BAGIAN 17

62 6 0
                                    

“Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur.”

Kata-kata Jonggun yang diucapkan dengan nada dingin dan ketenangan menakutkan itu seolah-olah bergaung di ruangan yang hening itu.

Lelaki itu sudah melepaskan bajunya, dan membuka ikat pinggangnya lalu meletakkannya di ujung kasur. Matanya begitu dingin, ekspresi wajahnya tenang, terlalu tenang, hingga membuat Daniel gemetar cemas.

“Kau…Harus…Mendengarkan.” Daniel masih mencoba, meskipun melihat ekspresi wajah Jonggun, ia tahu ia tidak akan berhasil.

jonggun terlalu marah, dia terlalu dibutakan oleh kemurkaannya.

“Lepaskan kemejamu Daniel.” gumam Jonggun datar.

“Gun…” wajah Daniel langsung pucat pasi mendengar perintah yang diucapkan tanpa ekspresi.

“Lepaskan.”

Nada suara Jonggon begitu menakutkan. Mungkin Daniel akan lebih berani menghadapi jika Jonggun berteriak-teriak marah dan membentaknya. Tetapi lelaki ini begitu tenang hingga menakutkan.

Dengan gemetar Daniel melepas kancing demi kancing kemejanya. Menatap Jonggun dengan wajah memohon, tetapi lelaki itu tidak mempengaruhi.

Setelah seluruh kancing baju Daniel terlepas, dia berdiri sambil memegangi kemejanya yang terbuka dengan kedua tangan erat-erat, berlutut di ranjang itu, memohon belas kasihan kepada lelaki yang berdiri di tepi ranjang dan tampak kejam.

“Aku bilang lepas bajumu, Daniel,” suara Jonggun tetap lembut dan terkendali, tapi entah kenapa Daniel makin gemetar mendengarnya, dengan sudah lelah dia melepaskan kemejanya dan menjatuhkannya ke kasur, menatap Jonggun tanpa daya.

“Sekarang celananya.” sambung Jonggun setelah mengamati tubuh Daniel, membuat seluruh wajah dan tubuh Daniel merah padam.

“Tidak…!” Daniel membantah, dia tidak mau dipaksa membuka baju dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak menghargainya.

“Aku bilang celananya!” suara Jonggun sedikit naik, tapi tetap tenang. Mata menatap tajam tak terbantahkan, hingga mau tak mau Daniel bergerak melepaskan celananya, air mata mulai mengalir di mata Daniel.

Sudah cukup lama, Jonggun terdiam sambil menatap Daniel tajam. Dan Daniel tergeletak di kasur itu dengan tubuh gemetaran, berusaha memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang kecil.

“Lepaskan pakaianmu.”

“Tidak!!” dengan was-was Daniel mengeluh, tanpa sadar tubuhnya beringsut ke ujung kematian, ketakutan.

Sikapnya itu malah menyalakan api kemarahan di wajah Jonggun, lelaki itu sudah tidak tenang tadi.

“Kenapa tidak Daniel? Pelacur cilikku ? sudah tak terhitung berapa kali aku melihatmu telanjang, dan kau melakukan semuanya dengan sukarela kan? Demi uang tiga ratus juta won…“, Suara Jonggun terdengar jelek, dia melangkah maju mendekati kasur dan secara otomatis Daniel langsung beringsut mundur menjauh.

“Aku membeli tubuhmu seharga tiga ratus juta won, seharusnya tubuhmu itu bisa kupergunakan semauku, tetapi aku terlalu baik padamu, memberimu kemewahan, tidak menyentuhmu di saat kamu sakit, merawatmu…itu semua terlalu baik untukmu,” Mata Jonggun tampak menyala,

“Dan kau dasar pelacur cilik tak bermoral! bukannya mensyukuri kebaikan hatiku, kau malah merayu sahabatku…!!!”

“Kau salah paham Gun.” Daniel mulai menangis terisak.

Tetapi Jonggun tetap mengeraskan hatinya.

“Aku tidak mungkin salah paham dengan apa yang kulihat dengan mata kepalaku sendiri.”

My CEO Are Obsessed With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang