BAGIAN 18

74 6 0
                                    

    Pagi itu Jonggun duduk di kantornya dengan muram. Hari masih pagi, para karyawan belum datang ke kantor, tapi ia sudah ada di situ. Dia tak tahan berada di kamar apartement itu sendirian.

Tanpa Daniel.

Dia terbangun pagi-pagi sekali, karena terbiasa mencari Daniel untuk dipeluk, tetapi yang ditemukannya hanya bantal kosong. Dengan marah Jonggun langsung bangun dan murka.

Berani-beraninya pelacur itu meninggalkannya?

Tetapi kemudian, kertas yang diletakkan di bantal Daniel itu agak meredakan kemarahannya. Sebuah pesan singkat sederhana yang ditulis dengan huruf yang sangat rapi.

Daniel bilang “Sampai jumpa di kantor besok pagi” jadi jonggun menahan diri dari kemarahannya dan memutuskan bersiap-siap dan berangkat ke kantor saat itu juga.

Sekarang dia duduk sendirian di ruangannya, memikirkan perbuatannya semalam dan mulai merasa cemas. Ia terlalu kasar. Ia tahu itu. Ia terlalu kuat dan Daniel terlalu rapuh untuk menahan kemarahannya.

Tapi tidak tahukah Daniel kalau pemandangan Daniel yang sedang dipeluk dan dicium oleh Junggo itu benar-benar membuatnya marah? Seharusnya hanya dia yang boleh memeluk Daniel ! Seharusnya hanya dia yang boleh mencium Daniel!

Saat itulah pintu diketuk dengan pelan. jonggun terdiam penuh antisipasi, dia sudah menunggu. Siapa lagi yang datang sepagi ini kalau bukan Serena?

“Masuk.”

Pintu itu terbuka pelan, dan Daniel muncul disana. Hati Jonggun langsung bagaikan dihantam oleh palu ketika melihat keadaan Daniel.

lelaki itu masih memakai pakaiannya yang semalam meskipun kelihatan segar setelah mandi. Tapi wajahnya kelihatan pucat dan rapuh. Dan bibirnya sedikit lebam akibat ciuman-ciuman kasarnya kemarin.

“Kenapa kau pucat sekali sayang?”

Jonggun berdehem, menahan perasaannya.

Detik itu juga Jonggun memutuskan dia akan memaafkan Daniel. Dia tidak bisa menyalahkan Daniel karena merayu Junggo, tidak ada yang bisa melarangnya kan? Tidak ada tertulis dalam perjanjian mereka bahwa Daniel tidak boleh menjalin hubungan dengan lelaki lain, disitu hanya tertulis bahwa Jonggun berhak memiliki Daniel sesuka hatinya.

Oleh karena itu dia akan segera memastikan adanya klausul tambahan dalam perjanjian itu, bahwa Daniel tidak boleh disentuh lelaki lain, bahwa tubuh Daniel adalah hak eksklusifnya, miliknya.

Untuk sekarang, Jonggun yakin Daniel akan memohon maaf padanya, dan itu bukan masalah, Jonggun siap memaafkan Daniel atas pengkhianatannya semalam. Dia siap menerima Daniel lagi. Dia belum mau melepaskan Daniel.

“Duduk.” perintahnya, berusaha sedatar mungkin.

Dengan patuh Daniel duduk, tapi lelaki itu tidak berkata apa-apa, hanya meremas tangannya dengan gelisah.

“Sebenarnya kau ingin bicara apa hingga harus menunggu sampai di kantor?”

Dimana kau tidur semalam? apakah kau baik-baik saja ? apakah aku menyakitimu?” (pake nanya😮‍💨) pertanyaan-pertanyaan itu yang bermunculan di benak Jonggun, tetapi lelaki itu menahankannya.

Daniel mendongakkan kepalanya, matanya tampak penuh tekad ketika menatap Jonggun. Takut, tapi penuh tekad.

“Aku…ingin melunasi semua hutangku dan mengakhiri perjanjian kontrak kita.”

Jonggun tertegun.

Rasanya seperti seluruh aliran darahnya dihentikan seketika. Ini adalah jawaban yang sama sekali tidak disangkanya. Jonggun begitu terkejut hingga membatu seperti patung.

My CEO Are Obsessed With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang