21

19 1 0
                                    

Waktu berjalan tanpa menoleh, 
meninggalkan kita yang sibuk menghitung hari. 
Detik-detiknya berlari 
di atas langkah yang terlalu pelan 
untuk mengerti apa itu akhir.

Kita mengejar bayang-bayang, 
berharap bisa memeluk yang sudah lewat. 
Namun, waktu bukan untuk dikejar— 
ia seperti air yang mengalir 
melewati sela-sela jemari, 
tak pernah benar-benar tertahan.

Di jendela pagi, 
aku melihat cermin yang tak lagi muda, 
tetapi senyummu masih seperti dulu, 
abadi dalam ingatan yang tak terhapus.

Dan meski waktu terus menjauh, 
aku tahu, 
ada yang tak pernah berubah. 
Kita,
selalu tahu ke mana pulang, 
meski musim berganti, 
dan hujan tak lagi sama.

PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang