tapi kenapa dia berubah ramah?

“Memikirkanku?”

Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Daniel menghela nafasnya secara tiba-tiba dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri di belakangnya.

Mata langsung bertatapan dengan mata hitamnya yang tajam, obyek pikiran.

"Dan kenapa bos ada di sini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3 padahal dia punya kamar mandi sendiri di ruangannya?" Tanpa sadar Daniel mengucapkan pertanyaannya dengan keras-keras,

Jonggun tertawa, “Saya sedang berdiskusi dengan kepala personalia di lantai yang sama, tiba-tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?” Suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam. Dan Daniel mengenalinya, memunculkannya lagi….

" Berengsek ! Aku sudah sangat merindukanmu!”

Dengan cepat Jonggun meraih Daniel,lalu menciumnya, dengan gairah menggebu-gebu seolah-olah sudah lama tidak berciuman, padahal baru tadi pagi mereka…..

Suara percakapan yang sayup-sayup mendekat membuat Daniel terperanjat,dengan kecepatan kilat didorongnya Jonggun dan dia setengah berlari masuk ke toilet.

Mendengarnya suara Jonggun dengan ramah membalas sapaan orang-orang yang baru datang ke toilet, Suaranya terdengar biasa saja bahkan sedikit kegembiraan kecil terselip di sana. Apakah lelaki itu geli atas sikapnya?

Sialan dia! Tak sadarkah dia kalau menyergapnya seperti itu di toilet kantor benar-benar tindakan nekat? Jantungnya masih berdentam-dentam dengan kuatnya seakan ingin meloncat dari tempatnya….

My CEO Are Obsessed With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang