BAGIAN 6

100 5 2
                                    

    Daniel merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan mengerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya. Oh…memang pegal sekali rasanya, pelan pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan,

“Selamat pagi.”

Sapaan itu begitu mengejutkan, menembus kesadarannya yang masih berkabut, hingga badan Daniel terlonjak duduk,lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah Daniel menyadari kalau dia telanjang.

Dengan gugup ditariknya selimut menutup dadanya. Matanya langsung bertatapan dengan Jonggun yang duduk disofa,tepat dihadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan Daniel.

Sekali lagi Daniel benar-benar malu, Jonggun sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya, penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan Daniel….Astaga, jam berapakah ini?

“Ini masih pagi sekali, masih gelap, tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tidak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bercinta lagi denganmu”,

Suara lelaki itu datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tak dipedulikannya wajah Daniel yang memerah.

“Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati virginitasmu yang baru hilang”,

Tatapan Jonggun berubah tajam, seperti yang selalu dilakukannya di saat pertemuan di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengekeret ketakutan.

“Kenapa kau yang masih perawan itu bisa dengan mudahnya menjual diriku padaku? Apa tujuanmu sebenarnya.”

Tanya Jonggun tanpa rasa malu.

Daniel duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Daniel melontarkan pertanyaan paling sulit untuk dijawab, apakah laki-laki itu sengaja?

Tentu saja Jonggun sengaja! Seru Daniel dalam hati, lelaki sepertinya dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.

Sekarang dia harus menjawab apa? Daniel benar-benar kebingungan. Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankah Jonggun percaya? Lagipula dia tidak ingin melibatkan Jihoon disini, jangan sampai Jonggun tahu tentang Jihoon, dia harus melindungi Jihoon dari lelaki kejam seperti Jonggun, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Jonggun kepada Jihoon hanya untuk menghancurkannya nanti?

Dengan tegar Daniel menegakkan dagunya,

“Saya rasa alasan saya melakukan ini bukan urusan Anda, yang penting saya tidak akan merugikan diri Anda.”

Rahang Jonggun mengerang mendengar jawaban Daniel tadi. Sejenak tadi dia merasa Daniel patut diberi kesempatan, mungkin saja Daniel melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa,Tetapi ternyata dia salah, bodohnya dia, pelacur dimanapun sama saja.

Daniel mungkin hanya menunggu kesempatan untuk menjual keperawanannya dengan harga mahal, bukan bermaksud menjaganya. Bodohnya dia sempat berpikir untuk mempercayai lelaki itu.

“Oke, bisnis adalah bisnis , aku tidak akan bertanya lagi tentang tujuanmu, asal jangan sampai kau merugikanku…”, mata Jonggun menjadi kejam,

“Kalau kau berani berani melakukannya, aku akan berpura-pura menderita.”

Daniel tanpa sadar beringsut menjauh, ketakutan dengan nada suara dan menghilangnya Jonggun yang kejam.

Tiba-tiba saja laki-laki itu berdiri dari duduknya setelah membanting gelas kopinya di meja,

Daniel menatap lelaki itu dengan cemas, apa yang salah dari ucapannya? Kenapa lelaki itu tampak begitu marah padanya?

Jonggun menatap jam tangannya,

My CEO Are Obsessed With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang