BAGIAN 2

116 10 0
                                    

   Pagi itu hujan deras sekali, Daniel menunggu di halte bus dengan panik, hujan deras akan menyebabkan macet parah, dan sampai sekarang bis yang dia tunggu tak kunjung kelihatan.

Sementara itu hujan turun makin deras hingga pemandangan di depannya makin kabur ,orang orang mulai menyingkir karena halte itu tak dapat lagi melindungi mereka dari terpaan hujan, dan Daniel masih berdiri sambil mencengkeram payungnya erat-erat, menahan tiupan angin yang makin kencang.

Matanya bergantian melirik jam tangannya dan ujung jalan dengan harap-harap cemas, dia pasti akan terlambat hari ini,  Pak lee Zin, manajer lapangannya yang galak itu pasti akan marah besar karena pagi ini dia dijadwalkan meeting pagi dengannya, lelaki itu sangat tepat waktu dan dia tidak suka menunggu.

Tiba-tiba sebuah mercedes hitam legam yang sangat mewah meluncur mulus dan berhenti tepat didepan Daniel. Mulanya Daniel tidak menyadari kalau mobil itu berhenti untuknya karena perhatiannya terlalu terfokus pada ujung jalan, tetapi ketika pintu mobil itu mendadak terbuka, Daniel hampir terlonjak karena kaget.

“Masuklah“,

Mulanya Daniel ingin mendamprat siapapun pengemudi mobil itu yang dengan seenaknya mengira Daniel adalah lelaki gampangan yang mudah dibawa, tetapi ketika Daniel merasa mengenali suara lelaki itu, dengan ragu ditundukkannya kepalanya untuk memastikan bahwa pegemudi itu sesuai dengan dugaannya.

Mata hitam yang tajam itu membalas tatapannya, yah kalo tidak bisa dibilang sedang sial, setidaknya dugaannya tidak salah.

“Ayo masuk, kau akan basah kuyup jika berdiri terus disitu, kita kan searah”, Gun agak berteriak mengalahkan derasnya suara hujan dan petir yang bersahut-sahutan.

Daniel masih berdiri ragu-ragu, perjalanan ke kantor kan jauh dan lama, Daniel merasa enggan dan tak tahu apa yang akan dibicarakan dengan lelaki itu sepanjang jalan, lagipula… Daniel melirik dengan cemas ke arah payungnya, payungnya basah kuyup dan menetes-netes dan interior mobil itu sepertinya sangat bagus, jika kena air…..

"Masuk Daniel! Aku tak peduli dengan payung basah itu! Kau akan membuat kita berdua terlambat!, masuk, atau aku sendiri yang akan menyeretmu…”,

Suara geram jonggun lah yang menyadarkan Daniel dari keraguannya, dengan cepat dia memasuki pintu yang terbuka dan duduk di sebelah jonggun.

Satu detik setelah pintu tertutup, Gun langsung menginjak gas menjalankan mobilnya, seolah takut Daniel berubah pikiran.

jonggun melirik sedikit pada Daniel yang memandang cemas pada payung yang meneteskan air di tangannya.

“Taruh saja di tempat dibelakang, pengurus mobilku akan membersihkannya, dan pasang sabuk pengamanmu”,

Secara otomatis Daniel menoleh kebelakang dan menemukan wadah plastik silinder ditengah jok belakang, mungkin tempat koran atau semacamnya, tapi wadah itu kosong dan Daniel meletakkan payung itu disana, lebih baik daripada payungnya meneteskan air membasahi kursi kulit yang mewah atau karpet tebal mobil ini.

Setelah memasang sabuk pengamannya, Daniel menyadari bahwa sudut mata Jonggun melirik ke arahnya.

“Terimakasih”, gumamnya demi menjaga kesopanan.

Jonggun tersenyum miring.

“Pasti kau bingung apakah ini kesialan atau keberuntungan karena akulah yang memberimu tumpangan”, gumamnya tenang.

Daniel membuka mulut hendak membantah, tetapi akhirnya mulutnya menutup lagi. Tidak disadarinya Napas Jonggun yang mendadak lebih cepat ketika memperhatikan gerakan mulutnya.

“Rumahmu di daerah sini ya?”

Suara jonggun entah kenapa berubah jadi serak hingga Daniel otomatis menoleh ke arahnya, tetapi lelaki itu tidak sedang menatapnya melainkan memandang lurus ke depan.

My CEO Are Obsessed With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang