5

37 2 1
                                    

Aku menunggumu, 
di batas senja yang hampir pudar, 
seperti bayang yang tak pernah tiba 
meski waktu terus berlarian 
mengusir segala yang tinggal.

Aku menyebut namamu dalam sunyi, 
tanpa suara, tanpa gema. 
Hanya angin yang paham, 
bahwa ada cinta yang terperangkap 
di antara sela-sela detik 
yang kita biarkan berlalu.

Malam datang, 
dan aku tetap di sini, 
menggenggam bayangmu 
yang tak pernah nyata, 
seperti meraba udara 
tanpa pernah bisa merasakannya.

Adakah kau mendengar rinduku 
yang hanya bisa berbisik pada angin? 
Aku kirimkan padamu, 
meski kutahu, 
ia akan hilang sebelum sempat kau rasakan.


#ArhamEzra

PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang